
Ngomongin soal grammar tuh kadang bikin orang males duluan. Rasanya ribet, penuh aturan, dan kayaknya cuma dipake kalau lagi ngerjain ujian bahasa Inggris aja. Padahal, dalam kehidupan sehari-hari, grammar menjadi fondasi utama untuk membangun komunikasi yang efektif, baik saat berbicara, menulis email, atau bahkan membuat konten di media sosial. Tanpa grammar yang baik, pesan yang ingin disampaikan bisa jadi kabur, salah paham, atau bahkan hilang maknanya sama sekali. Bayangkan jika kamu sedang presentasi di depan klien internasional, tapi kalimatmu berantakan—kesan profesional langsung hilang begitu saja.
Tapi percaya deh, grammar itu penting banget, bukan cuma buat nilai bagus, tapi juga buat komunikasi sehari-hari. Bayangin kalau kita ngomong atau nulis pakai grammar yang berantakan, bisa-bisa maksud kita jadi salah paham. Misalnya, dalam konteks bisnis, sebuah email dengan kesalahan grammar sederhana bisa membuat mitra kerja ragu terhadap kredibilitasmu. Begitu juga saat belajar di luar negeri, di mana kemampuan berbahasa Inggris yang lancar menjadi kunci untuk beradaptasi dengan lingkungan baru, mengikuti kuliah, atau bahkan sekadar berteman dengan orang dari berbagai negara.
Nah, menariknya, ada beberapa hal dasar tentang grammar yang sering banget disepelein orang. Padahal justru hal-hal ini yang jadi fondasi biar bahasa Inggris kita kedengeran natural, jelas, dan nggak bikin bingung lawan bicara. Dengan menguasai dasar-dasar ini, kamu tidak hanya meningkatkan kemampuan berbahasa, tapi juga membuka peluang lebih luas, seperti mendapatkan beasiswa study abroad atau sukses dalam karir internasional. Artikel ini akan membahas poin-poin krusial tersebut secara mendalam, lengkap dengan contoh, tips praktis, dan alasan mengapa hal-hal kecil ini bisa berdampak besar pada penguasaan bahasa Inggris secara keseluruhan.
Yuk kita bahas satu-satu dengan cara santai, biar gampang nyantol di otak. Kita akan mulai dari yang paling dasar hingga tips belajar yang bisa diterapkan langsung dalam rutinitas harianmu.
Baca juga: Panduan Lengkap untuk Study Abroad! Biaya, Beasiswa, dan Tips Persiapan
1. Bisa Bedain Subjek Sama Verb di Satu Kalimat
Oke, ini basic banget, tapi serius deh, masih banyak yang suka kelewat. Subject-verb agreement adalah salah satu aturan paling fundamental dalam grammar bahasa Inggris, karena tanpa keselarasan ini, kalimat akan terasa tidak lengkap atau bahkan tidak masuk akal. Dalam bahasa Indonesia, kita sering kali tidak terlalu mempedulikan hal ini karena struktur kalimat lebih fleksibel, tapi di bahasa Inggris, kesalahan di sini bisa langsung terdeteksi dan mengganggu alur pembacaan.
Kalau diibaratkan, subjek itu “pelaku” dan verb itu “aksi”. Misalnya:
👉 She (subjek) runs (verb) every morning.
Keliatan simpel, kan? Tapi masalahnya, banyak orang suka bingung pas bikin kalimat yang agak panjang. Apalagi kalau udah ditambahin objek, keterangan, atau klausa lain. Tiba-tiba aja jadi nggak jelas mana subjeknya, mana verbnya. Hal ini sering terjadi pada kalimat kompleks, seperti saat menjelaskan proses atau memberikan argumen panjang. Untuk menghindarinya, selalu identifikasi subjek utama terlebih dahulu sebelum menambahkan elemen lain.
Contoh salah kaprah:
❌ Running every morning good for health.
