
Mempersiapkan ujian GRE bisa menjadi tantangan, terutama bagian Analytical Writing yang mengukur kemampuan berpikir kritis dan menulis analitis. Di Jakarta, kursus GRE kami menawarkan pelatihan intensif untuk membantu Anda menguasai kedua tugas esai: Issue Task dan Argument Task. Dengan pengajaran dari instruktur berpengalaman dan materi yang komprehensif, Anda akan belajar teknik menulis yang efektif, menganalisis argumen secara kritis, dan menyusun esai yang jelas serta logis. Program kami dirancang khusus untuk calon mahasiswa pascasarjana yang menargetkan universitas top dunia seperti MIT, Stanford, atau Harvard—di mana skor Analytical Writing 5.0+ sering menjadi pembeda utama dalam aplikasi kompetitif. Kami tidak hanya fokus pada teknik ujian, tetapi juga membangun mindset analitis jangka panjang yang berguna selama studi S2/S3 dan karir riset. Kursus kami mencakup 50+ jam pelatihan langsung, 30+ esai latihan dengan feedback personal, serta akses ke pool soal resmi ETS yang terus diperbarui. Peserta kami rata-rata meningkat 1.5–2.0 poin dalam Analytical Writing hanya dalam 8–12 minggu. Mari tingkatkan skor GRE Anda bersama kami!
Baca juga: Perbedaan SAT, GRE, dan GMAT: Tujuan, Struktur, dan Persiapan
Apa itu GRE?
GRE, atau Graduate Record Examination, adalah tes standar yang sering digunakan sebagai syarat masuk ke program pascasarjana di berbagai negara, terutama di Amerika Serikat. Dikembangkan oleh Educational Testing Service (ETS), tes ini dirancang untuk mengukur kemampuan verbal, kuantitatif, dan analitis calon mahasiswa pascasarjana. GRE General Test terdiri dari tiga bagian utama: Analytical Writing (1 esai, 30 menit), Verbal Reasoning (2 section, 41 menit total), dan Quantitative Reasoning (2 section, 47 menit total). Versi terbaru GRE Shorter (sejak September 2023) memiliki durasi total hanya 1 jam 58 menit—lebih efisien namun tetap menantang. Tes ini bersifat computer-adaptive pada level section: performa di section pertama menentukan kesulitan section kedua.
Salah satu tujuan utama dari GRE adalah untuk membantu institusi pendidikan tinggi mengevaluasi kemampuan akademis calon mahasiswa. Hasil tes ini sering digunakan sebagai salah satu faktor dalam proses seleksi masuk ke program pascasarjana. Selain itu, GRE juga digunakan sebagai alat untuk mengukur kesiapan akademis dan potensi keberhasilan di tingkat pascasarjana. Skor GRE berlaku 5 tahun dan diterima di lebih dari 1.300 sekolah bisnis (termasuk untuk MBA) serta ribuan program S2/S3 di bidang sains, teknik, humaniora, dan sosial. Data ETS 2024 menunjukkan rata-rata skor global: Analytical Writing 3.6, Verbal 150.5, Quantitative 155.9—dengan top 10% kandidat mencapai 5.0+ di Analytical Writing. Untuk program top seperti Stanford GSB (MBA), rata-rata GRE total 328 (Verbal 164, Quant 164), sedangkan PhD di MIT Computer Science sering mensyaratkan Quant 167+.
Bagi pelamar dari Indonesia, GRE menjadi syarat wajib untuk beasiswa LPDP (kategori luar negeri), Fulbright, AAS, dan Chevening—khususnya untuk program non-MBA. GRE Subject Tests (Math, Physics, Psychology) juga tersedia untuk kandidat PhD di bidang spesifik, dengan durasi 2 jam 50 menit dan skor 200–990. Dengan persiapan tepat, GRE bukan hanya tiket masuk universitas—tetapi juga investasi skill analitis yang mendukung karir di riset, consulting, atau data science. Banyak alumni kami yang awalnya skor AW 3.0 berhasil mencapai 5.5 setelah kursus intensif, kemudian diterima di Oxford, Cambridge, dan NUS dengan beasiswa penuh.
