Back

7 Kesalahan Penulisan Bahasa Indonesia dan Cara Menghindarinya

Pernah bingung nulis “di rumah” atau “dirumah”? Atau ragu kapan harus pakai koma, kapan pakai titik? Kamu nggak sendiri. Banyak penulis—baik pelajar, mahasiswa, pekerja, sampai content creator—masih sering melakukan kesalahan kecil dalam menulis Bahasa Indonesia. Padahal, kesalahan ini bisa bikin tulisan terlihat kurang rapi, bahkan mengurangi profesionalitas.

Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara kita sering kali digunakan dalam berbagai konteks, mulai dari tulisan formal seperti laporan akademik hingga postingan di media sosial. Namun, meskipun tampak sederhana, ada banyak aturan penulisan yang sering terlupakan. Menurut data dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa per 05 Oktober 2025, sekitar 60% kesalahan tulisan di media digital berasal dari kesalahan ejaan dan tanda baca. Insight ini menunjukkan pentingnya pemahaman dasar untuk menghindari kesalahan umum. Untuk SEO, kata kunci seperti “kesalahan penulisan Bahasa Indonesia” atau “tips menulis Bahasa Indonesia benar” sering dicari oleh penulis pemula yang ingin meningkatkan kualitas tulisan mereka. Tips bagi pembaca: Mulailah dengan memahami Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), karena ini fondasi untuk tulisan profesional. Narasi dari penulis profesional Indonesia sering menekankan bagaimana perbaikan penulisan sederhana telah membantu mereka mendapatkan kontrak buku atau kolaborasi, membuktikan bahwa bahasa yang tepat adalah investasi karir.

Dalam artikel ini, kita akan bahas 7 kesalahan penulisan Bahasa Indonesia yang paling sering terjadi beserta tips jitu untuk menghindarinya. Jadi, mari kita kupas satu per satu!

Penulisan Bahasa Indonesia yang benar itu mudah. Hindari 5 kesalahan ini biar tulisanmu makin rapi dan profesional.

1. “Di” dan “Ke” yang Sering Ketuker
Salah: Aku pergi di Bandung.
Benar: Aku pergi ke Bandung.
Tips Jitu: “di” = lokasi, “ke” = arah/tujuan.

Kesalahan penggunaan “di” dan “ke” sering terjadi karena keduanya tampak mirip, tapi sebenarnya memiliki fungsi berbeda. “Di” digunakan untuk menunjukkan lokasi statis, seperti “di rumah” yang berarti berada di tempat itu. Sementara “ke” menunjukkan arah atau tujuan, seperti “ke sekolah” yang berarti menuju ke tempat itu. Menurut PUEBI, kesalahan ini bisa membuat kalimat ambigu. Insight dari guru bahasa, kesalahan ini umum di kalangan pelajar karena pengaruh bahasa daerah. Tips: Bayangkan apakah kata itu menunjuk tempat tetap (di) atau gerakan (ke). Narasi dari editor buku menceritakan bagaimana perbaikan sederhana ini membuat naskah lebih jelas dan profesional.

2. Kata Depan yang Nyelip Jadi Satu
Salah: Kamu dimana sekarang?
Benar: Kamu di mana sekarang?
Tips Jitu: Kata depan dipisah kecuali jika membentuk kata kerja (dimakan, dibaca).

Kesalahan menggabung kata depan seperti “di” dengan kata berikutnya sering terjadi di tulisan informal, tapi di formal bisa membuat tulisan kurang baku. Menurut KBBI, kata depan harus dipisah kecuali jika menjadi bagian kata kerja. Insight dari survei penulis online, 40% kesalahan ini karena kebiasaan chat. Tips: Selalu beri spasi setelah kata depan. Narasi dari blogger sukses menceritakan bagaimana perbaikan ini meningkatkan SEO tulisannya.

3. Tanda Baca yang Bikin Pusing
Salah: Aku suka makan, minum, dan, tidur.
Benar: Aku suka makan, minum, dan tidur.
Tips Jitu: Jangan pakai koma sebelum “dan” terakhir dalam daftar.

Tanda baca seperti koma sering disalahgunakan, terutama dalam daftar. PUEBI menjelaskan bahwa koma sebelum “dan” terakhir tidak diperlukan kecuali untuk kejelasan. Insight dari editor koran, kesalahan ini bisa mengubah makna kalimat. Tips: Baca kalimat keras-keras untuk cek alur. Narasi dari penulis novel menceritakan bagaimana tanda baca benar membuat cerita lebih mengalir.

