Back

What is the Best Way to Prepare for the GRE Test?

Universitas-universitas di Amerika Serikat sering kali menggunakan GRE, atau Graduate Record Examination, sebagai salah satu alat utama untuk menilai kualifikasi akademik dan kelayakan calon mahasiswa dalam program sarjana atau pascasarjana. Selain itu, hasil GRE juga dapat menjadi pertimbangan penting dalam penentuan penerima beasiswa dan bantuan keuangan. Banyak universitas ternama seperti Harvard, Stanford, dan MIT menjadikan skor GRE sebagai salah satu kriteria utama seleksi, karena tes ini dirancang untuk mengukur kemampuan berpikir kritis, analisis, dan pemecahan masalah yang esensial untuk keberhasilan di tingkat pascasarjana. Dengan demikian, mempersiapkan diri dengan baik untuk GRE bukan hanya tentang memenuhi syarat masuk, tetapi juga tentang membuka peluang pendanaan dan pengakuan akademik yang lebih luas.

Tes standar bernama GRE (Graduate Record Examination) digunakan secara global untuk mengukur kesiapan dan kemampuan kandidat dalam studi pascasarjana di berbagai bidang disiplin ilmu. Tes ini bertujuan untuk mengevaluasi keterampilan verbal, kuantitatif, dan analitis secara menyeluruh. GRE bukan hanya sekadar tes pengetahuan, tetapi juga alat untuk mengukur kemampuan beradaptasi dengan tantangan akademik tingkat lanjut. Jika Anda berencana melanjutkan studi pascasarjana, memahami struktur, format, dan strategi persiapan GRE menjadi langkah krusial. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang apa itu GRE, komponen utamanya, serta tips persiapan terbaik agar Anda dapat meraih skor optimal.

Baca juga: Ingin Kuliah di Harvard? Ini 6 Fakultas Terbaik di Harvard University

Apa Itu Tes GRE?

Tes GRE terbagi menjadi tiga bagian utama: Analytical Writing, Quantitative Reasoning, dan Verbal Reasoning. Bagian Verbal Reasoning menguji kemampuan membaca, analisis teks, dan penguasaan kosakata. Quantitative Reasoning menilai logika, kemampuan pemecahan masalah, serta pemahaman dasar matematika seperti aljabar, geometri, dan statistik. Sementara itu, Analytical Writing mengevaluasi kemampuan menulis esai yang terstruktur, logis, dan persuasif. Ketiga bagian ini dirancang untuk memberikan gambaran lengkap tentang kesiapan akademik calon mahasiswa pascasarjana, sehingga skor GRE sering menjadi salah satu faktor penentu dalam proses seleksi universitas ternama di seluruh dunia.

Verbal Reasoning

GRE test

Bagian Verbal Reasoning pada GRE menguji kemampuan membaca, analisis teks, dan interpretasi secara mendalam. Terdiri dari 20 soal pilihan ganda dan 10 soal isian singkat, bagian ini harus diselesaikan dalam waktu 60 menit. Soal-soal mencakup berbagai topik, mulai dari sastra, ilmu sosial, hingga ilmu alam. Untuk berhasil, Anda perlu mampu membaca dengan kritis, mengidentifikasi pola argumen, memahami makna kata dalam konteks, serta menarik kesimpulan yang logis. Latihan rutin dengan contoh soal resmi dan membaca artikel akademik dari jurnal ternama seperti Nature, The Economist, atau The New York Times dapat secara signifikan meningkatkan performa di bagian ini. Selain itu, membangun kosakata akademik melalui aplikasi seperti Anki atau membaca buku GRE Vocabulary Flashcards akan memberikan keunggulan kompetitif.

Penting untuk dicatat bahwa soal-soal Verbal Reasoning sering kali menggunakan bahasa yang kompleks dan konteks yang tidak familiar. Oleh karena itu, strategi seperti skimming untuk ide utama, scanning untuk detail spesifik, dan eliminasi pilihan jawaban yang salah menjadi kunci sukses. Banyak peserta tes yang awalnya kesulitan dengan bagian ini berhasil meningkatkan skor hingga 10–15 poin hanya dengan latihan terstruktur selama 6–8 minggu.

