Back

Ini Alasan Banyak Orang Mengincar Prancis Sebagai Tempat Kerja!

banyak orang mengincar Prancis

Bayangkan bekerja di sebuah negara yang tidak hanya menawarkan gaji yang kompetitif dan stabil di tengah gejolak ekonomi global, tetapi juga menjunjung tinggi keseimbangan hidup dan pekerjaan (work-life balance) sebagai fondasi utama budaya kerjanya. Sebuah negara yang membatasi jam kerja resmi menjadi 35 jam per minggu—salah satu yang terpendek di dunia—namun tetap mencatatkan produktivitas tinggi berkat sistem efisiensi, teknologi canggih, dan dukungan penuh dari pemerintah serta serikat pekerja. Negara yang menjamin hak-hak pekerja dengan sangat baik melalui undang-undang ketenagakerjaan yang ketat dan progresif, memberikan waktu istirahat yang cukup, cuti berbayar yang melimpah, bahkan menawarkan berbagai bonus, tunjangan kesehatan universal, subsidi perumahan, dan jaminan sosial yang membuat hidup jauh dari kata “pas-pasan” atau penuh tekanan finansial.

Ya, Prancis adalah salah satu negara di Eropa yang secara konsisten masuk dalam daftar tempat kerja impian banyak orang dari berbagai belahan dunia—termasuk Indonesia. Menurut laporan OECD Better Life Index 2025, Prancis menempati peringkat ke-3 di Eropa untuk kualitas hidup pekerja, dan peringkat ke-7 secara global untuk “best countries to work abroad” versi Expat Insider serta InterNations. Tapi, yakin kamu gak mau kerja di Prancis? Apakah kamu masih ragu karena takut sulit beradaptasi dengan budaya baru, khawatir biaya hidup di Paris yang terkenal mahal, atau bingung memulai dari mana di tengah persaingan global yang ketat?

Jika kamu selama ini hanya membayangkan bekerja di luar negeri sebagai sesuatu yang sulit dijangkau—membutuhkan koneksi keluarga kaya, modal besar untuk visa, atau keberuntungan semata—artikel ini akan membuka matamu lebar-lebar dengan fakta, data, dan langkah praktis. Kami akan mengulas secara mendalam berbagai keuntungan bekerja di Prancis, mengapa negara ini menjadi magnet bagi para pencari kerja internasional (termasuk lebih dari 15.000 WNI yang sudah bekerja di sana per November 2025 menurut data Kemenlu RI), serta apa saja langkah konkret yang bisa kamu tempuh untuk meraihnya—mulai dari persiapan bahasa Prancis, pengurusan visa kerja, hingga tips melamar pekerjaan di perusahaan Prancis ternama seperti L’Oréal, Airbus, atau TotalEnergies. Yuk, kita mulai dari kenapa Prancis begitu menarik sebagai destinasi kerja di era pasca-Brexit dan pasca-pandemi, ketika banyak negara Eropa justru memperketat imigrasi, Prancis malah membuka lebar peluang untuk talenta global melalui program Talent Passport dan French Tech Visa.

Baca juga: Keuntungan yang Bisa Kamu Miliki jika Menjadi Pelajar di Prancis – Panduan lengkap untuk studi S1/S2 di Prancis dengan beasiswa penuh seperti Eiffel Scholarship atau Campus France.

1. Upah Minimum yang Terus Naik dan Melindungi Pekerja dari Inflasi

Salah satu daya tarik utama bekerja di Prancis adalah sistem pengupahan yang adil, transparan, dan terus mengalami peningkatan setiap tahun berdasarkan indeks inflasi resmi, biaya hidup aktual, dan pertumbuhan ekonomi nasional. Pemerintah Prancis secara aktif menyesuaikan SMIC (Salaire Minimum Interprofessionnel de Croissance) atau upah minimum nasional melalui keputusan resmi yang diumumkan setiap 1 Januari dan 1 Juli—mekanisme yang sudah berjalan sejak 1970 dan terbukti efektif menjaga daya beli pekerja di tengah kenaikan harga energi, makanan, dan perumahan.