Kayaknya ada yang hilang, ya? Karena subjeknya nggak jelas. Harusnya:
✅ Running every morning is good for health.
Liat bedanya? Tinggal nambahin “is” aja udah bikin kalimatnya lengkap. Jadi, intinya: pastikan selalu ada subjek dan verb di tiap kalimat. Mereka tuh ibarat duo wajib, kalau salah satunya nggak ada, kalimatnya jadi pincang. Selain itu, perhatikan juga kesesuaian bentuk verb dengan subjek—misalnya, subjek tunggal memerlukan verb dengan akhiran -s pada present tense, seperti He walks bukan He walk. Kesalahan ini sering muncul pada subjek jamak yang terlihat tunggal, seperti The team plays well (bukan play).
Tips biar gampang:
- Cari “siapa” atau “apa” yang melakukan aksi (itu subjek). Bisa orang, benda, atau bahkan konsep abstrak seperti happiness.
- Cari “apa” yang dilakukan atau kondisinya (itu verb). Pastikan verb sesuai dengan jumlah subjek—tunggal atau jamak.
Kalau dua-duanya udah ketemu, baru deh kalimat bisa jalan dengan lancar. Latihan ini bisa dilakukan dengan membaca kalimat pendek setiap hari dan menandai subjek serta verb-nya untuk membangun kebiasaan. - Gunakan tools seperti Grammarly untuk memeriksa secara otomatis, tapi jangan bergantung sepenuhnya—pahami alasannya agar kemampuanmu berkembang secara organik.
Dengan menguasai poin ini, kamu akan melihat peningkatan signifikan dalam kepercayaan diri saat menulis esai, laporan, atau bahkan chatting dalam bahasa Inggris. Ini adalah langkah awal menuju fluency yang lebih tinggi.
2. Gunain Huruf Kapital di Awal Kalimat dan Titik di Akhir Kalimat
Keliatannya sepele, tapi percayalah, ini penting banget. Capitalization dan punctuation seperti titik bukan hanya aturan kosmetik, tapi elemen yang menentukan ritme dan kejelasan teks. Dalam era digital di mana orang membaca cepat di layar ponsel, kesalahan di sini bisa membuat pembaca kehilangan fokus atau bahkan berhenti membaca sama sekali.
Banyak orang suka nganggap huruf kapital dan tanda titik itu hal kecil. “Ah, cuma tanda baca doang.” Padahal dari sinilah pembaca tau kapan kalimat dimulai dan kapan kalimat selesai. Tanpa itu, teks bisa keliatan berantakan, bikin bingung, bahkan keliatan kurang profesional. Bayangkan membaca novel tanpa titik—semuanya jadi satu paragraf panjang yang melelahkan. Hal yang sama berlaku untuk email, artikel blog, atau postingan LinkedIn.
Contoh:
❌ i love watching movies especially marvel ones they are the best
Baca sekali napas aja udah ngos-ngosan, kan? Kalimat ini seperti aliran sungai tanpa bendungan—tidak terkendali dan membingungkan.
Kalau dibenerin:
✅ I love watching movies. Especially Marvel ones. They are the best.
Langsung lebih rapi, gampang dimengerti, dan vibes-nya lebih enak dibaca. Perubahan sederhana ini tidak hanya meningkatkan estetika, tapi juga membantu otak pembaca memproses informasi secara bertahap, sehingga retensi pesan lebih baik.
Selain awal kalimat, jangan lupa juga pakai huruf kapital untuk:
- Nama orang → David Beckham (bukan david beckham).
- Nama tempat → Jakarta, Tokyo (termasuk negara seperti Indonesia atau United Kingdom).
- Hari/bulan → Monday, December (tapi bukan untuk musim seperti summer).
- Judul → Harry Potter and the Goblet of Fire (hanya kata penting yang dikapitalisasi, kecuali artikel/preposisi pendek).
- Bahasa dan kebangsaan → English, Indonesian (karena merujuk pada identitas spesifik).
