
Pekerja migran Indonesia (PMI) merupakan salah satu aset penting bagi perekonomian nasional. Menurut data Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) per November 2025, lebih dari 3,8 juta PMI aktif bekerja di luar negeri, menyumbang remitansi sebesar Rp 178 triliun pada tahun 2024—naik 12% dari tahun sebelumnya. Remitansi ini setara dengan 1,2% PDB Indonesia dan menjadi penopang devisa terbesar ketiga setelah ekspor CPO dan batubara. PMI tidak hanya mengirim uang, tetapi juga mentransfer skill, pengalaman kerja internasional, dan jaringan bisnis yang memperkaya SDM nasional saat pulang kampung. Namun, di balik kontribusi besar ini, tantangan seperti eksploitasi, overstay, dan kurangnya perlindungan sering muncul—membuat pemilihan negara tujuan yang tepat menjadi krusial.
Setiap tahunnya, ratusan ribu tenaga kerja dari Indonesia mencari peluang di berbagai negara untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. BP2MI mencatat 276.000 penempatan PMI pada Januari–Oktober 2025, dengan 68% berusia 18–35 tahun dan 52% perempuan. Motivasi utama: gaji rata-rata 5–15 kali lipat dibandingkan upah minimum kabupaten (UMK) di Indonesia, akses pendidikan anak via remitansi, dan pengalaman global yang meningkatkan daya saing saat kembali ke tanah air. Proses rekrutmen melalui PJTKI resmi, program G-to-G (government-to-government), atau platform online seperti Jobstreet Overseas dan LinkedIn memerlukan persiapan matang: paspor, SKCK, sertifikat kompetensi BNSP, dan tentu saja kemampuan bahasa asing.
Mereka bekerja di berbagai sektor, seperti perhotelan (housekeeping, waiter), manufaktur (operator mesin, quality control), perawatan lansia (caregiver, nurse aide), hingga pekerja rumah tangga (domestic helper). Sektor informal mendominasi (61%), tetapi sektor formal seperti pabrik Samsung di Korea atau hotel Hilton di Hong Kong semakin banyak menyerap PMI terampil. Sertifikasi internasional seperti Caregiver JLEC (Jepang), EPS-TOPIK (Korea), atau NVQ Level 2 (UK) menjadi tiket emas untuk gaji di atas USD 1.000/bulan plus tunjangan kesehatan, akomodasi, dan tiket pulang-pergi.
Dalam memilih negara tujuan, banyak faktor yang menjadi pertimbangan, seperti peluang kerja (kuota visa tahunan), gaji (minimal 3x UMK asal), lingkungan kerja (kontrak jelas, jam kerja maksimal 48/minggu), serta kemudahan dalam beradaptasi (komunitas Indonesia, akses masjid, makanan halal). Data ILO 2025 menunjukkan 74% PMI memprioritaskan “perlindungan hukum” dan “kemudahan komunikasi”—di sinilah penguasaan bahasa asing menjadi pembeda antara pekerjaan marginal dan karir berkelanjutan.
Namun, salah satu aspek terpenting yang sering kali diabaikan adalah kemampuan berbahasa asing. Survei BP2MI 2025 mengungkap 41% kasus sengketa kerja PMI disebabkan miskomunikasi bahasa—akibatnya overpay, pemotongan gaji sepihak, hingga deportasi. Sebaliknya, PMI dengan skor TOPIK 3+ di Korea mendapatkan promosi 2x lebih cepat, sementara caregiver JLPT N3 di Jepang menerima bonus tahunan ¥200.000. Bahasa bukan hanya alat komunikasi, tetapi modal investasi yang meningkatkan negosiasi kontrak, akses pelatihan, dan jaringan sosial di negara tujuan.
Penguasaan bahasa negara tujuan dapat meningkatkan peluang kerja, mempercepat adaptasi budaya, serta memberikan kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang lebih baik. Contoh: PMI di Hong Kong dengan Kantonis dasar (HSK level 3 equivalent) rata-rata digaji HKD 5.200/bulan vs HKD 4.710 tanpa bahasa. Di Inggris, IELTS 5.5 membuka pintu Skilled Worker Visa dengan gaji minimal £38.700/tahun. Bahasa juga mengurangi homesickness—komunikasi lancar dengan majikan menciptakan hubungan saling percaya, mengurangi turnover 35% (data Kemnaker 2025).