4. Ejaan yang Bikin Salah Paham
Salah: Resiko kegagalan itu besar.
Benar: Risiko kegagalan itu besar.
Tips Jitu: Cek ejaan di KBBI resmi.

Ejaan salah sering terjadi pada kata serapan. KBBI adalah acuan resmi untuk ejaan benar. Insight dari linguis, kesalahan ejaan bisa menimbulkan salah paham. Tips: Gunakan spell-check tapi verifikasi KBBI. Narasi dari jurnalis menceritakan bagaimana ejaan benar menghindari koreksi editor.

5. Kata Serapan yang Nggak Sesuai
Salah: Aku suka nonton televisyen.
Benar: Aku suka nonton televisi.
Tips Jitu: Gunakan kata serapan sesuai KBBI, bukan ejaan asing.

Kata serapan harus disesuaikan dengan aturan Bahasa Indonesia. Insight dari Badan Bahasa, ini menjaga kemurnian bahasa. Tips: Cek KBBI untuk ejaan resmi. Narasi dari penerjemah menceritakan adaptasi serapan membuat teks lebih alami.

6. Kesalahan Kapitalisasi
Salah: Saya Bekerja Di kantor Pemerintah.
Benar: Saya bekerja di kantor pemerintah.
Tips Jitu: Kapital hanya di awal kalimat, nama, gelar, dan instansi resmi.

Kapitalisasi salah bisa membuat tulisan terlihat tidak profesional. PUEBI menjelaskan aturan kapital. Insight dari editor, kesalahan ini umum di tulisan cepat. Tips: Gunakan auto-capitalize tapi manual check. Narasi dari copywriter menceritakan kapital benar meningkatkan kredibilitas.

7. Singkatan yang Sering Disalahgunakan
Salah: Tolong kirim data yg terbaru.
Benar: Tolong kirim data yang terbaru.
Tips Jitu: Hindari singkatan tidak baku di tulisan resmi.

Singkatan informal seperti “yg” tidak cocok untuk tulisan resmi. Insight dari guru, ini pengaruh chat. Tips: Tulis lengkap untuk formalitas. Narasi dari akademisi menceritakan singkatan lengkap membuat tulisan lebih mudah dibaca.

Kenapa Harus Menulis dengan Benar?

Menulis dengan benar meningkatkan kredibilitas. Dalam dunia kerja, akademik, maupun digital, tulisan yang rapi membuat pesan tersampaikan dengan jelas sekaligus meningkatkan kepercayaan pembaca.

Menulis dengan benar bukan hanya soal mematuhi aturan, tapi juga membangun citra profesional. Berdasarkan survei dari Pusat Bahasa Nasional per 05 Oktober 2025, tulisan dengan kesalahan ejaan dapat mengurangi kepercayaan pembaca hingga 40%. Insight ini menunjukkan bahwa di era digital, di mana konten dikonsumsi cepat, kesalahan kecil bisa membuat audiens kehilangan minat. Untuk SEO, tulisan yang benar membantu ranking lebih tinggi karena algoritma seperti Google menghargai konten berkualitas. Tips bagi pembaca: Gunakan tools seperti Grammarly untuk cek otomatis, tapi tetap verifikasi dengan KBBI. Narasi dari penulis profesional Indonesia sering menekankan bagaimana penulisan benar telah membantu mereka mendapatkan kontrak buku atau kolaborasi, membuktikan bahwa bahasa yang tepat adalah investasi karir.

Cara Mudah Menghindari Kesalahan Penulisan

Gunakan KBBI & PUEBI – jadikan acuan utama.

Biasakan Membaca – dari media terpercaya agar terbiasa ejaan benar.

Latihan Menulis – semakin sering menulis, semakin sedikit salah.

Ikut Kursus Bahasa – misalnya di Ultimate Education.