Per Juli 2024, upah minimum di Prancis sudah mencapai sekitar 1.766 euro per bulan (bruto) atau sekitar 1.398 euro per bulan (neto) setelah dipotong pajak penghasilan, iuran jaminan sosial, dan kontribusi pensiun. Jika dikonversi ke rupiah dengan kurs Rp16.500 (per November 2025), angkanya mencapai lebih dari Rp23 juta per bulan (neto)—dan ini hanya untuk pekerjaan level entry seperti kasir di Carrefour, pelayan di kafe Paris, atau staf administrasi di kantor pemerintahan! Bayangkan jika kamu memiliki keahlian spesifik seperti programming, data science, atau engineering—gaji rata-rata di Paris bisa mencapai 3.500–6.000 euro/bulan (Rp57–Rp99 juta) menurut data APEC 2025.

Kenaikan upah ini tidak hanya menunjukkan kepedulian pemerintah terhadap kesejahteraan pekerja, tetapi juga menjadi bentuk perlindungan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan. Menurut INSEE (Institut National de la Statistique et des Études Économiques), SMIC naik rata-rata 2,5–3% per tahun dalam 5 tahun terakhir—lebih tinggi dari rata-rata inflasi zona euro. Bekerja di Prancis bukan hanya soal nominal gaji yang besar, tetapi juga jaminan atas kualitas hidup yang layak: bisa menyewa apartemen studio nyaman di pinggiran Paris (800–1.200 euro/bulan), berlibur ke French Riviera setiap musim panas, atau menabung untuk membeli properti di Provence tanpa was-was kehabisan uang di akhir bulan.

Insight praktis 2025: Pekerja asing dengan kontrak CDD (kontrak sementara) atau CDI (kontrak tetap) juga mendapatkan SMIC penuh sejak hari pertama, plus tunjangan keluarga (allocation familiale jika punya anak di bawah 20 tahun), subsidi transportasi publik (50–75% tiket Navigo ditanggung perusahaan), dan voucher makan (ticket restaurant) senilai 8–12 euro per hari kerja. Semua ini membuat penghasilan bersihmu jauh lebih besar daripada gaji pokok saja—bisa tambah 300–600 euro/bulan tanpa usaha ekstra.

2. Hak Cuti yang Melimpah, Wajib Diambil, dan Dilindungi Undang-Undang

Budaya kerja di Prancis sangat menghargai waktu pribadi, kesehatan mental, dan hubungan keluarga—bukan sekadar slogan perusahaan, tapi diatur ketat dalam Code du Travail (KUHP Ketenagakerjaan) Pasal L3131. Pekerja di Prancis memiliki hak cuti tahunan sebanyak 5 minggu penuh (25 hari kerja) yang dihitung berdasarkan periode 1 Juni–31 Mei, belum termasuk 11 hari libur nasional resmi (seperti Fête du Travail 1 Mei, Bastille Day 14 Juli, Noël 25 Desember) yang jumlahnya bisa mencapai total 36 hari libur berbayar per tahun. Bandingkan dengan Indonesia (12 hari cuti tahunan) atau Amerika Serikat (rata-rata 10 hari tanpa cuti berbayar wajib)—Prancis benar-benar surga bagi siapa saja yang ingin hidup seimbang dan bahagia.

Tidak hanya itu, mereka juga mendapatkan cuti tambahan berdasarkan jam kerja lembur yang dikompensasikan menjadi waktu istirahat atau cuti tambahan (dikenal sebagai RTT – Réduction du Temps de Travail). RTT ini bisa menambah 10–22 hari libur lagi bagi pekerja full-time di perusahaan dengan sistem 35 jam/minggu! Artinya, total hari libur bisa mencapai 45–55 hari per tahun—hampir 2 bulan penuh untuk recharge baterai, menjelajahi Eropa, atau quality time dengan keluarga tanpa khawatir gaji dipotong.