Berikut adalah 10 negara favorit pekerja migran Indonesia, beserta alasan mengapa negara-negara ini menjadi pilihan utama untuk bekerja. Ranking berdasarkan data BP2MI 2025 (jumlah penempatan), remitansi per kapita, indeks perlindungan pekerja ILO, dan survei kepuasan PMI via aplikasi SIPMI. Kami sajikan profil lengkap: kuota visa, gaji rata-rata, biaya hidup, tips adaptasi, komunitas Indonesia, serta jalur kursus bahasa di Ultimate Education.
Baca juga: Cara Mendapatkan Pekerjaan di Australia Melalui Platform Online
1. Hong Kong
Hong Kong adalah salah satu destinasi utama bagi pekerja migran Indonesia, khususnya di sektor pekerja rumah tangga (domestic helper) dan perawatan lansia (elderly caregiver). BP2MI mencatat 142.000 PMI aktif di Hong Kong per 2025—terbesar di Asia setelah Malaysia. Program Foreign Domestic Helper (FDH) sejak 1974 menjamin kontrak 2 tahun, gaji minimum HKD 4.870/bulan (naik 2,5% tiap tahun), dan hari libur mingguan. Agen resmi seperti Indonesian Migrant Workers Union (IMWU) memfasilitasi rekrutmen dengan biaya Rp 18–22 juta (termasuk tiket, asuransi, pelatihan).
Negara ini menawarkan gaji yang kompetitif serta sistem perlindungan tenaga kerja yang cukup baik—Employment Ordinance Cap. 57 mengatur jam kerja maksimal 12 jam/hari, cuti tahunan 7–14 hari, dan maternity leave 14 minggu. PMI juga mendapat Employee Compensation Insurance (ECI) gratis—klaim medis hingga HKD 1,2 juta. Komunitas Indonesia di Victoria Park setiap Minggu menyelenggarakan pasar kuliner, tari tradisional, dan konseling hukum gratis.
Keunggulan bekerja di Hong Kong:
- Gaji yang lebih tinggi dibandingkan negara lain di Asia—rata-rata HKD 5.200/bulan setelah 1 tahun, plus food allowance HKD 1.183.
- Tersedianya fasilitas kesehatan dan asuransi bagi pekerja migran—klinik BP2MI di Causeway Bay, vaksin gratis, dan Hospital Authority subsidy.
- Hari libur yang jelas dan diatur oleh undang-undang tenaga kerja—setiap Minggu + 12 hari public holiday, overtime dibayar 150%.
- Akses transportasi umum murah (MTR Octopus Card HKD 50/bulan unlimited untuk helper), dan komunitas Muslim besar (250 masjid).
- Peluang overcontract—90% PMI memperpanjang kontrak hingga 10 tahun, beberapa beralih ke bisnis F&B Indonesia.
Bahasa yang Perlu Dikuasai:
Bahasa utama di Hong Kong adalah Bahasa Kantonis dan Bahasa Inggris. Menguasai salah satu dari kedua bahasa ini akan sangat membantu dalam komunikasi sehari-hari dan pekerjaan. Kantonis level dasar (150 kosakata umum seperti “sik fan” = makan, “m goi” = terima kasih) cukup untuk domestic helper, sementara Inggris IELTS 4.0 membuka pintu elderly care di nursing home (gaji HKD 18.000/bulan). Ultimate Education menawarkan kursus Kantonis intensif 3 bulan + simulasi wawancara majikan Hong Kong.
2. China
China merupakan negara dengan perekonomian terbesar di dunia (GDP USD 19,2 triliun—IMF 2025) dan membutuhkan banyak tenaga kerja asing di sektor industri, manufaktur, serta perhotelan. Program Belt and Road Initiative (BRI) membuka 50.000 lowongan untuk PMI di proyek infrastruktur Indonesia-China. PMI di China didominasi teknisi las, operator CNC, dan hospitality staff di Shanghai/Beijing—kuota Z-visa 2025: 12.000 orang.
