Back

7 Fakta Tentang Najwa Shihab yang Menarik untuk Kita Ketahui

Najwa Shihab, atau yang akrab kita sapa Mbak Nana, adalah salah satu sosok jurnalis yang benar-benar memberi warna dalam dunia pertelevisian Indonesia.

Lewat program Mata Najwa, ia dikenal cerdas, lugas, dan berani mengajukan pertanyaan-pertanyaan tajam yang seringkali membuat narasumber “terpojok” tapi tetap elegan.

Namun, di balik ketegasan dan keberaniannya sebagai jurnalis, ada banyak sisi personal yang jarang diketahui publik. Menariknya, sisi-sisi inilah yang membuat Najwa Shihab semakin dikagumi: bukan hanya sebagai presenter, tapi juga sebagai pribadi yang hangat dan inspiratif.

Kalau kamu penasaran, berikut adalah 7 fakta menarik tentang Najwa Shihab yang wajib kamu ketahui. Siapa tahu, kisah hidup Mbak Nana bisa jadi inspirasi buat perjalanan kariermu juga.

Oh iya, kalau kamu ingin menulis motivation letter sekeren gaya bahasa Najwa Shihab, jangan lupa cek Ultimate Education untuk kursus Bahasa Inggris dan jasa translate dokumen.

Baca juga: Persyaratan Penting untuk Kuliah di Luar Negeri yang Perlu Kamu Ketahui

1. Putri dari Cendekiawan Muslim Terkemuka

Najwa Shihab lahir di Makassar pada 16 September 1977. Ia adalah putri kedua dari pasangan Prof. Dr. Quraish Shihab—seorang ulama, cendekiawan Muslim, sekaligus mantan Menteri Agama RI—dan Fatmawati Assegaf.

Dalam keluarganya, Najwa tumbuh bersama empat saudara kandung: Najeela, Nashwa, Ahmad, dan Nahla.

Meskipun berasal dari keluarga religius dan akademis, ia diberi kebebasan untuk memilih jalannya sendiri, termasuk soal gaya hidup dan pilihan karier. Kebebasan ini mungkin yang membentuk Najwa jadi pribadi berprinsip tapi tetap terbuka.

2. Lulusan Hukum, Tapi Jatuh Cinta pada Dunia Jurnalistik

Tak banyak yang tahu bahwa Najwa sebenarnya lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI). Ia masuk lewat jalur PMDK dan lulus pada tahun 2000. Alih-alih berkarier sebagai pengacara, ia justru jatuh cinta pada dunia jurnalistik.

Perjalanannya dimulai dari wartawan magang di RCTI pada 1999, lalu bergabung dengan Metro TV sebagai reporter.

Kariernya kian bersinar, hingga pada 2008 ia mendapat beasiswa dari pemerintah Australia untuk melanjutkan studi Magister Hukum Media di Melbourne Law School.

Pilihan ini menunjukkan kalau passion sering kali lebih kuat daripada sekadar latar belakang pendidikan.

3. Perintis Mata Najwa dan Narasi

Nama Najwa semakin dikenal luas lewat acara Mata Najwa, program talk show yang selalu menghadirkan narasumber penting, mulai dari pejabat, tokoh politik, hingga figur publik. Acara ini pertama kali tayang di Metro TV (2009–2017), kemudian sempat pindah ke Trans7 (2017–2018).

Baca juga: Syarat dan Biaya Pembuatan Visa Kerja di Tahun 2025

Keberaniannya dalam mewawancarai narasumber membuat acara ini jadi ikon tersendiri. Tidak berhenti di situ, Najwa kemudian mendirikan Narasi, sebuah platform media digital yang lebih segar dan relevan dengan generasi muda.

Kerja kerasnya pun membuahkan penghargaan. Pada 2019, ia meraih gelar Talk Show Host Terbaik dari Asian Television Awards.

