Back

5 Buku Self-Development bagi Pekerja Remote untuk Menghindari Burnout

Bekerja secara remote memang menawarkan fleksibilitas, tapi sering juga bikin kita terjebak dalam rutinitas monoton, kelelahan mental, dan rasa kesepian.

Banyak pekerja remote akhirnya mengalami burnout karena batas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi jadi kabur.

Nah, salah satu cara paling ampuh untuk menjaga kesehatan mental dan produktivitas adalah lewat self-development terutama dengan membaca buku-buku yang relevan dan inspiratif.

Berikut rekomendasi buku self-development terbaik yang cocok banget buat pekerja remote agar tetap waras, produktif, dan bahagia.

Baca juga: Bingung Memilih Negara Terbaik untuk Kuliah? Cek 7 Cara Ini!

Berikut Rekomendasi Buku Self-Development Bagi Pekerja Remote

1. Deep Work — Cal Newport

Buku Self-Development bagi Pekerja Remote - Deep Work

Buku ini menjelaskan bahwa kualitas kerja yang tinggi tidak datang dari kerja lama, tetapi dari kerja fokus yang intens.

Dalam kondisi remote, distraksi seperti notifikasi, multitasking, dan meeting yang berlebihan membuat banyak orang merasa sibuk tetapi sebenarnya tidak produktif.

Deep Work mengajarkan cara menciptakan jadwal fokus yang terstruktur agar hasil kerja meningkat tanpa menambah jam kerja.

Contoh penerapan:
  • Jadwalkan deep work block 60–90 menit setiap pagi sebelum membuka email.
  • Matikan semua notifikasi dan aktifkan mode Do Not Disturb saat bekerja.
  • Gunakan teknik Pomodoro atau time blocking untuk membangun konsistensi

2. Atomic Habits — James Clear

Buku Self-Development bagi Pekerja Remote - Atomic Habits

Kalau kamu sering merasa “nggak punya motivasi”, buku ini adalah penyelamat.

Buku ini menegaskan bahwa perubahan besar tidak datang dari hal yang tiba-tiba, tetapi dari kebiasaan kecil yang dilakukan setiap hari.

Remote worker sering kesulitan menjaga rutinitas karena bekerja dari kamar, meja makan, atau bahkan tempat tidur. Nah, Atomic Habits membantu menciptakan struktur sederhana yang bisa meningkatkan produktivitas dan kesehatan mental.

Contoh penerapan:
  • Habit stacking: “Setelah membuat kopi pagi, aku menulis 3 prioritas harian.”
  • Buat lingkungan yang mendukung: letakkan planner di meja, jauhkan HP dari jangkauan.
  • Terapkan 2-minute rule: mulai tugas sulit dengan langkah kecil hanya 2 menit.

Baca juga: 5 Cara Lancar Speaking Bahasa Inggris dengan Benar

3. The Burnout Epidemic — Jennifer Moss

Buku Self-Development bagi Pekerja Remote - The Burnout Epidemic

Ini adalah buku wajib bagi pekerja remote karena Moss membongkar penyebab burnout modern dan memberikan solusi berbasis riset.

Burnout dalam kerja remote sering tidak terlihat, karena semua terjadi dalam ruang privat: kelelahan, kehilangan motivasi, dan ketidakjelasan batas antara kerja dan istirahat.

Buku ini membahas faktor penyebab burnout secara mendalam, mulai dari beban kerja tidak realistis, minimnya dukungan, hingga budaya kerja “selalu online.”

Contoh penerapan:
  • Lakukan check-in mingguan: apakah kamu lelah secara fisik, mental, atau emosional?
  • Terapkan “ritual penutupan hari kerja,” misalnya menutup laptop lalu berjalan 10 menit.
  • Catat situasi pemicu burnout (meeting berlebih, respons harus cepat) sebagai dasar diskusi dengan atasan.

Baca juga: 5 Bahasa Tersulit di Dunia dan Tips Menguasainya

4. Rest: Why You Get More Done When You Work Less — Alex Soojung-Kim Pan

Rest: Why you get more done when you work less

Kerja remote sering bikin kita merasa harus selalu online. Buku ini mengubah cara pandang tentang istirahat yaitu bahwa istirahat bukan musuh produktivitas, tapi bagian pentingnya.

Selain itu, buku ini menunjukkan bahwa otak manusia tidak bisa bekerja penuh terus-menerus.

Istirahat aktif seperti jalan kaki, tidur siang singkat, dan melakukan hobi justru meningkatkan kreativitas dan konsentrasi.

Banyak pekerja remote merasa bersalah saat beristirahat karena terlihat “tidak produktif,” padahal istirahat adalah bagian penting dari kerja yang sehat.

Contoh penerapan:
  • Terapkan ultradian rhythm: 90 menit kerja, 15–20 menit istirahat.
  • Lakukan kegiatan santai setelah jam kerja: melukis, memasak, berolahraga ringan.
  • Izinkan diri untuk power nap 20 menit untuk memulihkan energi.

5. Set Boundaries, Find Peace — Nedra Glover Tawwab

Set Boundaries, Find Peace

Bekerja dari rumah membuat batas antara “kerja” dan “hidup” menjadi kabur.

Banyak pekerja remote merasa harus selalu membalas pesan atau email. Selain itu, buku ini mengajarkan cara berkata “tidak” dengan hormat, menetapkan jam kerja yang jelas, serta mengkomunikasikan batasan tanpa rasa bersalah.

Contoh penerapan:
  • Buat jam kerja khusus, misalnya 09.00–17.00, dan beritahu timmu.
  • Gunakan skrip batasan: “Saya bisa kerjakan ini besok pagi setelah jam kerja dimulai.”
  • Hindari mengambil meeting di luar jam produktif pribadimu.

Baca juga: Jurusan Kuliah Beda dari Orang Tua? Ini 5 Tips Jitu Raih Restu!

Dengan membaca buku-buku self-development yang tepat, kamu bisa meningkatkan produktivitas, menjaga kesehatan mental, dan mengurangi risiko burnout.

Pilih buku yang sesuai kebutuhan kamu, baca secara rutin, dan jadikan sebagai teman perjalanan dalam hidup remote working yang lebih seimbang.

Butuh Skor TOEFL ITP Tinggi untuk Beasiswa atau S2?

Kalau kamu ingin:

  • latihan soal harian,
  • bimbingan grammar yang gampang dipahami,
  • tips cepat untuk Listening & Reading,
  • atau butuh skor tinggi untuk apply beasiswa/pendidikan lanjutan

Ultimate Education punya program kursus TOEFL ITP, les privat, dan simulasi resmi yang bisa bantu kamu naik skor cepat. Tutornya juga ramah dan penjelasannya mudah banget dipahami!

Dengan memahami jenis-jenis soal yang paling sering muncul dan strategi menjawabnya, skor TOEFL ITP kamu bisa naik dengan cepat dan percaya diri.

Mulai latihan dari bagian termudah, catat pola soal, dan konsisten setiap hari.

Siap gaspol dan dapat skor tinggi? Yuk, mulai belajar TOEFL bareng Ultimate Education dan wujudkan karier impianmu!