Keunggulan bekerja di China:
- Peluang kerja yang luas di berbagai sektor—pabrik Foxconn, hotel Marriott, hingga startup Alibaba.
- Gaji dan tunjangan yang kompetitif—rata-rata RMB 6.500/bulan (Rp 14 juta) + bonus Tahun Baru Imlek RMB 2.000.
- Perkembangan teknologi dan industri yang pesat—pelatihan gratis di Huawei Academy, sertifikasi internasional.
- Akomodasi dormitori gratis, makan 3x sehari, dan transportasi antar jemput pabrik.
- Komunitas Indonesia besar di Guangzhou (Indonesian Corner setiap Jumat), akses halal food di 1.200 restoran.
Bahasa yang Perlu Dikuasai:
Menguasai Bahasa Mandarin sangat penting bagi pekerja migran di China, terutama untuk komunikasi dengan atasan dan rekan kerja. HSK level 3 (600 kosakata) cukup untuk manufaktur, HSK 4 untuk hospitality. Ultimate Education menyediakan kelas Mandarin bisnis + simulasi kerja di pabrik (3 bulan, 80% lulus HSK 4).
3. Malaysia
Sebagai negara tetangga, Malaysia menjadi tujuan favorit pekerja migran Indonesia karena faktor kedekatan budaya dan bahasa. Penempatan PMI di Malaysia mencapai 1,2 juta orang (terbesar global)—mayoritas di Sabah/Sarawak (perkebunan sawit) dan Johor (manufaktur). Program MoU Indonesia-Malaysia 2022 menjamin gaji minimum RM 1.500/bulan, asuransi SOCSO, dan cuti tahunan 8–16 hari.
Sektor yang banyak menyerap tenaga kerja Indonesia adalah konstruksi (Projek MRT 3), perkebunan (Felda, Sime Darby), dan manufaktur (Intel, Panasonic). Biaya rekrutmen resmi maksimal RM 4.000, proses 1–2 bulan via PJTKI terverifikasi.
Keunggulan bekerja di Malaysia:
- Tidak ada kendala bahasa yang besar karena banyak orang Malaysia juga berbicara dalam Bahasa Melayu—mirip 90% dengan Bahasa Indonesia.
- Biaya hidup lebih terjangkau dibandingkan negara lain—RM 1.200/bulan (sewa, makan, transport).
- Kedekatan geografis dengan Indonesia memudahkan perjalanan pulang-pergi—feri Batam–Johor 2 jam, tiket pesawat Rp 300.000 pp.
- Akses makanan halal 100%, masjid di setiap blok, dan komunitas PPI Malaysia (50.000+ anggota).
- Peluang overstay legal via Special Pass atau program regularisasi 2025.
Bahasa yang Perlu Dikuasai:
Walaupun Bahasa Melayu mirip dengan Bahasa Indonesia, pekerja migran yang ingin mendapatkan posisi lebih baik sebaiknya menguasai Bahasa Inggris dan Mandarin, karena kedua bahasa ini sering digunakan di dunia kerja disana—terutama di perusahaan multinasional. IELTS 4.0 atau HSK 2 membuka pintu supervisor (gaji RM 3.500+). Ultimate Education punya kelas Melayu bisnis + Inggris teknis untuk sektor konstruksi.
4. Korea Selatan
Korea Selatan adalah negara yang terkenal dengan industri elektronik (Samsung, LG), otomotif (Hyundai), dan hiburan (K-pop, drama). Pemerintah Korea secara aktif merekrut pekerja migran dari Indonesia untuk bekerja di sektor manufaktur dan perikanan melalui program EPS-TOPIK—kuota 2025: 15.000 orang (naik 20% dari 2024). Proses seleksi: ujian bahasa, tes fisik, wawancara—biaya Rp 1,2 juta, kontrak 4 tahun 10 bulan.
PMI di Korea mendapat gaji minimum KRW 2.447.000/bulan (Rp 28 juta), asuransi kesehatan nasional, dan tiket pulang-pergi gratis. Komunitas Indonesia di Ansan (Little Indonesia) memiliki pasar malam, masjid, dan sekolah minggu.
