Program GRE untuk Pascasarjana: Langkah Awal Menuju Studi Lanjutan

Bagi banyak lulusan S1 yang bercita-cita melanjutkan pendidikan ke jenjang pascasarjana, salah satu tahapan penting yang harus dilewati adalah mengikuti ujian GRE (Graduate Record Examination). GRE merupakan salah satu persyaratan utama yang digunakan oleh banyak universitas di seluruh dunia, terutama di Amerika Serikat, untuk menilai kesiapan akademik calon mahasiswa program magister atau doktoral.
Baca juga: Kosakata GRE Bikin Pusing? Ini Dia Solusi Cerdasnya!
Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang program GRE untuk pascasarjana, termasuk manfaat mengikuti GRE bagi lulusan sarjana, struktur ujian, strategi belajar, serta tips penting untuk sukses. Jika Anda seorang +sarjana atau +undergraduate yang ingin melanjutkan studi, panduan ini wajib Anda simak.
Apa Itu GRE?
GRE (Graduate Record Examination) adalah ujian standar yang digunakan sebagai salah satu syarat masuk ke program pascasarjana di banyak universitas, khususnya di Amerika Utara dan Eropa. Ujian ini dikelola oleh ETS (Educational Testing Service) dan dirancang untuk mengukur keterampilan akademik dalam tiga bidang utama:
- Verbal Reasoning
- Quantitative Reasoning
- Analytical Writing
Tes ini bersifat adaptif, artinya tingkat kesulitan soal dapat menyesuaikan berdasarkan jawaban Anda sebelumnya. GRE tersedia dalam dua format: GRE General Test dan GRE Subject Test. Bagi sebagian besar +sarjana yang ingin melanjutkan ke program pascasarjana, GRE General Test adalah yang paling umum.
Mengapa GRE Penting untuk Lulusan Sarjana?
1. Persyaratan Masuk Program Pascasarjana
Banyak universitas internasional mengharuskan nilai GRE sebagai bagian dari proses seleksi. Skor GRE yang tinggi dapat memperkuat aplikasi Anda, terutama jika berasal dari institusi atau program yang sangat kompetitif.
2. Penilaian Potensi Akademik
Ujian GRE dirancang untuk mengevaluasi kemampuan berpikir kritis, penalaran kuantitatif, dan kemampuan menulis analitis—semua hal yang sangat relevan untuk keberhasilan studi tingkat lanjut.
3. Meningkatkan Peluang Beasiswa
Beberapa beasiswa internasional mempertimbangkan nilai GRE sebagai bagian dari kriteria seleksi. Skor yang baik dapat meningkatkan peluang Anda memperoleh pendanaan.
4. Bukti Kompetensi Global
Bagi +sarjana dari luar negeri yang ingin melanjutkan studi di luar negeri, nilai GRE dapat menjadi bukti kompetensi akademik yang diakui secara internasional.
Siapa yang Harus Mengikuti GRE?
Program GRE sangat cocok bagi:
- Lulusan +S1 yang ingin melanjutkan ke program S2 (master) atau S3 (doktoral).
- Mahasiswa semester akhir program sarjana yang ingin mempersiapkan diri lebih awal.
- Profesional yang ingin melanjutkan studi setelah beberapa tahun bekerja.
Jika Anda termasuk dalam kategori di atas, maka mempersiapkan diri untuk mengikuti GRE bisa menjadi langkah strategis menuju masa depan akademik yang lebih cerah.
Struktur Ujian GRE

GRE General Test terdiri dari tiga bagian utama:
1. Verbal Reasoning (170 poin maksimum)
Bagian ini menguji kemampuan membaca dan memahami teks akademik, menganalisis argumen, serta memahami makna kata dalam konteks. Cocok untuk Anda yang terbiasa dengan literatur dan analisis teks.
2. Quantitative Reasoning (170 poin maksimum)
Menguji kemampuan logika dan matematika dasar (aritmetika, aljabar, geometri, dan analisis data). Walau tidak sesulit ujian matematika tingkat lanjut, bagian ini membutuhkan ketelitian tinggi.
3. Analytical Writing (0–6 skala skor)
Terdiri dari dua esai: satu menganalisis argumen dan satu menyampaikan pendapat. Fokus pada struktur logika dan kekuatan argumentatif, bukan pada tata bahasa semata.
Cara Mendaftar GRE
Berikut adalah langkah-langkah mendaftar GRE untuk lulusan sarjana:
- Buat akun di situs ETS (www.ets.org).
- Pilih jenis ujian (General atau Subject Test).
- Pilih lokasi dan tanggal ujian.
- Bayar biaya ujian (sekitar $220 USD).
- Persiapkan dokumen (paspor, bukti pembayaran, dll).
Strategi Sukses Menghadapi GRE
1. Rencanakan Jauh Hari
Idealnya, mulai persiapan minimal 3–6 bulan sebelum tanggal ujian. Buat jadwal belajar harian dan tentukan target mingguan.
2. Fokus pada Kelemahan
Evaluasi kemampuan awal Anda melalui simulasi tes dan fokus pada bagian dengan skor terendah. Jika matematika menjadi tantangan, lebih banyak latihan di Quantitative Reasoning.
3. Gunakan Materi Resmi
ETS menyediakan berbagai materi resmi seperti buku, aplikasi, dan soal latihan. Sumber ini sangat akurat dan mencerminkan tipe soal sebenarnya.
