
Kalau ngomongin Jerman, kebanyakan dari kita langsung kebayang negara yang rapi, tertib, disiplin, dan teratur banget. Transportasi umum tepat waktu, lingkungan bersih, orang-orangnya lurus, dan aturan seperti jadi bagian dari hidup sehari-hari.
Nah, karena budaya kedisiplinan itu udah mendarah daging, ada beberapa hal yang buat kita mungkin terlihat kecil, santai, atau masih bisa ditoleransi, tapi di sana justru bisa bikin orang Jerman langsung bete, risih, bahkan marah.
Jadi kalau kamu punya mimpi sekolah, kerja, atau menetap di Jerman, mending siap-siap mental plus attitude dulu. Karena yang bikin mereka kesal itu bukan hal besar, melainkan kebiasaan kecil yang sering kita anggap biasa saja.
Nah, biar tidak salah langkah, yuk kita bahas satu-satu hal yang bisa bikin orang Jerman murka dan gimana cara menghindarinya.
Baca juga: Nggak Cuma Jadi “Karyawan Biasa”, Ini 3 Hal yang Bikin Kamu Disukai Rekan Kerja di Jepang
Datang Telat, Musuh Besar Orang Jerman
Di Jerman, waktu itu bukan sekadar angka di jam. Buat mereka, waktu adalah bentuk respect. Kalau kamu janji ketemu jam 10, ya datanglah jam 10. Bahkan, lebih bagus lagi kalau datang 10 sampai 15 menit lebih awal.
Kalau datang pas banget waktu aja kadang dianggap “ngepas banget sih”, apalagi kalau telat. Di Indonesia, telat 10 menit masih bisa ditoleransi. Kadang malah santai sambil bilang, “Maaf ya macet”, selesai. Tapi di Jerman, alasan seperti itu bukan pembenaran.
Mereka menganggap kamu tidak menghargai orang yang kamu temui, tidak profesional, dan tidak bisa dipercaya. Di dunia kerja, keterlambatan bisa bikin reputasi kamu jatuh. Di kampus, bisa bikin dosen bete. Bahkan dalam pertemanan pun, orang bisa merasa kamu tidak serius.
Jadi kalau tinggal di Jerman, pakai mindset baru. Set reminder, atur waktu perjalanan, dan biasakan prepare lebih awal. Karena buat mereka, on time itu bukan kehebatan, tapi standar minimum.
Berisik di Waktu yang Tidak Tepat, Jangan Coba-Coba
Orang Jerman itu sangat menghargai ketenangan. Ada aturan tidak tertulis tapi dipatuhi bersama untuk tidak berisik terutama di jam tertentu. Ada yang namanya “Ruhezeit”, yaitu waktu-waktu tenang, biasanya malam hari atau hari Minggu.
Pada jam-jam ini, orang tidak diperkenankan bikin suara berlebihan seperti ngebut-ngebut motor, teriak-teriak, nyetel musik kencang, atau bahkan ngebor dan ngetok-ngetok rumah. Buat kita yang terbiasa dengan suasana ramai, kadang tanpa sadar ngobrol keras, ketawa pecah, atau putar lagu sepuasnya.
Di Jerman, ini bisa bikin tetangga langsung protes. Mereka tidak akan sungkan mengetuk pintu, negur langsung, atau lapor pihak berwenang kalau sudah keterlaluan. Bukan karena mereka galak, tapi karena mereka menghargai hak semua orang untuk hidup nyaman.
Kalau kamu tinggal di apartemen, ingat bahwa tembok sana kadang tipis. Main aman saja, pelankan suara, hormati waktu tenang, dan belajar untuk lebih mindful soal kebisingan.
Datang Tanpa Janjian, Jangan Mengira Semua Orang Santai
Di Indonesia, main tiba-tiba ke rumah teman masih dianggap wajar. Kadang malah seru. Tapi di Jerman, budaya ini beda jauh. Datang tanpa janjian itu dianggap tidak sopan dan kurang ajar, karena mereka sangat menghargai privasi dan ruang personal.
Orang Jerman terbiasa membuat janji dulu bahkan untuk hal kecil seperti sekadar mampir ngobrol atau ngopi. Mereka perlu memastikan waktunya pas, kondisi rumah siap, dan mereka memang lagi mood untuk menerima tamu.
Jadi jangan tiba-tiba datang dan bilang, “Aku kebetulan lewat nih.” Untuk mereka itu bukan kebetulan yang lucu, tapi sesuatu yang mengganggu. Kalau ingin bertemu, kabari dulu. Chat, telepon, atau buat appointment kecil. Simple, tapi itu bentuk sopan santun versi mereka.
