Jangan Lakukan 4 Hal Ini Kalau Gak Mau Skor IELTS Kamu Jeblok

IELTS (International English Language Testing System) adalah salah satu tes kemampuan bahasa Inggris paling populer di dunia. Tes ini menjadi syarat wajib bagi banyak orang yang ingin melanjutkan studi, bekerja, atau bahkan menetap di luar negeri.
Karena itu, skor IELTS yang baik bisa menjadi kunci masa depan cerah — membuka pintu beasiswa, karier global, hingga kesempatan tinggal di negara impian.
Namun, tak sedikit orang yang menganggap remeh persiapan tes IELTS dan akhirnya kecewa dengan hasilnya. Banyak peserta yang merasa percaya diri saat belajar, namun saat melihat skor resmi, hasilnya jauh dari ekspektasi.
Salah satu penyebab utama dari skor rendah ini adalah kesalahan dalam strategi belajar atau bahkan pola pikir yang keliru.
Jika kamu sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti IELTS, penting sekali untuk menghindari kesalahan-kesalahan fatal yang bisa menjebakmu dalam hasil yang mengecewakan.
Artikel ini akan membahas empat kesalahan umum yang sering dilakukan calon peserta IELTS dan bagaimana cara menghindarinya.
Baca juga: Tempat yang Wajib Diketahui Para Perantau Ketika di Korea Selatan
1. Tidak Paham “Medan Perang“
Bayangkan kamu sedang mengikuti pertandingan, tapi kamu sama sekali tidak tahu aturan mainnya. Kemungkinan besar kamu akan kalah. Hal yang sama juga berlaku dalam IELTS.
Banyak peserta tes yang belajar bahasa Inggris secara umum, tapi lupa memahami struktur dan format IELTS itu sendiri.
IELTS bukan sekadar tes bahasa Inggris biasa. Tes ini memiliki struktur, waktu, dan penilaian yang sangat spesifik. Ada empat bagian utama: Listening, Reading, Writing, dan Speaking. Masing-masing bagian memiliki karakteristik dan tantangannya sendiri. Misalnya:
- Listening berdurasi sekitar 30 menit dengan 40 soal, yang dibagi menjadi empat bagian rekaman.
- Reading menguji kemampuan membaca dalam waktu 60 menit, dan formatnya bisa berbeda tergantung versi tes (Academic atau General Training).
- Writing terdiri dari dua tugas (Task 1 dan Task 2) yang harus dikerjakan dalam waktu 60 menit.
- Speaking adalah wawancara langsung dengan penguji yang berlangsung 11–14 menit.
Tanpa memahami format dan strategi untuk masing-masing bagian, kamu bisa panik saat tes berlangsung.
Misalnya, banyak yang baru menyadari saat tes bahwa mereka harus menulis esai argumentatif lengkap dalam 40 menit — sesuatu yang tidak ringan jika belum pernah latihan sebelumnya.
Solusi:
- Pelajari dan pahami betul struktur setiap bagian tes.
- Gunakan sumber latihan yang sesuai dengan format IELTS.
- Simulasikan ujian sesering mungkin agar terbiasa dengan kondisi waktu dan tekanan.
2. Over Pede karena Terlalu Sering Dengerin Podcast atau Nonton Film
Kebiasaan mendengarkan podcast atau menonton film dalam bahasa Inggris memang bagus untuk meningkatkan kemampuan mendengar secara umum. Tapi jangan sampai itu membuatmu merasa terlalu percaya diri.
Banyak orang merasa sudah mahir dalam listening hanya karena terbiasa dengan konten berbahasa Inggris. Padahal, konten informal seperti film atau podcast tidak selalu mencerminkan gaya dan struktur soal dalam IELTS.
Listening dalam IELTS mengharuskan kamu menangkap informasi spesifik dari percakapan formal dan akademik. Kadang hanya satu kata kunci yang bisa menentukan jawaban benar.
Selain itu, aksen dalam IELTS juga sangat beragam — dari British, Australian, hingga Canadian — dan tidak semua aksen muncul di podcast atau film populer yang biasa kamu dengarkan.
Contoh kasus: Seorang peserta merasa sangat siap karena rutin mendengarkan podcast Amerika. Namun, saat menghadapi rekaman dengan aksen British cepat dan menggunakan istilah akademik, ia gagal memahami pertanyaannya dan kehilangan banyak poin.
Solusi:
- Latih listening menggunakan audio khusus IELTS, bukan sekadar film atau podcast.
- Biasakan diri dengan berbagai aksen bahasa Inggris.
- Fokus pada teknik menjawab: identifikasi kata kunci, tebak jenis informasi yang dibutuhkan, dan latih konsentrasi agar tidak kehilangan fokus di tengah tes.