Inget, grammar itu bukan cuma aturan yang bikin ribet, tapi sebenernya ngebantu kita biar komunikasi jadi jelas dan enak dibaca/didengar. Mengabaikan capitalization bisa membuat teks terlihat seperti ditulis oleh anak kecil, yang tentu saja merusak kredibilitas, terutama dalam konteks akademik atau profesional seperti aplikasi study abroad.
Baca juga: Kuliah di Korea dengan Program Bahasa Inggris! Ini Rekomendasi Kampusnya
3. Bisa Bedain Antara Grammar dan Tenses
Nah, ini sering bikin orang ketuker. Banyak yang mikir grammar = tenses. Padahal nggak sesempit itu. Kesalahpahaman ini sering muncul karena tenses memang bagian yang paling sering diajarkan di sekolah, tapi grammar jauh lebih luas dan mencakup seluruh sistem aturan bahasa.
Grammar itu ibarat payung besarnya. Di bawahnya ada banyak aturan: tenses, subject-verb agreement, articles (a, an, the), prepositions (in, on, at), conjunctions (and, but, because), dan lain-lain. Setiap elemen ini saling terkait untuk membentuk kalimat yang koheren dan kohesif.
Sedangkan tenses cuma salah satu bagian dari grammar, yang fokusnya ke kapan suatu kejadian terjadi (masa lalu, sekarang, atau masa depan). Ada 12 tenses utama dalam bahasa Inggris, mulai dari simple present hingga future perfect continuous, dan masing-masing memiliki fungsi spesifik untuk menyampaikan nuansa waktu dengan akurat.
Contoh:
- Grammar: She doesn’t like pizza. → di sini ada subject-verb agreement (doesn’t + like), negation, dan penggunaan article implisit.
- Tense: She liked pizza yesterday. → ini fokus ke waktu (masa lalu), dengan perubahan verb dari like menjadi liked.
- Kombinasi: By the time I arrive, she will have been waiting for two hours. → Ini melibatkan future perfect continuous tense, tapi juga grammar lain seperti preposition by the time dan subject-verb agreement.
Jadi kalau kamu cuma belajar tenses doang tanpa ngerti grammar lainnya, hasilnya kalimatmu bisa aneh. Ibaratnya kayak ngerti kapan harus jalan, tapi nggak ngerti aturan lalu lintas. Bisa-bisa tabrakan juga. Untuk menguasai keduanya, mulailah dengan memahami bagaimana tenses berintegrasi dengan elemen grammar lain, seperti dalam cerita naratif di mana kamu harus beralih tenses dengan mulus tanpa kehilangan konsistensi.
Tips gampang:
- Kalau ngomongin grammar → pikirin struktur kalimat secara keseluruhan, termasuk bagaimana kata-kata saling menghubung.
- Kalau ngomongin tenses → fokus ke “waktu kejadian” dan signal words seperti yesterday untuk past, now untuk present, atau tomorrow untuk future.
- Latihan dengan menulis paragraf pendek tentang hari kemarin, hari ini, dan rencana besok—ini akan melatih transisi tenses sekaligus grammar holistik.
Beda tipis, tapi krusial banget. Menguasai perbedaan ini akan membuat bahasa Inggrismu lebih nuanced dan profesional, terutama saat menulis esai IELTS atau TOEFL yang menuntut akurasi tinggi.
4. Tahu Bedanya Koma, Titik Koma, Hyphen, dan Dash
Oke, ini topik yang sering bikin bingung bahkan buat orang yang udah sering nulis. Tanda baca tuh kecil-kecil cabe rawit: salah taruh bisa bikin kalimat berubah makna. Misalnya, frasa terkenal Let’s eat, grandma vs Let’s eat grandma—koma bisa menyelamatkan nyawa nenek! Punctuation bukan hanya hiasan, tapi alat untuk mengontrol pace, clarity, dan emphasis dalam tulisan.