4. Sisi Santai, Seorang Pecinta Daster dan Hobi Selonjoran

Meski sering tampil tegas di depan kamera, Najwa ternyata punya sisi santai yang kocak. Dalam sebuah wawancara dengan Ashanty di kanal Ngobrol Asix, ia mengaku suka sekali selonjoran sambil menonton film atau serial favoritnya.

Di rumah, ia lebih nyaman memakai daster ketimbang pakaian formal. Hal ini membuat sosok Mbak Nana terasa lebih membumi—bahwa di balik kesan seriusnya, ia tetap manusia biasa yang butuh momen rileks.

5. Berani Meliput Bencana, Tapi Takut Ketinggian

Najwa dikenal berani turun langsung ke lokasi bencana, seperti saat meliput tsunami Aceh 2004. Laporan penuh empatinya bahkan mendapat apresiasi dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).

Namun, siapa sangka, ia ternyata punya ketakutan yang cukup unik: takut ketinggian. Dalam wawancara dengan Tabloid Pesona, ia mengaku sering merasa gemetar saat berada di tempat tinggi.

Fakta ini menunjukkan bahwa bahkan orang paling berani pun punya sisi rapuh yang manusiawi.

6. Duta Baca dan Sosok Filantropis

Sejak kecil, Najwa sudah akrab dengan buku berkat didikan sang ayah. Kecintaannya pada literasi membuat ia dipercaya sebagai Duta Baca Indonesia oleh Perpustakaan Nasional untuk periode 2016–2020.

Tidak hanya itu, ia juga mendirikan Yayasan Peduli Muslimin Nusantara, yang bergerak di bidang pendidikan dan kesehatan untuk masyarakat di daerah terpencil. Hal ini membuktikan bahwa kepedulian Najwa bukan hanya di layar kaca, tapi juga nyata di lapangan.

Baca juga: Cara Daftar APU Tuition Fee Reduction Scholarship 2025

7. Kehidupan Pribadi yang Harmonis dan Mengharukan

Di balik kesibukannya, Najwa menjalani kehidupan pribadi yang cukup harmonis. Ia menikah dengan Ibrahim Sjarief Assegaf, seorang pengacara, pada tahun 1997 ketika usianya baru 20 tahun.

Mereka berkenalan di Fakultas Hukum UI, di mana Ibrahim adalah kakak tingkatnya. Pasangan ini dikaruniai dua anak: Izzat Ibrahim Assegaf dan Namiya, meski sayangnya Namiya meninggal hanya beberapa jam setelah lahir.

Najwa sering membagikan momen hangat bersama keluarganya, mulai dari menghadiri wisuda Izzat di London hingga nonton konser Coldplay bareng.

Namun, kisah cintanya juga diwarnai duka. Pada 20 Mei 2025, sang suami tercinta meninggal dunia karena stroke. Kehilangan ini tentu menjadi pukulan besar, tetapi Najwa tetap tegar menghadapi hidup.

Inspirasi dari Sosok Najwa Shihab

Najwa Shihab bukan hanya sekadar jurnalis. Ia adalah simbol dedikasi, integritas, dan keberanian. Lewat perjalanan hidupnya, kita belajar bahwa keberanian untuk berbeda dan konsistensi dalam prinsip bisa membawa seseorang pada pencapaian luar biasa. Di dunia yang sering kali penuh kompromi, Najwa tampil dengan suara lantang, menyuarakan kebenaran dan keadilan tanpa takut pada tekanan kekuasaan. Ia membuktikan bahwa kata-kata memiliki kekuatan besar untuk mengubah pandangan masyarakat.

Sebagai jurnalis yang sudah berkecimpung di dunia media selama puluhan tahun, Najwa Shihab telah mewawancarai banyak tokoh penting, mulai dari pejabat tinggi negara hingga masyarakat kecil yang suaranya jarang terdengar. Dari setiap perbincangan itu, ia selalu berusaha menghadirkan insight mendalam, bukan sekadar berita permukaan. Inilah yang membuat program seperti Mata Najwa begitu dicintai banyak orang — karena menyajikan kebenaran dengan gaya yang elegan, kritis, namun tetap humanis.