Baca juga: Ini Cara Bilang “Gak Apa-Apa” Ala Orang Prancis
3. Asal Ngomong Tanpa Memperhatikan Grammar dan Vocabulary
Speaking dalam IELTS bukan hanya tentang kemampuan berbicara dengan lancar. Fluency memang penting, tapi grammar dan vocabulary juga menjadi indikator penilaian utama.
Banyak peserta mengira bahwa asal bisa ngomong panjang lebar, maka nilainya akan tinggi. Sayangnya, ini kesalahan besar.
Penguji akan mencatat seberapa baik struktur kalimat yang kamu gunakan, seberapa kaya kosakatamu, dan apakah kamu bisa menggunakan variasi grammar yang tepat.
Bicara tanpa struktur yang jelas atau menggunakan kosakata yang itu-itu saja akan menunjukkan bahwa kemampuanmu masih terbatas.
Contoh kesalahan umum:
- Mengulang kata yang sama berkali-kali (misalnya: “I like travel because I like to travel and travel is fun.”)
- Tidak menggunakan tense yang tepat.
- Salah mengucapkan kata atau membuat kalimat tidak logis.
Solusi:
- Perbanyak latihan dengan rekaman diri dan evaluasi grammar-nya.
- Latih berbicara dengan topik yang sering muncul di IELTS.
- Perluas kosakata dengan mencatat sinonim dan frase penting dari contoh jawaban berkualitas.
- Jika perlu, minta feedback dari tutor berpengalaman.
4. Tidak Bisa Manajemen Waktu
Manajemen waktu adalah salah satu tantangan terbesar dalam IELTS. Semua bagian tes memiliki batas waktu yang ketat, dan banyak peserta yang kewalahan saat menghadapi tekanan waktu.
Di bagian Reading, misalnya, kamu harus menjawab 40 pertanyaan hanya dalam 60 menit. Jika kamu terlalu lama di satu bacaan, maka kamu akan kehabisan waktu di bacaan berikutnya.
Di Writing Task 2, jika kamu menghabiskan waktu terlalu banyak di Task 1, kamu mungkin tidak sempat menyelesaikan esai utama yang justru memiliki bobot lebih besar dalam penilaian.
Kurangnya manajemen waktu juga sering terlihat di Speaking. Banyak yang menjawab pertanyaan terlalu singkat atau terlalu panjang karena tidak tahu kapan harus menyudahi atau memperpanjang penjelasan dengan efektif.
Solusi:
- Latih mengerjakan soal dengan waktu asli ujian.
- Gunakan strategi skimming dan scanning untuk bagian Reading.
- Buat kerangka cepat sebelum menulis esai agar waktu tidak habis hanya untuk berpikir.
- Pahami pacing yang ideal untuk masing-masing bagian ujian.
Konsistensi adalah Kunci
Selain menghindari empat kesalahan di atas, hal lain yang tidak kalah penting adalah konsistensi dalam belajar. Banyak yang semangat di awal tapi kemudian belajar hanya sesekali. Padahal, kemampuan bahasa adalah sesuatu yang harus diasah secara rutin.
Baca juga: Banyak Diincar! Inilah Keuntungan Menjadi Warga Negara Prancis
Dengan latihan teratur, kemampuanmu akan meningkat secara bertahap dan signifikan. Gunakan waktu belajar secara konsisten setiap hari, meskipun hanya 1–2 jam.
Buat jadwal belajar terstruktur yang mencakup keempat komponen IELTS dan berikan waktu lebih pada bagian yang menjadi kelemahanmu.
Jangan Asal Belajar, Pilih Tempat yang Tepat
Persiapan IELTS bukan soal kerja keras saja, tapi juga kerja cerdas. Menghindari kesalahan umum seperti yang telah dijelaskan di atas bisa sangat membantumu meningkatkan peluang mendapatkan skor tinggi.
Namun, jika kamu merasa kesulitan belajar sendiri, ada baiknya mencari bantuan dari lembaga kursus yang berpengalaman dan terpercaya.
Belajar bersama tutor profesional bisa memberikan insight, strategi, dan umpan balik yang sangat kamu butuhkan untuk berkembang.
Salah satu tempat yang bisa kamu andalkan untuk persiapan IELTS adalah Ultimate Education. Di sini, kamu akan mendapatkan:
- Bimbingan dari tutor berpengalaman dan tersertifikasi
- Modul belajar lengkap sesuai standar IELTS terbaru
- Latihan intensif dengan simulasi ujian asli
- Evaluasi berkala untuk mengukur progres kamu
- Tips dan trik strategi menjawab soal dari para expert
Jadi, jika kamu serius ingin mendapatkan skor IELTS impian, jangan ragu untuk bergabung dengan Ultimate Education. Investasi kecil sekarang bisa membuka peluang besar di masa depan. Yuk, wujudkan impianmu ke luar negeri bersama Ultimate Education!