Sejarah GRE dimulai pada 1936 sebagai tes masuk graduate school di AS. Sejak itu, ETS terus menyempurnakan format: dari paper-based ke computer-adaptive (1992), penambahan Analytical Writing (2002), hingga GRE Shorter (2023) yang menghapus section eksperimental dan mengurangi jumlah soal. GRE diakui di 160+ negara, dengan 500.000+ peserta tahunan. Di Indonesia, pusat tes resmi ada di Jakarta (Prometric), Surabaya, dan Bali—dengan biaya pendaftaran USD 220 (sekitar Rp 3.5 juta). Skor dikirim ke 4 universitas gratis, tambahan USD 27 per institusi.
Bagian Analytical Writing
Analytical Writing dalam ujian GRE dirancang untuk mengukur kemampuan berpikir kritis dan keterampilan menulis analitis peserta ujian. Bagian ini terdiri dari dua tugas yang harus diselesaikan dalam waktu total 60 menit, dengan masing-masing tugas diberi waktu 30 menit. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang dua tugas tersebut:
Analytical Writing adalah satu-satunya bagian non-adaptive di GRE—artinya, semua peserta mendapat tugas yang sama, dan skor dinilai oleh human rater + e-rater AI. Skor berkisar 0.0–6.0 dengan increment 0.5. Rata-rata skor Indonesia: 3.2 (di bawah global). Bagian ini krusial karena banyak program humaniora dan sosial lebih menekankan AW daripada Quant. Contoh: PhD di English Literature sering mensyaratkan AW 5.0+, sementara MBA lebih fleksibel (4.0+ sudah kompetitif).
Issue Task
- Durasi: 30 menit
- Deskripsi: Dalam tugas ini, peserta ujian diberikan sebuah topik atau isu umum. Peserta diminta untuk menulis esai yang mengungkapkan pandangan atau argumen mereka tentang isu tersebut.
- Instruksi: Peserta harus menyajikan argumen secara jelas, mendukungnya dengan alasan dan contoh yang relevan. Peserta juga harus mempertimbangkan berbagai sudut pandang dan menyajikan analisis yang seimbang.
- Tips:
- Bacalah isu dengan seksama dan pastikan Anda memahami sepenuhnya.
- Buatlah kerangka esai sebelum mulai menulis.
- Gunakan paragraf yang terstruktur dengan baik, mulai dari pendahuluan, tubuh esai yang terdiri dari beberapa paragraf, dan kesimpulan.
- Pastikan argumen Anda logis dan didukung oleh bukti yang kuat.
Issue Task menguji kemampuan Anda membentuk opini yang nuanced—bukan sekadar setuju/tidak setuju. ETS menyediakan pool 150+ topik resmi di situsnya, mencakup isu pendidikan, teknologi, lingkungan, dan masyarakat. Contoh: “Technology makes people less creative”—Anda bisa setuju sebagian dengan contoh AI di seni, tapi tidak setuju di bidang inovasi medis. Esai ideal memiliki 4–5 paragraf: intro dengan thesis, 2–3 body paragraphs dengan contoh konkret (sejarah, sains, pengalaman pribadi), dan conclusion yang merangkum tanpa pengulangan. Skor 6.0 memerlukan kompleksitas argumen, variasi kalimat, dan kosakata akademis (contoh: “ubiquitous” bukan “everywhere”). Hindari generalisasi: “Everyone knows…” atau “Since the beginning of time…”.
Strategi lanjutan: Gunakan template GRE AW Issue: Paragraf 1 (restate + thesis), Paragraf 2 (pro with example), Paragraf 3 (con with example), Paragraf 4 (synthesis/condition), Paragraf 5 (conclusion). Contoh real-world: Pandemi COVID—remote learning efektif untuk disiplin diri, tapi kurang untuk kolaborasi sosial. Latih dengan 50+ topik dari pool resmi untuk membangun bank contoh universal (sejarah Romawi, revolusi industri, AI modern).
Argument Task
- Durasi: 30 menit
- Deskripsi: Dalam tugas ini, peserta diberikan sebuah argumen yang telah disusun oleh penulis lain. Tugas peserta adalah menganalisis argumen tersebut dan mengevaluasi kekuatan serta kelemahannya.
- Instruksi: Peserta tidak perlu menyatakan setuju atau tidak setuju dengan argumen tersebut. Sebaliknya, mereka harus mengkritisi argumen tersebut berdasarkan bukti dan logika yang ada.
- Tips:
- Bacalah argumen dengan hati-hati dan identifikasi klaim utama serta bukti yang disajikan.
- Carilah kelemahan dalam argumen, seperti asumsi yang tidak berdasar, bukti yang lemah, atau kesimpulan yang tidak logis.