🔹 Koma (,)
Dipake buat misahin elemen dalam kalimat, seperti daftar, klausa non-esensial, atau introductory phrase.
Contoh:
I bought apples, oranges, and bananas. Tanpa koma Oxford (koma sebelum and), daftar bisa ambigu. Koma juga digunakan dalam complex sentences: Although it was raining, we went hiking. Ini membantu pembaca memahami hubungan antar ide tanpa kebingungan.
🔹 Titik Koma (;)
Ini kayak jembatan antar dua kalimat yang berhubungan erat tapi independen.
I have a meeting tomorrow; I need to prepare my slides. Titik koma ideal untuk menghubungkan ide yang saling melengkapi tanpa memutus alur sepenuhnya.
Kalau pake titik, kalimatnya jadi terlalu kepisah. Kalau pake koma, jadi grammar error (run-on sentence). Jadi titik koma ini solusi di tengah-tengah. Gunakan saat dua klausa bisa berdiri sendiri tapi topiknya sama, seperti dalam analisis atau argumentasi panjang.
🔹 Hyphen (-)
Biasanya buat nyambungin kata, kayak bikin compound word atau modifier.
This is a well-known brand. Hyphen menghindari ambiguitas, seperti small-business owner (bukan small business yang dimiliki seseorang).
🔹 Dash (—)
Mirip hyphen tapi lebih panjang, dan biasanya dipake buat ngejelasin, ngasih penekanan, atau interrupsi.
I need only one thing—silence. Dash menciptakan drama atau aside, seperti catatan kaki dalam kalimat. Ada dua jenis: em dash (—) untuk interrupsi kuat, dan en dash (–) untuk range seperti 2020–2025.
Gampangnya, koma itu kayak jeda napas pendek, titik koma itu “setengah titik” untuk hubungan erat, hyphen itu penyambung kata tetap, dan dash itu tanda dramatis biar kalimat lebih tegas dan ekspresif. Menguasai punctuation ini akan membuat tulisanmu lebih sophisticated, terutama dalam konten SEO di mana readability memengaruhi ranking.
Kenapa Hal-Hal Simpel Ini Penting Banget?
Mungkin kamu mikir, “Ah, ribet amat sih. Yang penting kan orang ngerti maksud kita.” Well, itu benar dalam komunikasi kasual, tapi dalam dunia profesional, grammar adalah cerminan kompetensi. Kesalahan sederhana bisa menurunkan persepsi orang terhadap inteligensiamu.
Baca juga: Gap Year Perlu Nggak Sih? Ini Manfaat, Risiko, dan Cara Biar Tetap Produktif
Well, bener juga sih. Tapi coba bayangin gini:
- Kalau kamu lagi nulis email kerja ke klien internasional, terus grammar-mu berantakan, kesannya bisa jadi kurang profesional dan peluang bisnis hilang.
- Kalau kamu lagi bikin CV atau motivation letter untuk beasiswa, grammar salah bisa jadi alasan ditolak, meskipun kontennya bagus.
- Kalau kamu posting di media sosial dengan grammar yang aneh, bisa bikin orang salah nangkep maksudmu atau bahkan jadi bahan olok-olok.
- Dalam konteks study abroad, tes seperti IELTS menilai grammar secara ketat—skor band 7+ memerlukan akurasi tinggi di dasar-dasar ini.
Intinya, grammar itu kayak baju. Kalau rapih, orang bakal lebih respect sama kamu. Kalau berantakan, bisa bikin kesan pertama jadi jelek. Investasi waktu untuk memperbaiki hal-hal kecil ini akan memberikan return jangka panjang, seperti karir yang lebih baik atau pengalaman belajar di luar negeri yang lancar.
Gimana Cara Belajarnya Biar Nggak Ribet?
Belajar grammar tuh emang butuh waktu, tapi ada cara-cara simpel biar nggak terasa kayak beban. Kuncinya adalah konsistensi dan integrasi dengan aktivitas harian, bukan belajar marathon yang melelahkan.