Quantitative Reasoning

Bagian Quantitative Reasoning menguji pemahaman dan penerapan konsep matematika dasar seperti aljabar, geometri, analisis data, dan statistik. Terdiri dari 20 soal pilihan ganda dan 10 soal isian numerik, bagian ini harus diselesaikan dalam 70 menit. Soal-soal tidak hanya menguji perhitungan, tetapi juga kemampuan interpretasi data, pengenalan pola, dan pemecahan masalah dalam konteks nyata. Meskipun materinya setara SMA, pendekatan soal sering kali tidak langsung, sehingga memerlukan pemikiran logis dan kreatif. Latihan dengan soal-soal resmi ETS, memahami konsep dasar seperti persamaan, fungsi, dan probabilitas, serta menggunakan kalkulator on-screen dengan bijak akan membantu meningkatkan akurasi dan kecepatan.

Banyak peserta dari latar belakang non-matematika merasa bagian ini menantang. Namun, dengan strategi seperti mengerjakan soal mudah terlebih dahulu, menggunakan pendekatan backsolving, dan memahami jebakan umum seperti data yang menyesatkan, skor dapat ditingkatkan secara signifikan. Buku seperti Manhattan Prep 5 lb. Book of GRE Practice Problems atau platform seperti Magoosh GRE sangat direkomendasikan untuk latihan intensif.

Analytical Writing

Bagian Analytical Writing pada GRE menilai kemampuan menyusun argumen yang jelas, terstruktur, dan didukung bukti dalam bentuk esai. Terdiri dari dua tugas—Issue Task dan Argument Task—yang harus diselesaikan dalam total 60 menit (masing-masing 30 menit). Issue Task mengharuskan Anda menyatakan pendapat terhadap pernyataan kontroversial, sedangkan Argument Task meminta Anda menganalisis kelemahan logika dalam argumen yang diberikan. Skor bagian ini (0–6) sering menjadi pembeda bagi universitas yang sangat selektif, terutama untuk program humaniora dan ilmu sosial.

Untuk sukses, gunakan struktur esai yang jelas: pengantar dengan tesis, 2–3 paragraf tubuh dengan contoh konkret, dan kesimpulan yang kuat. Latihan menulis esai sesuai waktu, mempelajari template dari ETS, dan meminta feedback dari mentor atau platform seperti Grammarly dan GRE Analytical Writing Solutions akan sangat membantu. Banyak siswa meningkatkan skor dari 3.5 menjadi 5.0 hanya dengan latihan 10–15 esai sebelum tes.

Banyak siswa memilih mengikuti kelas GRE untuk persiapan yang lebih terarah. Dalam kelas GRE, siswa tidak hanya meningkatkan kemampuan verbal, matematika, dan menulis, tetapi juga mempelajari strategi ujian seperti time management, guessing strategy, dan stress management. Selain kelas tatap muka, sumber belajar mandiri seperti tes latihan resmi ETS, video tutorial di YouTube, dan aplikasi mobile seperti GRE Prep by Magoosh juga sangat efektif untuk belajar fleksibel sesuai jadwal pribadi.

Ikuti tes IELTS Writing gratis kami dan dapatkan feedback personal dengan mengklik di sini.

Tips Persiapan GRE Terbaik:

1. Pahami Format dan Isi Tes Secara Mendalam

Langkah pertama dalam persiapan GRE adalah memahami struktur tes secara detail. Pelajari jenis soal, waktu pengerjaan, dan topik yang diujikan di setiap bagian. Kunjungi situs resmi ETS untuk mengunduh panduan gratis dan contoh soal. Dengan pemahaman mendalam, Anda dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan, lalu menyusun strategi belajar yang tepat sasaran. Banyak siswa yang gagal karena tidak memahami format adaptive GRE, di mana tingkat kesulitan soal berikutnya bergantung pada jawaban sebelumnya.

2. Buat Jadwal Belajar yang Terstruktur

Setelah memahami format tes, buat jadwal belajar realistis minimal 2–3 bulan sebelum hari-H. Alokasikan waktu harian untuk setiap bagian, misalnya 1 jam Verbal, 1 jam Quantitative, dan 30 menit Analytical Writing. Gunakan teknik Pomodoro (25 menit belajar, 5 menit istirahat) untuk menjaga konsentrasi. Hindari cramming—belajar intensif mendadak justru menurunkan retensi. Sisipkan hari review mingguan untuk mengulang materi dan mengevaluasi progres.

3. Gunakan Sumber Belajar yang Tepat

Pilih sumber belajar berkualitas seperti Official Guide to the GRE oleh ETS, Manhattan Prep Series, atau Magoosh GRE. Kombinasikan buku fisik dengan platform online yang menyediakan video penjelasan, soal interaktif, dan dashboard progres. Ikuti simulasi tes resmi untuk merasakan tekanan waktu nyata. Hindari sumber bajakan—kualitas soal sering tidak sesuai standar ETS dan dapat menyesatkan.

