
Hai, teman-teman! Tahukah kamu bahwa mempelajari bahasa baru—seperti Bahasa Inggris, Korea, Jepang, atau Jerman—tidak hanya berguna untuk kuliah di luar negeri atau bekerja di perusahaan multinasional, tetapi juga dapat membuat otakmu semakin cerdas?
Belajar bahasa ternyata memberi manfaat besar pada fungsi kognitif, mulai dari daya ingat, fokus, hingga kemampuan pemecahan masalah. Yuk, kita bahas bersama bagaimana aktivitas ini mampu mempertajam otak, plus 8 tips praktis agar belajar bahasa terasa menyenangkan!
Oh iya, kalau kamu sedang butuh bimbingan persiapan IELTS, TOEFL, atau kursus bahasa lainnya, bisa coba cek Ultimate Education. Banyak yang bilang tutornya ramah, materi mudah dipahami, dan metode belajarnya seru!
Baca juga: Rekomendasi Situs Nonton Film Gratis yang Aman dan Legal!
Mengapa Belajar Bahasa Bisa Menguatkan Fungsi Kognitif?
Ketika kita mempelajari bahasa baru, otak dilatih untuk berpikir lebih fleksibel, menyimpan informasi lebih efektif, serta meningkatkan kemampuan multitasking.
Bahkan, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa orang yang menguasai dua bahasa (bilingual) dapat menunda gejala demensia hingga 4–5 tahun. Selain itu, fungsi eksekutif otak seperti pengambilan keputusan dan pengendalian diri juga ikut terasah.
Fakta Menarik: Studi dari Journal of Neuroscience (2023) membuktikan bahwa seseorang yang rutin belajar bahasa kedua selama enam bulan mengalami peningkatan aktivitas pada prefrontal cortex, yaitu bagian otak yang berperan dalam penalaran, konsentrasi, dan pengambilan keputusan.
8 Tips Belajar Bahasa untuk Menajamkan Kognitif
1. Pilih Bahasa yang Membuatmu Bersemangat
Belajar bahasa yang sesuai dengan minat membuat otak lebih terstimulasi dan tidak mudah bosan.
Cara Terapkan:
- Pilih bahasa yang relevan dengan tujuan, misalnya Bahasa Inggris untuk IELTS atau Korea untuk memahami budaya K-Pop.
- Mulai dari frasa sederhana seperti “Annyeonghaseyo” (halo) dalam Bahasa Korea.
Sumber Gratis: Aplikasi seperti Duolingo atau TalkToMeInKorean bisa jadi langkah awal.
Tips: Tonton drama Korea atau serial Netflix seperti The Crown sebagai motivasi tambahan.
2. Latih Memori dengan Kosa Kata Baru
Menghafal kosa kata memperkuat memori jangka pendek sekaligus jangka panjang.
Cara Terapkan:
- Targetkan 5–10 kosa kata per hari menggunakan flashcard di Quizlet.
- Misalnya, pelajari kata sustainable (berkelanjutan) dalam Bahasa Inggris atau gamsahamnida (terima kasih) dalam Bahasa Korea.
- Ulangi setiap 3 hari agar lebih melekat di memori.
Tips: Hubungkan kosa kata dengan gambar atau situasi nyata untuk memperkuat ingatan visual.
3. Gunakan Teknik Spaced Repetition
Metode pengulangan terjadwal membantu otak menyimpan informasi lebih lama.
Cara Terapkan:
- Manfaatkan aplikasi seperti Anki untuk mengulang kosa kata atau grammar.
- Atur jadwal pengulangan: 1 hari, 3 hari, lalu 1 minggu.
Tips: Cukup 15 menit per hari agar hippocampus—bagian otak pusat memori—tetap aktif.
Baca juga: 8 Cara Membuat Jadwal Belajar yang Efektif untuk Meraih Kesuksesan
4. Latih Speaking untuk Fungsi Eksekutif
Berbicara dalam bahasa asing menstimulasi otak dalam mengambil keputusan cepat.
Cara Terapkan:
- Ajak teman latihan atau gunakan aplikasi seperti Cambly untuk ngobrol dengan tutor native.