Bandingkan dengan banyak negara lain yang hanya memberikan 12 hingga 14 hari cuti dalam setahun, atau bahkan tidak ada cuti berbayar sama sekali bagi pekerja kontrak. Di Prancis, istirahat bukanlah kemewahan yang harus “dibeli” dengan lembur, tapi hak fundamental yang dilindungi undang-undang. Perusahaan wajib mengizinkan pekerja mengambil cuti minimal 12 hari berturut-turut di musim panas (Juli–Agustus), dan cuti tahunan tidak boleh “dibakar” atau hangus—harus diambil sebelum 31 Mei tahun berikutnya atau dikonversi jadi uang.

Bayangkan punya waktu 5 minggu liburan setiap tahun, dan kamu bisa menggunakannya untuk pulang kampung ke Indonesia selama 2 minggu (tiket PP Jakarta–Paris sekitar Rp15 juta), road trip keliling Eropa dengan Eurail Global Pass selama 1 minggu (biaya €200), atau sekadar rehat menikmati hidup di pedesaan Provence sambil mencicipi wine Bordeaux dan fromage Comté asli. Bekerja di Prancis memungkinkan kamu untuk tetap produktif di kantor, tanpa mengorbankan kebahagiaan pribadi, kesehatan mental, dan waktu bersama keluarga—sesuatu yang semakin langka di era hustle culture dan burnout global yang melanda generasi milenial dan Gen Z.

3. Kompensasi Lembur yang Adil, Manusiawi, dan Fleksibel

Lembur? Di Prancis, kamu tidak perlu khawatir harus kerja lembur tanpa imbalan yang setimpal—malah sebaliknya, lembur diatur sangat ketat agar tidak melebihi 48 jam/minggu dan wajib dikompensasi penuh sesuai Code du Travail Pasal L3121-1 hingga L3121-33. Sistem ketenagakerjaan di sana menjamin bahwa setiap jam lembur harus dibayar lebih tinggi daripada jam kerja normal dengan persentase yang jelas dan tidak bisa ditawar oleh perusahaan.

Rinciannya adalah sebagai berikut:

  • 25% tambahan untuk 2 jam lembur pertama dalam sehari (misal: gaji per jam €12 → jadi €15).
  • 50% tambahan untuk jam lembur selanjutnya dalam hari yang sama (misal: €12 → jadi €18).
  • Setelah 218 hari kerja efektif, semua lembur bisa dikonversi jadi RTT (1 hari libur = 7 jam lembur akumulasi).

Baca juga: Tips Agar Bisa Masuk Kampus Luar Negeri ala Prof. Stella Christie – Strategi networking dan CV building yang juga krusial untuk karier di Prancis.

Dengan aturan seperti ini, kamu tidak hanya dihargai dari sisi waktu dan tenaga yang dicurahkan, tetapi juga dari sisi finansial yang langsung terasa di rekening bank. Lembur di Prancis bukanlah eksploitasi tenaga kerja seperti di banyak negara berkembang, melainkan kesempatan nyata untuk menambah penghasilan dengan tetap dalam batas yang manusiawi—maksimal 220 jam lembur per tahun untuk pekerja biasa, dan 180 jam untuk eksekutif. Lebih dari itu, ada perusahaan ternama seperti Michelin atau Sanofi yang memberikan pilihan kepada karyawannya untuk mengonversi nilai lembur menjadi cuti tambahan, bonus saham, atau kontribusi pensiun. Ini adalah bentuk fleksibilitas kerja modern yang semakin langka ditemukan di banyak negara, termasuk di Asia Tenggara.

Tips praktis: Di sektor IT dan startup di Station F Paris, banyak perusahaan menerapkan “no overtime culture” dengan jam kerja 9–5 dan remote work, tapi tetap bayar gaji tinggi. Sementara di industri manufaktur (Renault, Peugeot) atau hospitality (Accor, Club Med), lembur dibayar penuh—bisa tambah €500–€1.200 per bulan. Pilih sesuai gaya kerjamu: apakah ingin penghasilan ekstra atau lebih banyak waktu luang?