- Buatlah kerangka esai yang memuat pendahuluan, analisis argumen yang rinci, dan kesimpulan.
- Gunakan bahasa yang jelas dan lugas, serta hindari penggunaan bahasa yang terlalu emosional atau subyektif.
Argument Task menuntut deteksi logical fallacies: correlation vs causation, sample size kecil, survey bias, alternative explanation. Pool resmi ETS berisi 170+ argumen—pelajari pattern: bisnis (profit prediction), pemerintah (policy impact), kesehatan (study conclusion). Identifikasi 3–4 flaw utama, jelaskan mengapa flaw itu melemahkan, dan sarankan bukti yang diperlukan untuk memperkuat. Contoh: “Penjualan es krim naik saat kejahatan naik → es krim sebabkan kejahatan” = false cause. Esai skor 6.0 menggunakan frasa seperti “The argument assumes without evidence that…”, “A more compelling case would require data showing…”.
Teknik “flaw hunting”: Baca argumen 2 kali—pertama untuk klaim utama, kedua untuk bukti. Tandai dengan simbol: C (claim), E (evidence), A (assumption). Prioritaskan flaw yang paling fatal. Gunakan template: Intro (restate argument + thesis: 3 flaws), Body 1–3 (flaw + explanation + evidence needed), Conclusion (summary + overall weakness). Latih dengan 1 argumen/hari selama 6 minggu.
Dengan persiapan matang dan pemahaman yang mendalam melalui kursus GRE di Jakarta, Anda dapat mencapai hasil yang diharapkan dalam bagian Analytical Writing, meningkatkan peluang untuk meraih skor tinggi. Kursus kami menyertakan 20+ latihan esai dengan feedback 24 jam, template skor 6.0, dan simulasi ujian berwaktu. Kami juga menyediakan video analysis untuk setiap pool argument, membantu Anda mengenali pattern ETS dalam 2 minggu.
Baca juga: Beasiswa LPDP 2024-2025: Dapatkan Pendidikan Berkualitas
Contoh Soal Analytical Writing dan Penjelasan
Berikut adalah contoh soal resmi dari ETS beserta penjelasan mendalam, strategi penulisan, dan contoh outline esai skor 6.0. Latihan dengan contoh ini akan membantu Anda memahami ekspektasi ETS dan membangun kepercayaan diri.

Contoh Soal Issue Task:
The best way to teach is to praise positive actions and ignore negative ones.
Write a response in which you discuss the extent to which you agree or disagree with the recommendation and explain your reasoning for the position you take. In developing and supporting your position, describe specific circumstances in which adopting the recommendation would or would not be advantageous and explain how these examples shape your position.
Penjelasan:
Soal ini meminta Anda untuk menulis esai yang mendiskusikan sejauh mana Anda setuju atau tidak setuju dengan pernyataan berikut: “Cara terbaik untuk mengajar adalah dengan memuji tindakan positif dan mengabaikan tindakan negatif.” Anda diminta untuk menjelaskan alasan di balik posisi yang Anda ambil dan mendukung posisi tersebut dengan menggambarkan situasi-situasi spesifik di mana mengadopsi rekomendasi tersebut akan menguntungkan atau tidak menguntungkan. Selain itu, Anda juga harus menjelaskan bagaimana contoh-contoh tersebut membentuk posisi Anda. Posisi yang seimbang sering mendapat skor tinggi: misalnya, setuju untuk anak usia dini (membangun kepercayaan diri), tapi tidak setuju untuk remaja (perilaku buruk perlu koreksi agar tidak berulang). Contoh konkret: Montessori vs disiplin militer. Gunakan transisi seperti “On one hand… On the other hand…” untuk menunjukkan analisis mendalam.
Outline Skor 6.0:
1. Intro: Restate + thesis: “While praising positive actions is essential in early education, ignoring negative ones can be detrimental in adolescent development.”
2. Body 1: Pro – Anak TK yang dipuji karena berbagi mainan → perilaku sosial meningkat (studi Harvard Grant Study).
3. Body 2: Con – Remaja yang bolos sekolah diabaikan → dropout rate naik (data OECD PISA).
4. Body 3: Synthesis – Pendekatan hybrid: praise + gentle correction berdasarkan usia dan konteks.
5. Conclusion: Rekomendasi terlalu absolut; pendekatan kontekstual lebih efektif.
Contoh Soal Argument Task:
The following appeared in an article written by Dr. Karp, an anthropologist.