- Misalnya, ucapkan kalimat sederhana: I’m studying Korean to understand K-pop better.
Sumber Gratis: Tandem atau channel YouTube seperti English Addict with Mr Steve.
Tips: Ikut les privat di Ultimate Education agar dapat latihan intensif dengan tutor.
5. Dengarkan Podcast atau Musik untuk Latihan Multitasking
Mendengarkan bahasa baru sambil memahami konteks melatih fokus ganda otak.
Cara Terapkan:
- Dengarkan podcast seperti BBC 6 Minute English atau TalkToMeInKorean sekitar 30 menit per hari.
- Catat frasa penting, contohnya break the ice (memulai percakapan).
Tips: Dengarkan lagu K-Pop atau lagu Inggris sambil membaca lirik agar telinga terbiasa dengan intonasi.
6. Tulis Jurnal dalam Bahasa Baru
Menulis membantu melatih logika, struktur kalimat, dan daya ingat.
Cara Terapkan:
- Buat jurnal harian berisi 5–10 kalimat, misalnya: Today, I learned about Past Simple tense.
- Gunakan Grammarly (versi gratis) untuk memeriksa tata bahasa.
Tips: Minta umpan balik dari tutor agar kesalahan cepat diperbaiki.
7. Ikut Kursus Bahasa untuk Latihan Terstruktur
Kursus memberikan kerangka belajar yang sistematis sehingga otak lebih fokus.
Cara Terapkan:
- Ikuti kursus bahasa Inggris, Korea, atau Jerman di Ultimate Education.
- Latih pola kalimat seperti Conditional Sentences: If I study hard, my brain will improve.
Tips: Pilih kelas kecil berisi 5–10 orang agar interaksi dengan tutor lebih intensif.
8. Bergabung dengan Komunitas Bahasa untuk Stimulasi Sosial
Interaksi sosial dalam bahasa baru melatih fleksibilitas berpikir dan keberanian berbicara.
Cara Terapkan:
- Gabung grup online seperti English Learners Indonesia atau komunitas lokal seperti Toastmasters.
- Hadiri language meetup di kota besar seperti Jakarta atau Bandung.
Tips: Cari partner belajar di aplikasi Tandem untuk latihan rutin setiap minggu.
Baca juga: Tips Memenuhi Syarat IELTS untuk Bisa Kuliah di Cardiff University
Manfaat Kognitif Belajar Bahasa
Belajar bahasa baru bukan sekadar mempelajari kosa kata atau tata bahasa, tetapi juga melibatkan proses kognitif yang kompleks dan menstimulasi otak. Penelitian dalam bidang neurolinguistik menunjukkan bahwa kemampuan bilingual atau multilingual dapat meningkatkan fungsi eksekutif otak, memperbaiki daya ingat, serta membantu seseorang beradaptasi lebih cepat dalam berbagai situasi. Dengan kata lain, kegiatan belajar bahasa memiliki manfaat yang melampaui komunikasi, karena secara langsung berkontribusi terhadap kesehatan otak dan kemampuan berpikir kritis seseorang.
- Memori Lebih Kuat: Menghafal kosa kata dan grammar melatih memori kerja.
- Fokus Meningkat: Code-switching (pergantian bahasa) melatih konsentrasi.
- Pemecahan Masalah: Struktur bahasa asing mengasah logika berpikir.
- Tunda Demensia: Studi Neurology (2022) menunjukkan bilingualisme menunda Alzheimer hingga 5 tahun.
1. Memori Lebih Kuat: Saat seseorang mempelajari bahasa baru, otaknya harus terus mengingat, menyimpan, dan mengambil kembali ribuan kosakata serta aturan gramatikal. Proses ini tidak hanya memperkuat memori jangka pendek, tetapi juga melatih daya tahan memori jangka panjang. Dalam jangka panjang, latihan ini serupa dengan “senam otak” yang menjaga daya ingat tetap tajam bahkan di usia lanjut.