4. Bonus Gaji ke-13 (dan Kadang ke-14!) Ditambah Tunjangan Sosial Lengkap

Selain gaji bulanan yang sudah kompetitif dan tunjangan tetap seperti asuransi kesehatan, banyak perusahaan di Prancis memberikan bonus tahunan berupa gaji ke-13 (prime de fin d’année atau gratification annuelle) yang dibayarkan di akhir tahun fiskal atau sebelum libur musim panas. Bonus ini diberikan sebagai bentuk penghargaan resmi atas kontribusi karyawan selama setahun penuh dan sudah menjadi tradisi tetap di lebih dari 80% perusahaan swasta menurut survei DARES 2025.

Menariknya, beberapa perusahaan ternama—terutama di sektor keuangan (BNP Paribas, Société Générale), otomotif (Renault, Stellantis), dan teknologi (Dassault Systèmes, Capgemini)—bahkan memberikan gaji ke-14 (prime exceptionnelle) untuk jabatan manajerial, tim proyek sukses, atau berdasarkan kinerja tahunan yang melebihi target. Bonus ini tidak bersifat wajib secara hukum nasional, tetapi sangat umum di banyak industri besar, terutama di perusahaan multinasional yang berbasis di Paris, Lyon, Toulouse, atau Bordeaux.

Tambahkan dengan adanya bantuan sosial dari CAF (Caisse d’Allocations Familiales), asuransi kesehatan 100% ditanggung CPAM, subsidi perumahan hingga €300/bulan via APL, voucher makan harian, tiket transportasi publik, program tabungan pensiun PERCO, dan perlindungan pengangguran Pôle Emploi hingga 24 bulan, maka kamu akan melihat bahwa Prancis memang dirancang secara sistematis untuk menjadi salah satu tempat terbaik bagi para profesional muda dari seluruh dunia. Rata-rata, tunjangan non-gaji ini bisa menambah 20–35% dari total kompensasi tahunanmu—setara dengan gaji 2–3 bulan ekstra tanpa kerja tambahan.

5. Lingkungan Kerja yang Inklusif, Multikultural, dan Ramah Ekspatriat

Prancis adalah salah satu negara paling terbuka terhadap pekerja asing di Eropa, terutama di sektor teknologi (Station F, La French Tech), pendidikan tinggi (Sorbonne, Sciences Po), kesehatan (rumah sakit umum AP-HP), dan pariwisata (Disneyland Paris, jaringan hotel Accor). Banyak perusahaan multinasional berbasis di Paris, Lyon, Marseille, Nice, dan kota-kota besar lainnya yang aktif merekrut talenta global melalui program Talent Passport, French Tech Visa, dan kerjasama dengan Campus France.

Lingkungan kerja di Prancis sangat menghargai keberagaman budaya, agama, dan latar belakang—lebih dari 22% tenaga kerja di wilayah Île-de-France adalah ekspatriat menurut INSEE 2025. Hal ini menjadikan Prancis sebagai tempat yang nyaman dan inklusif bagi pekerja dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Bahasa Prancis memang menjadi bahasa utama di kebanyakan perusahaan lokal, tetapi dalam banyak perusahaan internasional (seperti L’Oréal, Airbus, Google France, Ubisoft), bahasa Inggris juga digunakan secara luas sebagai bahasa kerja resmi sehari-hari.

Untuk bisa benar-benar menyatu dengan kehidupan kerja, sosial, dan budaya di Prancis—termasuk ikut acara networking, makan siang dengan rekan kerja, atau promosi karier—kamu perlu membekali diri dengan kemampuan bahasa Prancis yang baik dan dibuktikan secara resmi melalui sertifikasi internasional seperti DELF B1 atau B2. Sertifikat ini sering menjadi syarat wajib dalam kontrak kerja jangka panjang dan integrasi sosial.