Salah satu kutipan inspiratifnya adalah: “Cinta itu bukan tentang memiliki, tetapi tentang memberi.” Kalimat ini bukan hanya indah, tapi juga menggambarkan cara ia memaknai kehidupan. Dalam banyak kesempatan, Najwa sering menekankan pentingnya empati dan ketulusan dalam setiap tindakan. Ia percaya bahwa kesuksesan sejati bukan diukur dari seberapa tinggi posisi yang kita raih, melainkan dari seberapa besar dampak positif yang kita berikan bagi orang lain. Prinsip ini pula yang menjadi dasar banyak aktivitas sosial yang ia lakukan di luar dunia jurnalistik.

Menariknya, perjalanan karier Najwa Shihab juga bisa menjadi inspirasi bagi siapa pun yang sedang berjuang menemukan arah hidup. Ia memulai kariernya dari bawah, meniti jalan dengan penuh tantangan, dan menghadapi berbagai kritik dengan kepala tegak. Dari sinilah kita bisa belajar bahwa keberhasilan bukan datang secara instan. Diperlukan disiplin, kecintaan pada ilmu, serta kemampuan berkomunikasi yang baik untuk bisa berdiri tegak di tengah kompetisi yang ketat.

Bagi kamu yang bercita-cita menjadi komunikator hebat seperti Najwa — entah sebagai jurnalis, diplomat, public speaker, atau penerima beasiswa luar negeri — kemampuan bahasa adalah modal yang tidak bisa ditawar. Kemampuan menulis dan berbicara dengan percaya diri dalam bahasa Inggris akan membuka banyak peluang, baik dalam studi maupun karier internasional. Saat kamu menulis motivation letter atau menghadapi wawancara beasiswa, pesan yang kamu sampaikan harus mampu menyentuh hati pembacanya, seperti cara Najwa menyampaikan pikirannya dengan penuh makna.

Ultimate Education hadir untuk mendukung perjalananmu. Melalui berbagai program seperti kursus IELTS, TOEFL, les privat, hingga jasa translate dokumen resmi, kamu bisa mempersiapkan diri dengan lebih matang. Tidak hanya belajar teori bahasa, tapi juga strategi, latihan menulis, dan simulasi wawancara agar kamu benar-benar siap menghadapi dunia global. Tim pengajarnya berpengalaman dan metode pembelajarannya disusun agar relevan dengan kebutuhan profesional masa kini.

Selain itu, di era digital seperti sekarang, kemampuan bahasa Inggris juga menjadi nilai tambah besar di dunia kerja. Banyak perusahaan multinasional menilai calon karyawan dari kemampuan komunikasi lintas budaya dan kemampuan menulis profesional. Dengan mengikuti program di Ultimate Education, kamu tidak hanya memperbaiki nilai ujian, tapi juga membangun kepercayaan diri untuk berinteraksi dengan siapa pun, kapan pun.

Itulah 7 fakta menarik tentang Najwa Shihab. Dari sisi profesional hingga personal, semuanya menunjukkan bahwa ia adalah sosok inspiratif yang layak untuk dijadikan panutan. Semangatnya untuk terus belajar, menyuarakan kebenaran, dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat adalah contoh nyata bahwa kesuksesan selalu berawal dari tekad dan niat baik. Jadi, jika kamu sedang merasa ragu atau kehilangan arah, ingatlah bahwa setiap langkah kecil menuju kebaikan akan selalu berarti — seperti yang selalu ditunjukkan oleh Najwa Shihab.

Semoga kisah ini memotivasi kamu untuk terus tumbuh, belajar, dan berani mengambil kesempatan baru. Karena seperti kata Najwa, “Kita tidak bisa memilih dilahirkan sebagai siapa, tapi kita bisa memilih untuk menjadi apa.”