“Twenty years ago, Dr. Field, a noted anthropologist, visited the island of Tertia and concluded from his observations that children in Tertia were reared by an entire village rather than by their own biological parents. However, my recent interviews with children living in the group of islands that includes Tertia show that these children spend much more time talking about their biological parents than about other adults in the village. This research of mine proves that Dr. Field’s conclusion about Tertian village culture is invalid and thus that the observation-centered approach to studying cultures is invalid as well. The interview-centered method that my team of graduate students is currently using in Tertia will establish a much more accurate understanding of child-rearing traditions there and in other island cultures.”
Write a response in which you discuss what specific evidence is needed to evaluate the argument and explain how the evidence would weaken or strengthen the argument.
Penjelasan:
Soal ini menampilkan sebuah argumen yang dibuat oleh Dr. Karp, seorang antropolog, yang berusaha untuk menyangkal kesimpulan Dr. Field tentang cara pengasuhan anak di pulau Tertia. Tulislah tanggapan di mana Anda membahas bukti spesifik yang dibutuhkan untuk mengevaluasi argumen tersebut dan jelaskan bagaimana bukti itu akan melemahkan atau menguatkan argumen tersebut. Untuk mengevaluasi argumen Dr. Karp, kita perlu mempertimbangkan beberapa bukti spesifik yang dapat mendukung atau melemahkan klaimnya: Kesahihan Metode Wawancara, Perbandingan dengan Metode Observasi Dr. Field, Perubahan Budaya dalam 20 Tahun, dan Validitas Klaim tentang Metode Observasi dan Wawancara. Dengan mengevaluasi bukti-bukti ini, kita bisa menentukan apakah argumen Dr. Karp benar-benar kuat atau hanya berdasarkan asumsi yang tidak didukung oleh data yang memadai.
Flaw utama: (1) Anak bicara lebih banyak tentang orang tua biologis ≠ diasuh hanya oleh mereka; (2) Wawancara anak ≠ representatif praktik pengasuhan; (3) 20 tahun = perubahan budaya mungkin terjadi; (4) Generalisasi dari satu pulau ke metode antropologi secara keseluruhan. Bukti yang diperlukan: observasi langsung pengasuhan harian, wawancara orang tua/orang dewasa, data historis 20 tahun terakhir. Esai ideal membahas 3–4 flaw ini secara terstruktur dengan bahasa objektif.
Outline Skor 6.0:
1. Intro: Restate + thesis: “The argument contains several critical flaws that undermine its conclusion.”
2. Flaw 1: Talking about ≠ being reared by; evidence needed: daily caregiving observation.
3. Flaw 2: Children’s perspective biased; evidence: parent/adult interviews.
4. Flaw 3: 20-year gap; evidence: longitudinal study.
5. Conclusion: Argument fails without addressing these gaps.
Siap untuk menguasai ujian GRE? Temukan lebih banyak strategi penguasaan ujian dan contoh soal menarik di artikel kami. Mulai persiapkan diri Anda untuk sukses hari ini bersama kami! Dapatkan free trial class, diagnostic test, dan konsultasi strategi aplikasi pascasarjana.
Strategi untuk Sukses dalam Analytical Writing
Menghadapi GRE Analytical Writing bisa menjadi tantangan, tetapi dengan strategi yang tepat, Anda bisa meraih skor yang baik. Berikut adalah beberapa strategi yang bisa Anda terapkan, lengkap dengan jadwal latihan, sumber belajar, dan teknik scoring ETS:
Berlatih Menulis
Kemampuan Anda untuk menulis akan meningkat jika Anda berlatih menulis esai secara teratur. Cobalah untuk menulis esai dalam waktu yang ditentukan untuk mensimulasikan kondisi ujian. Target: 2 Issue + 2 Argument per minggu selama 3 bulan. Gunakan ETS ScoreItNow! untuk auto-scoring atau kirim ke tutor untuk feedback mendalam. Catat waktu: 3 menit brainstorming, 3 menit outline, 22 menit writing, 2 menit proofreading. Gunakan Google Docs dengan timer—latih di lingkungan mirip test center (tanpa distraksi).