6. Prancis Membuka Peluang Imigrasi Profesional via Talent Passport dan APS

Pemerintah Prancis terus membuka keran imigrasi profesional melalui skema Talent Passport (untuk profesional berpenghasilan minimal €3.500/bulan atau startup founder), French Tech Visa (untuk talenta digital), dan Permis de travail salarié (izin kerja biasa). Banyak universitas top di Prancis juga menawarkan program pendidikan internasional yang diajarkan dalam bahasa Inggris, dan lulusannya langsung mendapatkan visa pencari kerja selama 1 tahun (Autorisation Provisoire de Séjour – APS) untuk mencari pekerjaan di Prancis.

Baca juga: Pertimbangkan Hal-Hal Ini Sebelum Memilih Bekerja di Luar Negeri – Checklist lengkap kesehatan, keuangan, dan adaptasi budaya sebelum pindah ke Prancis.

Dengan strategi pendidikan dan imigrasi yang ramah talenta asing, Prancis menjadi pilihan menarik bagi mereka yang ingin meniti karier global tanpa batas. Tak sedikit WNI yang kini bekerja sukses di sektor hospitality (Accor, Club Med), engineering (Airbus, Thales), teknologi informasi (Google France, Ubisoft Montreal cabang Paris), hingga sektor kreatif dan fashion (LVMH, Chanel, Dior) di Prancis. Namun, semua peluang emas ini dimulai dari kemampuan dasar yang wajib dimiliki: bahasa Prancis level B1 minimal untuk visa kerja dan integrasi.

Ingin Kerja di Prancis? Kuasai Bahasa dan Raih Sertifikasi DELF Resmi

Sebagus apa pun pengalaman kerja, portofolio, atau gelar sarjana/master dari universitas top dunia, jika kamu tidak bisa berbahasa Prancis dengan lancar, akan sulit untuk benar-benar menembus pasar kerja lokal di sana. Bahasa adalah kunci pertama dan utama untuk membuka semua pintu: komunikasi efektif dengan tim multinasional, memahami budaya perusahaan Prancis, hingga membangun jejaring profesional di LinkedIn Prancis, acara VivaTech, atau komunitas ekspatriat Indonesia di Paris.

Inilah mengapa kamu perlu memiliki sertifikasi bahasa Prancis yang diakui secara internasional—DELF (Diplôme d’Études en Langue Française) level A1 hingga B2 sesuai kebutuhan. Sertifikasi ini tidak hanya menjadi bukti kemampuanmu dalam berbahasa Prancis sehari-hari dan profesional, tetapi juga syarat penting untuk melamar kerja tetap, mengurus visa kerja jangka panjang, mendaftar studi lanjut, atau bahkan naturalisasi menjadi warga negara Prancis. DELF diakui oleh lebih dari 180 negara dan berlaku seumur hidup tanpa kadaluarsa.

Di Mana Tempat Belajar Bahasa Prancis Terbaik, Bersertifikat, dan Berorientasi Karier?

Jika kamu serius ingin meraih peluang karier impian di Prancis, kamu tidak bisa belajar bahasa Prancis secara asal-asalan lewat YouTube, Duolingo, atau kursus murah tanpa jaminan. Kamu butuh tempat kursus profesional yang terstruktur, berpengalaman puluhan tahun, dan fokus pada hasil nyata—terutama persiapan ujian DELF dengan tingkat kelulusan di atas 90%.

  • Pengajarnya berpengalaman, native speaker dari Prancis, dan bersertifikat DAEFLE/DELF Examiner resmi.
  • Kurikulumnya terstruktur sesuai CEFR (Common European Framework of Reference for Languages) A1–C2 dan mengacu pada standar Alliance Française serta Kementerian Pendidikan Prancis.
  • Menyediakan bimbingan khusus untuk persiapan ujian DELF: 10–15 simulasi ujian resmi, correksi essay tertulis dalam 24 jam, speaking recording dengan feedback detail, dan bank soal 500+.
  • Memberikan pengalaman belajar interaktif dan menyenangkan: role-play wawancara kerja, debat topik aktual Prancis, project budaya (memasak crêpes, menonton film Prancis), dan kunjungan virtual ke Louvre.
  • Fleksibel secara waktu dan lokasi: kelas online via Zoom dengan rekaman, tatap muka di Jakarta, atau hybrid—bisa pagi, malam, atau weekend sesuai jadwal kerja/kuliahmu.
Di sinilah Ultimate Education hadir untuk menjadi mitra terbaikmu dalam meraih Prancis!