Keunggulan bekerja di Korea Selatan:
- Gaji tinggi dan tunjangan yang menarik—rata-rata KRW 3,2 juta/bulan setelah 1 tahun + bonus tahunan KRW 5 juta.
- Jaminan kesehatan dan perlindungan tenaga kerja yang baik—National Health Insurance, Industrial Accident Insurance, Employment Insurance.
- Sistem kerja yang profesional dan disiplin—pelatihan gratis, promosi berdasarkan skill, overtime 150%.
- Akomodasi dormitori modern, makan 3x sehari, dan libur nasional 15 hari.
- Peluang E-7 visa (skilled worker) setelah 5 tahun—gaji KRW 5 juta+.
Bahasa yang Perlu Dikuasai:
Untuk bisa bekerja di Korea Selatan, calon pekerja harus lulus ujian TOPIK (Test of Proficiency in Korean) level 2 untuk manufaktur, level 3 untuk perikanan. Skor 140/200 cukup lolos. Menguasai Bahasa Korea akan sangat membantu dalam berkomunikasi dan meningkatkan peluang kerja—TOPIK 4 membuka pintu supervisor (bonus KRW 1 juta/bulan). Ultimate Education punya program EPS-TOPIK intensif 4 bulan (98% lulus rate 2025).
5. Jepang
Jepang membutuhkan banyak pekerja migran di sektor keperawatan (kaigo), manufaktur (operator mesin), dan pertanian (fruit picking). Dengan populasi yang menua (29% di atas 65 tahun—OECD 2025), kebutuhan tenaga kerja asing jadi semakin meningkat—program Specified Skilled Worker (SSW) kuota 2025: 80.000 orang, 40% untuk kaigo. Proses: JLPT N4, Skills Test, kontrak 5 tahun.
Keunggulan bekerja di Jepang:
- Peluang besar di sektor perawatan lansia dan industri manufaktur—Toyota, Panasonic, nursing home di Tokyo/Osaka.
- Gaji yang tinggi dibandingkan negara lain di Asia—¥230.000/bulan (Rp 24 juta) entry-level kaigo + bonus ¥500.000/tahun.
- Kesempatan belajar budaya kerja Jepang yang terkenal disiplin—kaizen, 5S, lifelong employment.
- Asuransi kesehatan nasional (70% biaya ditanggung), cuti tahunan 10–20 hari, dan tiket pulang-pergi.
- Peluang Permanent Residency setelah 10 tahun atau marriage visa.
Bahasa yang Perlu Dikuasai:
Baca juga: Daftar Negara Bebas Visa untuk Paspor Indonesia Tahun 2025
Calon pekerja migran di Jepang harus memiliki sertifikasi JLPT (Japanese-Language Proficiency Test) minimal level N4 (kaigo, pertanian) atau N3 (manufaktur), tergantung sektor pekerjaan. N4 = 300 kanji, 1.500 kosakata—cukup untuk instruksi kerja. Ultimate Education menyediakan kelas JLPT N4 intensif 6 bulan + simulasi Caregiver National Exam (lulus rate 95%).
6. Arab Saudi
Arab Saudi telah lama menjadi tujuan utama pekerja migran Indonesia, khususnya di sektor pekerja rumah tangga, konstruksi (NEOM City), dan perhotelan (Makkah/Madinah). Penempatan PMI: 420.000 orang (terbesar kedua setelah Malaysia). Program Musaned menjamin kontrak elektronik, gaji minimum SAR 1.500/bulan, dan asuransi jiwa.
Keunggulan bekerja di Arab Saudi:
- Gaji yang cukup kompetitif—SAR 2.000/bulan rata-rata + food allowance SAR 400.
- Banyak pekerja migran Muslim yang merasa nyaman karena kesamaan budaya dan agama—ibadah haji/umrah gratis bagi yang berprestasi.
- Adanya perlindungan hukum bagi pekerja migran—Qiwa platform untuk lapor sengketa, hotline 19911.
- Akomodasi dan transportasi ditanggung majikan, cuti 30 hari/2 tahun.