Baca juga: Kata dari Bahasa Prancis yang Artinya Indah Banget dan Bikin Hidup Terasa Lebih Estetik
Menyebrang Saat Lampu Merah. Jangan Santai di Zebra Cross
Satu hal yang sering bikin orang Jerman geregetan adalah orang yang nyebrang seenaknya saat lampu merah. Bahkan ketika jalan sepi sekalipun, mereka tetap patuh aturan. Tidak cuma karena takut ditilang, tapi karena mereka percaya kalau aturan dibuat untuk kebaikan bersama.
Kalau kamu nekad nyebrang sembarangan, jangan kaget kalau tiba-tiba ada yang negur. Bahkan ada yang bilang, mereka paling tidak suka kalau ada orang nyebrang merah saat ada anak kecil yang melihat. Karena mereka tidak mau memberi contoh buruk ke generasi muda.
Jadi meskipun sepi, sabar dulu. Tunggu lampu hijau. Itu bukan soal disiplin doang, tapi soal mentalitas hidup tertib.
Telepon Malam-Malam. This Is Not Indonesia, Guys
Di Jerman, waktu malam adalah waktu istirahat. Mereka sangat menjaga boundaries antara kehidupan pribadi dan urusan sosial. Makanya, nelpon orang malam-malam hanya untuk hal tidak penting bisa bikin mereka kesal.
Kalau memang urgent banget, masih bisa dimaklumi. Tapi kalau sekadar ngobrol santai, mending tunda. Gunakan pesan dulu, tanya apakah mereka available atau tidak. Orang Jerman suka yang terstruktur, termasuk dalam komunikasi. Mereka tidak suka diganggu di luar jam yang biasanya dianggap wajar.
Tidak Memisahkan Sampah! Ini Bukan Main-Main
Kalau kamu ke Jerman, jangan kaget lihat tempat sampah warna-warni dan kategori yang ribet. Ada khusus plastik, kertas, kaca, sisa makanan, bahkan ada jenis sampah tertentu yang harus dibuang ke tempat khusus. Buat mereka, ini bukan formalitas, tapi kebiasaan penting untuk menjaga lingkungan.
Kalau kamu asal buang sampah tanpa dipilah, bukan cuma bikin orang sekitar kesal, tapi bisa dianggap tidak peduli dan tidak punya tanggung jawab sosial. Di beberapa tempat, salah buang sampah bahkan bisa kena denda.
Jadi mau tidak mau, kamu memang harus belajar memilah sampah. Ini bukan soal ribet, tapi soal respect ke sistem yang sudah berjalan dengan baik.
Baca juga: 5 Startup Asia Tenggara yang Lagi Melejit dan Siap Jadi Game Changer! Anak Muda Wajib Tahu!
Intinya, Hidup di Jerman Butuh Adaptasi, Bukan Hanya Niat
Orang Jerman bukan orang yang galak, kaku, atau dingin seperti stereotype. Mereka cuma terbiasa hidup tertib, disiplin, dan saling menghargai. Kalau kita bisa mengikuti ritme itu, mereka bisa jadi teman yang loyal, jujur, dan sangat supportive.
Tapi kalau kita membawa kebiasaan asal-asalan, ya siap-siap saja kena tegur atau dipandang kurang sopan. Adaptasi itu kunci.
Mulai dari cara menghargai waktu, menjaga ketenangan, mematuhi aturan lalu lintas, menjaga etika sosial, sampai peduli lingkungan. Hal-hal kecil seperti inilah yang bikin kamu bukan cuma survive di Jerman, tapi juga benar-benar diterima di sana.
Siap Hidup di Jerman? Siapkan Bahasa dan Mindset Sekaligus
Ngomongin adaptasi di Jerman tidak cuma soal attitude, tapi juga soal bahasa dan persiapan akademik. Kalau kamu punya mimpi kuliah, kerja, atau menetap di Jerman, persiapan bahasa itu wajib banget.
Apalagi kalau kamu mau kuliah, biasanya butuh sertifikat seperti TestDaF sebagai bukti kemampuan bahasa Jerman kamu.
Biar tidak ribet belajar sendirian, kamu bisa ikut bimbingan belajar dari tempat yang terpercaya. Ultimate Education siap bantu kamu belajar bahasa Jerman dengan nyaman, fun, tapi tetap berkualitas.
Di sini kamu bisa dapetin bimbingan TestDaF, panduan persiapan belajar ke Jerman, sampai jasa penerjemah dokumen resmi biar urusan administrasi kamu makin gampang.
Jadi kalau kamu serius pengin ke Jerman, Ultimate Education adalah salah satu rekomendasi tempat kursus terbaik yang siap nemenin perjalanan kamu. Yuk, mulai sekarang disiapin dari bahasa sampai mentalitasnya!