Membaca dan Menganalisis Contoh Esai
Pelajari contoh esai dengan skor tinggi dan rendah untuk memahami apa yang membuat esai itu efektif atau kurang efektif. Perhatikan struktur, argumen, dan penggunaan bukti dalam contoh esai tersebut. ETS menyediakan sample responses skor 6–1 di situs resmi. Analisis: Apa yang membuat skor 6? (thesis jelas, contoh spesifik, transisi halus, kosakata variatif). Hindari kesalahan skor 3: pengulangan, contoh umum, struktur lemah. Baca juga Manhattan Prep, Magoosh, dan GregMat untuk analisis mendalam.
Gunakan Waktu dengan Bijak
Bagilah waktu Anda dengan bijaksana. Alokasikan beberapa menit untuk merencanakan, menulis, dan memeriksa ulang esai Anda. Jangan habiskan terlalu banyak waktu pada satu bagian sehingga Anda kekurangan waktu untuk bagian lainnya. Template waktu: 0–3 menit baca + pilih posisi, 3–6 menit outline (thesis + 3 poin), 6–27 menit tulis, 27–30 menit edit (grammar, clarity, word count 400–600). Gunakan stopwatch—latih 30 menit tepat, termasuk typing speed 30–40 wpm.
Kembangkan Kosakata Anda
Kosakata yang kaya dan penggunaan tata bahasa yang tepat akan memperkuat esai Anda. Hindari kesalahan tata bahasa dan ejaan dengan memeriksa ulang tulisan Anda jika waktu memungkinkan. Pelajari 10 kata akademis/hari: “mitigate”, “exacerbate”, “tenuous”, “corroborate”. Gunakan di esai latihan. Hindari filler: “very”, “really”, “things”. Bangun bank frasa: “This assumption is unwarranted because…”, “The evidence provided is insufficient to establish…”.
Feedback dari Teman atau Tutor
Mintalah seseorang yang berpengalaman atau mentor untuk memberikan umpan balik pada esai latihan Anda. Perbaiki kelemahan yang ditemukan dan kembangkan kekuatan Anda. Bingung menemukan tutor yang sesuai? Coba bergabung bersama kami. Kami memberikan unlimited essay review, 1-on-1 coaching, dan progress tracker—rata-rata peningkatan 1.5 poin dalam 8 minggu. Feedback mencakup rubric ETS: content, organization, language use, development.
Simulasi Ujian Penuh
Lakukan full-length mock test setiap 2 minggu untuk membangun stamina. Gunakan PowerPrep II dari ETS—gratis dan identik ujian resmi. Catat skor, analisis error log, dan revisi strategi. Target: 5 mock tests sebelum ujian asli.
Dengan berlatih secara konsisten dan mengikuti strategi ini, Anda dapat meningkatkan kemampuan menulis analitis Anda dan meraih skor yang lebih baik dalam GRE Analytical Writing. Jadwal ideal: 12 minggu, 3 sesi/minggu, 30+ esai total. Pantau progress dengan mock test bulanan. Peserta yang konsisten biasanya meningkat dari 3.5 ke 5.5 dalam 3 bulan.
Penting untuk diingat bahwa memilih kursus persiapan yang tepat adalah langkah kunci menuju kesuksesan dalam menghadapi ujian ini. Pemilihan lembaga kursus GRE di Jakarta yang sesuai, metode pengajaran yang efektif, dan komitmen pribadi untuk belajar secara intensif akan membantu meningkatkan kemampuan bahasa Inggris dan meraih skor yang diinginkan dalam ujian GRE. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti kualifikasi pengajar (minimal skor 6.0 AW, pengalaman 5+ tahun), jenis kursus (private/small group/hybrid), dan ulasan dari mantan siswa (rating 4.9+), calon peserta ujian dapat memilih kursus yang sesuai dengan kebutuhan individu mereka. Semoga artikel ini memberikan panduan yang bermanfaat bagi Anda yang sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti kursus GRE di Jakarta. Kami menawarkan garansi skor, free retake jika target tidak tercapai, dan dukungan aplikasi universitas pasca-ujian.
Nah, sekarang Anda sudah tahu apa saja yang perlu Anda persiapkan. Mari mulai persiapan untuk mencapai skor yang memenuhi persyaratan universitas target Anda. Banyak sekali tes latihan online yang tersedia di internet, namun masih merasa bingung? Bergabunglah dengan kami sekarang. Dapatkan free diagnostic test, konsultasi strategi aplikasi pascasarjana, bonus materi Verbal & Quantitative, dan akses grup alumni untuk sharing beasiswa. Transformasikan mimpi S2 Anda menjadi kenyataan—mulai hari ini!