2. Fokus Meningkat: Kemampuan untuk berpindah dari satu bahasa ke bahasa lain atau code-switching menuntut tingkat konsentrasi tinggi. Otak belajar untuk menyeleksi kata dan struktur yang sesuai dengan konteks percakapan. Aktivitas ini memperkuat area prefrontal cortex yang bertanggung jawab terhadap kontrol perhatian, sehingga penutur dua bahasa sering kali lebih mampu menahan distraksi dan fokus pada tugas utama.
3. Pemecahan Masalah dan Kreativitas: Belajar bahasa asing menuntut logika yang sistematis sekaligus kemampuan berimajinasi. Misalnya, memahami struktur kalimat yang berbeda atau mencari padanan kata saat menerjemahkan mendorong seseorang berpikir lebih fleksibel. Hal ini terbukti dapat meningkatkan kemampuan analitis serta kreativitas dalam menyelesaikan masalah sehari-hari, baik di dunia akademik maupun profesional.
4. Mencegah Penurunan Kognitif: Salah satu manfaat paling menarik dari bilingualisme adalah kemampuannya menunda gejala demensia dan Alzheimer. Berdasarkan studi dalam jurnal Neurology tahun 2022, individu yang aktif menggunakan dua bahasa cenderung menunjukkan tanda-tanda penurunan fungsi otak lebih lambat hingga lima tahun dibandingkan mereka yang hanya menggunakan satu bahasa. Ini menunjukkan bahwa aktivitas mental yang kompleks, seperti beralih bahasa, membantu menjaga konektivitas neuron otak tetap aktif.
Secara keseluruhan, belajar bahasa bukan hanya investasi untuk memperluas peluang karier atau komunikasi lintas budaya, tetapi juga investasi untuk kesehatan otak. Setiap kali seseorang berlatih berbicara atau mendengarkan dalam bahasa asing, otaknya bekerja lebih aktif — memperkuat koneksi saraf, meningkatkan daya fokus, dan menunda proses penuaan kognitif. Jadi, tidak ada kata terlambat untuk mulai belajar bahasa baru. Semakin dini seseorang memulai, semakin besar pula manfaat jangka panjang yang dapat dirasakan.
Jika Anda sedang mencari cara untuk meningkatkan kemampuan kognitif sekaligus memperluas wawasan budaya, belajar bahasa asing bisa menjadi langkah terbaik. Selain menambah nilai diri di dunia global, kegiatan ini juga merupakan bentuk perawatan alami bagi otak agar tetap aktif, tajam, dan sehat sepanjang hidup.
Tantangan dan Solusi
- Sulit Menghafal: Gunakan mnemonic, misalnya mengaitkan kata “book” dengan gambar buku.
- Waktu Terbatas: Cukup latihan 15–30 menit per hari dengan aplikasi atau podcast.
- Grogi saat Speaking: Latih bersama tutor yang sabar dan ramah.
- Grammar Rumit: Mulailah dari tenses dasar, seperti Present Simple, sebelum naik ke kalimat kompleks.
Butuh Bantuan untuk Belajar Bahasa?
Menguasai bahasa baru memang memerlukan strategi, disiplin, dan arahan dari ahlinya. Ultimate Education menyediakan kursus IELTS, TOEFL, Bahasa Korea, Jerman, hingga les privat dan jasa penerjemahan.
Mereka juga punya layanan interpreter untuk melatih kemampuan Speaking. Kunjungi www.ultimateducation.co.id untuk info lengkap.
Yuk, Pertajam Otak dengan Belajar Bahasa!
Dengan latihan kosa kata, Speaking, menulis jurnal, hingga mengikuti kursus terstruktur, kamu bisa meningkatkan memori, fokus, dan ketajaman berpikir sekaligus fasih berbahasa.
Mulai sekarang, pilih bahasa yang kamu suka, sisihkan waktu minimal 15 menit setiap hari, dan jangan lupa bergabung dengan komunitas belajar.
Saatnya gaspol, bikin otak lebih tajam dengan bantuan kursus bahasa dari Ultimate Education—tempat belajar dengan tutor ramah dan materi yang gampang dipahami!