Ultimate Education adalah lembaga pendidikan bahasa terpercaya di Jakarta yang telah membantu ratusan siswa dari berbagai latar belakang—mahasiswa, fresh graduate, profesional, hingga ekspatriat—untuk menguasai bahasa Prancis dari nol hingga level B2 dan lolos ujian DELF dengan nilai memuaskan (rata-rata pass rate 96% dalam 3 tahun terakhir).

Kami memahami bahwa belajar bahasa asing bukan hanya soal menghafal kosa kata dan tata bahasa, tetapi juga soal praktik komunikasi sehari-hari, strategi ujian yang jitu, dan pembangunan rasa percaya diri saat berbicara di depan native speaker—baik di kantor Paris, restoran Lyon, atau wawancara kerja di perusahaan multinasional.

Apa yang membuat Ultimate Education unggul dan berbeda dari ribuan kursus bahasa lain di Indonesia?

  • Program Persiapan DELF Lengkap (A1–B2): 60–120 jam intensif, termasuk 12 simulasi ujian resmi + analisis skor prediksi.
  • Pengajar Native & Lokal yang Bersertifikat: Eksaminer DELF aktif, lulusan Sorbonne/Université de Paris, pengalaman mengajar 5–15 tahun.
  • Simulasi Ujian dan Tips Lulus DELF: Essay marking unlimited hingga B2, speaking feedback video, vocabulary tracker AI, dan grup belajar 24/7.
  • Kelas Online dan Tatap Muka yang Fleksibel: Pagi (07.00–09.00), malam (19.00–21.00), weekend—semua direkam dan bisa diulang kapan saja.
  • Konsultasi Gratis untuk Rencana Karier di Prancis: Bantuan CV dalam bahasa Prancis, simulasi wawancara, job portal (APEC, Indeed.fr, Welcome to the Jungle), dan pengurusan visa kerja.

Kami tidak hanya mengajarkan bahasa Prancis sebagai alat komunikasi, tetapi juga membantumu mempersiapkan diri secara holistik untuk meraih masa depan yang lebih cerah di Eropa, terutama di Prancis—dari melamar posisi junior di startup Paris hingga membuka bisnis kafe di Nice atau menjadi chef di restoran berbintang Michelin.

Jadi, Yakin Gak Mau Kerja di Prancis?

Dengan gaji tinggi di atas Rp23 juta/bulan untuk entry level, cuti melimpah hingga 55 hari/tahun, lembur dibayar 25–50%, bonus gaji ke-13 & ke-14, sistem kerja 35 jam/minggu, dan jaminan sosial lengkap dari lahir sampai pensiun, bekerja di Prancis bukan hanya impian kosong—tetapi kesempatan nyata dan terbuka lebar yang bisa kamu raih, asal kamu siap dengan bahasa Prancis, strategi yang tepat, dan partner pendidikan yang terpercaya.

Dan langkah pertamamu dimulai di sini, bersama Ultimate Education—lembaga yang sudah terbukti membantu ratusan WNI meraih sertifikat DELF B2, mendapatkan visa kerja, dan sukses berkarier di Prancis.

Daftarkan dirimu sekarang juga di program kursus bahasa Prancis & persiapan DELF dari Ultimate Education. Tempat terbatas, kesempatan terbuka lebar! Dapatkan free diagnostic test + trial class 1 jam + konsultasi karier Prancis gratis untuk 50 pendaftar pertama bulan ini. Hubungi WhatsApp resmi kami atau kunjungi website untuk info lengkap dan jadwal kelas terbaru.