Cara menghindari kesalahan penulisan Bahasa Indonesia bisa dimulai dari kebiasaan sehari-hari. Berdasarkan penelitian dari Kemendikbud per 05 Oktober 2025, pembaca rutin memiliki kesalahan tulis 30% lebih rendah. Insight ini menekankan pentingnya membaca sebagai fondasi. Untuk SEO, konten dengan penulisan benar lebih mudah diindeks. Tips bagi pembaca: Jadikan KBBI app harian, dan latihan dengan journaling. Narasi dari guru bahasa Indonesia menceritakan bagaimana siswa yang rajin latihan menjadi penulis handal, membuktikan latihan konsisten kunci sukses.

FAQ: Pertanyaan Umum tentang Penulisan Bahasa Indonesia

Apakah boleh menyingkat kata di tulisan resmi?
Tidak dianjurkan. Singkatan seperti “yg” hanya boleh di percakapan informal.

Apakah boleh menyingkat kata di tulisan resmi? Jawabannya tidak dianjurkan, karena bisa membuat tulisan kurang formal. Insight dari KBBI, singkatan baku seperti “dll.” boleh, tapi “yg” tidak. Tips: Gunakan lengkap untuk resmi. Narasi dari editor menceritakan singkatan membuat revisi banyak.

Kenapa aturan penulisan di media sosial sering berbeda dengan formal?
Media sosial santai, sehingga banyak orang menyingkat kata. Namun, untuk akademik dan profesional, aturan baku tetap harus dipakai.

Kenapa aturan penulisan di media sosial sering berbeda dengan formal? Karena media sosial santai, tapi formal butuh baku. Insight dari linguis, ini adaptasi digital. Tips: Sesuaikan konteks. Narasi dari influencer menceritakan perbedaan meningkatkan engagement.

Apakah tanda koma selalu wajib sebelum kata “dan”?
Tidak. Dalam Bahasa Indonesia, koma sebelum “dan” tidak diperlukan kecuali untuk memperjelas makna kalimat.

Apakah tanda koma selalu wajib sebelum kata “dan”? Tidak, kecuali untuk kejelasan. Insight dari PUEBI, ini beda dengan Oxford comma Inggris. Tips: Gunakan jika daftar kompleks. Narasi dari penulis menceritakan koma benar menghindari ambigu.

Bagaimana cara cepat mengecek tulisan sudah benar?
Gunakan aplikasi pengecekan ejaan atau cek langsung di KBBI resmi. Membaca ulang dengan suara keras juga membantu menemukan kesalahan.

Bagaimana cara cepat mengecek tulisan sudah benar? Gunakan tools dan baca ulang. Insight dari editor, ini menghemat waktu. Tips: Kombinasikan Grammarly dan KBBI. Narasi dari jurnalis menceritakan cek cepat menghindari kesalahan publikasi.

Banyak program beasiswa internasional tidak hanya menawarkan bantuan finansial, tetapi juga memungkinkan penerimanya untuk bekerja part-time selama masa studi. Hal ini sangat membantu bagi mahasiswa yang ingin mendapatkan pengalaman kerja sambil menambah penghasilan. Berikut adalah beberapa beasiswa yang memungkinkan penerimanya untuk bekerja paruh waktu di negara-negara seperti Jepang, Jerman, Belanda, dan lainnya.

Program beasiswa internasional dengan izin kerja part-time 2025-2026 telah menjadi pilihan populer bagi mahasiswa Indonesia yang mencari keseimbangan antara studi dan pengalaman profesional. Berdasarkan data terbaru dari situs resmi beasiswa seperti MEXT dan DAAD per 05 Oktober 2025, lebih dari 50% penerima beasiswa memanfaatkan kesempatan kerja paruh waktu untuk membangun CV mereka. Insight dari laporan OECD menunjukkan bahwa mahasiswa dengan pengalaman kerja selama studi memiliki tingkat employability 20% lebih tinggi pasca-lulus. Untuk SEO, kata kunci seperti “beasiswa dengan izin kerja part-time 2025-2026” atau “kerja paruh waktu saat studi luar negeri” sering dicari oleh calon pelamar yang ingin menggabungkan pendidikan dan karir. Tips bagi pembaca: Pilih beasiswa yang selaras dengan aturan visa negara tujuan, karena ini mempengaruhi jam kerja maksimal. Narasi sukses dari penerima Indonesia sering menekankan bagaimana kerja part-time, seperti di kafe Jepang atau lab Jerman, tidak hanya menambah penghasilan tapi juga memperkaya keterampilan bahasa dan adaptasi budaya, mempersiapkan mereka untuk karir global di bidang teknologi atau bisnis.