- Praktik, bukan cuma teori. Jangan cuma baca aturan. Coba bikin kalimat, nulis diary harian dalam bahasa Inggris, atau bahkan bikin caption Instagram panjang tentang pengalamanmu. Mulai dari 5 kalimat per hari, lalu tingkatkan secara bertahap.
- Nonton film atau series berbahasa Inggris. Perhatiin subtitle dan cara mereka ngomong. Biasanya grammar-nya lebih natural ketimbang di buku. Pilih genre favorit seperti sitcom (Friends) untuk dialog sehari-hari, atau documentary untuk struktur formal. Pause dan ulangi kalimat sulit untuk imitasi.
- Main game bahasa. Ada banyak app kayak Duolingo untuk gamification, Grammarly untuk koreksi real-time, atau Quizlet untuk flashcard tenses dan punctuation. Dedikasikan 15 menit sehari—lebih efektif daripada sesi panjang seminggu sekali.
- Gabung komunitas. Cari temen ngobrol dalam bahasa Inggris via language exchange apps seperti Tandem atau HelloTalk. Salah? Santai aja. Justru dari salah itulah kamu belajar. Bergabung dengan club Toastmasters atau forum Reddit r/EnglishLearning untuk feedback komunitas.
- Baca buku atau artikel berkualitas. Mulai dari novel ringan seperti Harry Potter, lalu naik ke non-fiksi. Catat kalimat menarik dan analisis strukturnya—ini membangun intuisi grammar secara pasif.
Dengan pendekatan ini, belajar grammar menjadi bagian dari lifestyle, bukan tugas sekolah. Dalam beberapa bulan, kamu akan melihat perbedaan nyata dalam kemampuan speaking dan writing.
Jangan Remehin Hal Kecil
Banyak orang mikir grammar itu sesuatu yang rumit, padahal kalau kita mulai dari hal-hal kecil kayak empat poin di atas, belajar grammar jadi lebih gampang. Efek compounding dari memperbaiki dasar-dasar ini akan terlihat saat kamu menangani topik lanjutan seperti conditional sentences atau passive voice.
Ingat, yang bikin bahasa Inggris kamu naik level bukan cuma hafalan kosakata fancy, tapi gimana kamu bisa nyusun kalimat dengan jelas, bener, dan engaging. Mastery atas hal-hal simpel ini adalah shortcut menuju proficiency, apakah untuk karir, traveling, atau study abroad.
Rekomendasi Tempat Belajar Grammar yang Asik 🎓✨
Kalau kamu ngerasa butuh bimbingan biar grammar makin solid, nggak usah pusing. Ada kok tempat kursus yang nggak cuma ngajarin teori, tapi juga praktik biar kamu makin pede. Kursus profesional menyediakan kurikulum terstruktur, feedback personal, dan simulasi real-life yang sulit didapat secara otodidak.
Di Ultimate Education, kamu bisa ikut kelas General English buat kebutuhan sehari-hari, seperti percakapan santai atau menulis email, atau Business English buat yang pengen lebih profesional di dunia kerja, termasuk negosiasi, presentasi, dan report writing. Plus, mereka juga punya layanan jasa penerjemah kalau kamu butuh bantuan translate dokumen penting seperti transkrip nilai, surat rekomendasi, atau kontrak bisnis dengan akurasi tinggi dan konteks budaya yang tepat.
Jadi kalau kamu beneran serius pengen upgrade skill bahasa Inggris dengan cara yang fun, praktis, dan dibimbing mentor berpengalaman—Ultimate Education jelas pilihan yang tepat! 🚀 Mereka menawarkan kelas online fleksibel, materi interaktif, dan komunitas alumni yang suportif, sehingga proses belajarmu tidak hanya efektif tapi juga enjoyable. Daftar sekarang dan rasakan transformasi dalam kemampuan grammar serta overall English proficiency-mu.