4. Fokus pada Kelemahan

Setelah tes diagnostik, identifikasi bagian dengan skor terendah. Jika Verbal lemah, prioritaskan membaca artikel ilmiah dan menghafal 500–1000 kata GRE. Jika Quantitative sulit, pelajari ulang konsep dasar dan latih soal data interpretation. Gunakan error log untuk mencatat kesalahan dan pola kekeliruan. Dengan fokus 70% waktu pada kelemahan dan 30% pada penguatan, peningkatan skor lebih cepat terlihat.

5. Latihan Soal Sebanyak Mungkin

Kerjakan minimal 1.000–1.500 soal GRE sebelum tes. Gunakan bank soal dari ETS PowerPrep, Manhattan Prep, dan Magoosh. Latih dalam kondisi tes sungguhan: duduk 4 jam tanpa gangguan, gunakan kalkulator on-screen, dan patuhi batas waktu. Analisis setiap kesalahan—pahami mengapa jawaban salah dan bagaimana menghindari jebakan serupa. Latihan konsisten meningkatkan akurasi dari 60% menjadi 85%+ dalam 6 minggu.

6. Tingkatkan Kosakata dan Kemampuan Membaca

Bangun kosakata GRE dengan metode spaced repetition. Hafal 20–30 kata baru per hari menggunakan flashcard. Baca artikel panjang dari The Atlantic, Scientific American, atau JSTOR untuk melatih reading comprehension. Catat ide utama, argumen penulis, dan hubungan antarparagraf. Latih teknik active reading: beri tanda pada kata kunci, rangkum setiap paragraf dalam 1 kalimat. Kemampuan ini langsung meningkatkan skor Text Completion dan Sentence Equivalence.

7. Tulis Esai yang Terstruktur dan Argumentatif

Latih menulis esai 30 menit menggunakan prompt resmi ETS. Gunakan template: pengantar (2 kalimat), tubuh paragraf 1–2 (contoh nyata), tubuh paragraf 3 (counter-argument), kesimpulan. Contoh konkret dari sejarah, sains, atau pengalaman pribadi memperkuat argumen. Minta feedback dari tutor atau gunakan layanan scoring otomatis. Target skor 5.0+ membutuhkan bahasa formal, variasi kalimat, dan logika yang ketat.

8. Lakukan Tes Simulasi dan Evaluasi Hasil

Lakukan minimal 3–5 tes simulasi penuh sebelum hari-H menggunakan ETS PowerPrep II. Catat skor, waktu pengerjaan, dan stamina. Analisis laporan skor: bagian mana yang sering salah? Apakah kehabisan waktu? Sesuaikan strategi—misalnya, lewati soal sulit dan kembali nanti. Tes simulasi juga membantu mengurangi kecemasan hari-H dan membangun kepercayaan diri.

Kesimpulannya, persiapan GRE yang efektif membutuhkan pemahaman mendalam tentang format tes, disiplin, dan latihan konsisten. Dengan merencanakan studi dengan baik, menggunakan sumber belajar terpercaya, fokus pada kelemahan, dan rutin mengikuti tes simulasi, Anda dapat meningkatkan skor secara signifikan. Ingat, GRE bukan hanya tentang kecerdasan, tetapi juga strategi dan ketekunan. Mulailah persiapan sedini mungkin untuk hasil maksimal.

Baca juga: daftar beasiswa luar negeri yang bisa kamu coba untuk mendukung studi pascasarjana.

Banyak siswa memilih mengikuti kursus GRE untuk persiapan yang lebih terarah. Dalam kursus GRE, siswa tidak hanya meningkatkan kemampuan verbal, matematika, dan menulis, tetapi juga mempelajari strategi ujian seperti time management, guessing strategy, dan stress management. Selain kelas tatap muka, sumber belajar mandiri seperti tes latihan resmi ETS, video tutorial di YouTube, dan aplikasi mobile seperti GRE Prep by Magoosh juga sangat efektif untuk belajar fleksibel sesuai jadwal pribadi.

Ultimate Education adalah salah satu kursus persiapan GRE yang bisa kamu ikuti. Program ini didampingi instruktur berpengalaman yang memberikan strategi praktis, feedback personal, dan jadwal fleksibel sesuai kebutuhanmu. Dengan pendekatan terpersonalisasi, banyak alumni berhasil meraih skor 320+ dan diterima di universitas top dunia.