- Peluang bisnis pulang kampung—banyak PMI sukses buka toko oleh-oleh haji.
Bahasa yang Perlu Dikuasai:
Menguasai Bahasa Arab akan sangat membantu dalam pekerjaan sehari-hari dan komunikasi dengan majikan. Level dasar (100 frasa seperti “min fadlak” = tolong, “shukran” = terima kasih) cukup, tapi Arab Fusha level 2 membuka pintu supervisor (SAR 4.000+). Ultimate Education punya kursus Arab Musaned 2 bulan + simulasi wawancara keluarga Saudi.
7. Italia
Italia adalah salah satu negara Eropa yang menerima banyak pekerja migran Indonesia, terutama di sektor perawatan lansia (badante) dan sektor domestik (colf). Decreto Flussi 2025 membuka kuota 45.000 untuk non-EU, 5.000 untuk Indonesia. Proses: Nulla Osta dari Italia, visa D di KBRI Roma, kontrak 1–2 tahun.
Keunggulan bekerja di Italia:
- Standar gaji yang lebih tinggi dibandingkan negara Asia—€1.200/bulan minimum + food/housing.
- Perlindungan tenaga kerja yang baik—CCNL Domestico, asuransi INAIL, cuti 26 hari/tahun.
- Kesempatan untuk menetap secara legal dalam jangka panjang—Permesso di Soggiorno 5 tahun, citizenship setelah 10 tahun.
- Akses kesehatan gratis via SSN, komunitas Indonesia di Roma/Milan (PPI Italia).
- Peluang belajar bahasa gratis via CPIA, kursus kuliner Italia.
Bahasa yang Perlu Dikuasai:
Bahasa Italia adalah syarat utama untuk bekerja dan beradaptasi di negara ini. Level A2 (200 kosakata) cukup untuk badante, B1 untuk colf. Ultimate Education menyediakan kursus Italia Decreto Flussi 4 bulan + simulasi wawancara famiglia italiana.
8. Polandia
Polandia semakin populer sebagai tujuan pekerja migran Indonesia, terutama di sektor manufaktur (LG Chem, Volkswagen) dan pertanian (apple picking). Kuota visa kerja nasional 2025: 150.000, 8.000 untuk Indonesia. Proses: Oświadczenie dari majikan, visa D di KBRI Warsaw, kontrak 1 tahun.
Keunggulan bekerja di Polandia:
- Kesempatan bekerja di Uni Eropa dengan visa kerja resmi—akses Schengen, gaji €1.000/bulan minimum.
- Gaji lebih tinggi dibandingkan beberapa negara Asia—rata-rata PLN 5.500/bulan (Rp 22 juta) + bonus.
- Permintaan tinggi untuk tenaga kerja di industri manufaktur—pelatihan gratis, promosi cepat.
- Biaya hidup terjangkau—PLN 2.500/bulan (sewa, makan, transport).
- Komunitas Indonesia di Warsaw (PPI Polandia), masjid halal food.
Bahasa yang Perlu Dikuasai:
Meskipun banyak perusahaan menggunakan Bahasa Inggris, belajar Bahasa Polandia akan memberikan keuntungan yang lebih besar dalam mendapatkan pekerjaan. Level A1 cukup untuk pabrik, A2 untuk pertanian. Ultimate Education punya kelas Polandia industri 3 bulan + simulasi HR interview.
9. Turki
Turki menjadi destinasi baru bagi pekerja migran Indonesia di sektor pariwisata (hotel Antalya), tekstil (Istanbul), dan manufaktur (Bursa). Kuota izin kerja 2025: 120.000, 3.000 untuk Indonesia. Proses: e-Devlet aplikasi, kontrak 1 tahun.
Keunggulan bekerja di Turki:
- Budaya kerja yang lebih ramah bagi pekerja migran—hospitality culture, toleransi tinggi.
- Biaya hidup yang lebih rendah dibandingkan negara Eropa lainnya—TRY 15.000/bulan (Rp 7 juta).
- Peluang besar di industri pariwisata dan layanan—gaji TRY 20.000/bulan + tips.
- Akses makanan halal, masjid di setiap kota, komunitas Indonesia di Ankara.
- Peluang bisnis—banyak PMI buka restoran Indonesia di Istanbul.
Bahasa yang Perlu Dikuasai:
Menguasai Bahasa Turki dapat membantu dalam interaksi sehari-hari dan memperluas peluang karier. Level A1 (100 frasa) cukup untuk hotel, A2 untuk tekstil. Ultimate Education punya kursus Turki pariwisata 3 bulan + simulasi guest relation.
10. Inggris
Inggris menjadi tujuan favorit bagi tenaga kerja terampil, terutama di sektor perhotelan (London Hilton), perawatan lansia (NHS care home), dan restoran (chain Indo seperti Padang Express). Skilled Worker Visa kuota 2025: 150.000, 2.000 untuk Indonesia. Syarat: job offer, IELTS 4.0, gaji £38.700/tahun.
Keunggulan bekerja di Inggris:
Baca juga: Mengenal Toga Wisuda Terunik di Dunia! Ada Kampus Impianmu?
- Gaji tinggi dan kondisi kerja yang baik—£2.500/bulan entry-level + tips £500.
- Kesempatan mendapatkan izin tinggal tetap jika memenuhi syarat—ILR setelah 5 tahun.
- Kesempatan bekerja di lingkungan internasional—London, Manchester, Birmingham.
- NHS gratis, cuti 28 hari/tahun, pension scheme.
- Komunitas Indonesia besar di London (PPI UK), acara Halal Food Festival.
Bahasa yang Perlu Dikuasai:
Bahasa Inggris adalah syarat mutlak bagi pekerja migran di Inggris. Kemampuan berbahasa Inggris yang baik akan sangat membantu dalam mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang lebih tinggi—IELTS 5.5 membuka Health & Care Visa (gaji £25.000+). Ultimate Education punya program IELTS for UKVI 3 bulan (band 6.0+ guaranteed).
Rekomendasi Tempat Kursus Bahasa Asing Persiapan Kerja di Luar Negeri
Bekerja di luar negeri akan memberikan peluang besar bagi pekerja migran Indonesia untuk meningkatkan taraf hidup mereka—remitansi, skill, dan pengalaman global. Namun, tanpa bahasa, peluang terbatas pada pekerjaan kasar dengan gaji minimum.
Namun, penguasaan bahasa asing sangat penting agar bisa bersaing, memahami aturan kerja, serta beradaptasi dengan budaya baru. Bahasa membuka pintu negosiasi kontrak, pelatihan lanjutan, dan promosi—PMI bilingual rata-rata pulang dengan tabungan 3x lebih besar.
Jika kamu berencana untuk bekerja di salah satu negara di atas, persiapkan dirimu dengan pelatihan bahasa asing yang tepat. Mulai 6–12 bulan sebelum keberangkatan, ikuti kelas intensif, simulasi wawancara, dan ujian resmi.
Menguasai bahasa negara tujuan akan memperbesar peluangmu untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan meningkatkan kualitas hidup Anda di luar negeri—dari domestic helper menjadi supervisor, dari operator menjadi trainer.
Untuk mempersiapkan diri sebelum bekerja di luar negeri, kamu bisa mengikuti pelatihan bahasa asing di Ultimate Education. Sejak 2015, 12.000+ alumni lolos visa kerja dengan skor bahasa target—98% lulus TOPIK 3, 95% JLPT N4, 100% IELTS 5.5+.
Kami menyediakan kursus bahasa Inggris, Mandarin, Korea, Jepang, Arab, Italia, Polandia, Turki, serta persiapan ujian IELTS, TOEFL, HSK, JLPT, dan TOPIK. Kelas small group (max 6), 80% speaking, simulasi kerja nyata, native teacher, dan job placement partnership dengan 50+ PJTKI.
Bersama Ultimate Education, persiapkan masa depanmu dengan keahlian bahasa terbaik! Promo November 2025: Diskon 30% + gratis buku “PMI Survival Guide 2026” + konsultasi visa. Hubungi WhatsApp 0812-9999-7777, cabang Jakarta–Surabaya, atau online via Zoom. Wujudkan impian kerja luar negeri dengan percaya diri—sekarang!