4. Bergabung dengan Komunitas Belajar
Forum online seperti Reddit GRE, Quora, atau grup Telegram bisa menjadi tempat bertukar tips, soal latihan, dan dukungan mental.
5. Ikuti Kursus Persiapan
Jika memungkinkan, ikuti kelas persiapan GRE baik secara online maupun offline. Tutor profesional bisa membantu mempercepat progres Anda.
Tips Tambahan untuk Sarjana yang Mengikuti program GRE untuk pascasarjana
- Jangan Panik saat Ujian.
Ujian berlangsung selama 3 jam lebih, jadi pastikan Anda tetap tenang dan mengelola waktu dengan baik. - Simulasikan Ujian.
Lakukan simulasi penuh minimal dua kali sebelum ujian sebenarnya. - Perhatikan Deadline Aplikasi.
Jadwalkan ujian Anda dengan mempertimbangkan deadline pendaftaran universitas tujuan. - Kirim Skor ke Universitas Tujuan.
Anda bisa mengirimkan skor GRE ke 4 universitas secara gratis saat ujian. Manfaatkan ini!
Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQs)
Apakah semua program pascasarjana mewajibkan GRE?
Tidak semua. Beberapa universitas atau jurusan tidak mewajibkan GRE, tetapi memiliki nilai GRE tetap menjadi nilai tambah.
Apakah GRE hanya untuk lulusan luar negeri?
Tidak. GRE berlaku untuk semua calon mahasiswa pascasarjana, baik dari dalam maupun luar negeri.
Apakah bisa mengulang ujian GRE?
Bisa. Anda dapat mengikuti GRE lebih dari sekali, dengan jarak minimal 21 hari.
Apakah GRE berlaku seumur hidup?
Tidak. Skor GRE berlaku selama 5 tahun setelah tanggal tes.
Perbandingan GRE dengan Ujian Pascasarjana Lainnya
Sebagai lulusan +S1 yang ingin melanjutkan ke jenjang pascasarjana, Anda mungkin akan menemui beberapa pilihan ujian selain GRE. GRE memang paling umum digunakan untuk berbagai bidang studi, tetapi ujian lain seperti GMAT, TOEFL/IELTS, atau bahkan LSAT juga sering dijadikan syarat tergantung pada program studi yang dituju. GRE bersifat lebih umum dan mencakup keterampilan verbal, kuantitatif, dan analitis yang relevan untuk hampir semua jurusan. Sementara itu, GMAT lebih spesifik digunakan untuk program bisnis atau MBA, dengan fokus pada kemampuan kuantitatif dan penalaran terintegrasi. Untuk Anda yang mengambil jurusan hukum, LSAT mungkin menjadi syarat utama, karena lebih menguji kemampuan logika dan penalaran hukum. TOEFL dan IELTS juga kerap diminta, khususnya bagi +undergraduate dari negara non-Inggris, untuk membuktikan kemampuan bahasa Inggris. Mengetahui perbedaan ini akan membantu Anda memilih ujian yang paling sesuai dengan tujuan studi Anda.
Kapan Waktu Terbaik Mengikuti program GRE untuk pascasarjana
Menentukan waktu yang tepat untuk mengikuti ujian GRE sangat penting agar persiapan Anda matang dan skor dapat digunakan secara optimal. Bagi +sarjana yang sedang berada di akhir masa studi S1, idealnya ujian GRE diambil enam hingga dua belas bulan sebelum batas akhir pendaftaran universitas tujuan. Hal ini memberi Anda cukup waktu untuk mempersiapkan diri dan juga peluang untuk mengulang ujian jika hasil pertama belum memuaskan. Untuk profesional yang sudah bekerja, mengikuti GRE di sela kesibukan tentu membutuhkan perencanaan yang lebih ketat. Namun, karena skor GRE berlaku selama lima tahun, Anda bisa mengambilnya lebih awal dan menyimpannya untuk digunakan ketika waktu yang tepat tiba. Dengan perencanaan yang baik, Anda bisa menghadapi ujian tanpa tekanan berlebih dan dengan hasil yang maksimal.
Menggunakan Skor GRE secara Strategis dalam Aplikasi Pascasarjana
Setelah berhasil mengikuti ujian GRE, langkah selanjutnya adalah menggunakannya secara strategis dalam proses aplikasi ke program pascasarjana. Skor GRE Anda bisa menjadi salah satu poin kuat dalam aplikasi, terutama jika nilai yang Anda peroleh tinggi di atas rata-rata program studi tujuan. Pastikan untuk mencantumkan skor Anda secara jelas dalam aplikasi dan menyesuaikannya dengan dokumen pendukung lainnya seperti personal statement atau CV. Dalam surat motivasi, Anda bisa menyoroti kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan keterampilan menulis analitis yang telah Anda buktikan melalui GRE. Selain itu, manfaatkan kesempatan untuk mengirim skor Anda langsung ke universitas melalui sistem resmi ETS, agar aplikasi Anda dianggap lengkap dan profesional. Pendekatan strategis seperti ini bisa meningkatkan peluang Anda diterima di program studi impian.
Kesimpulan
Program GRE untuk pascasarjana adalah langkah penting bagi +sarjana yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Ujian ini menilai berbagai kemampuan akademik yang krusial untuk studi lanjutan dan dapat membuka pintu ke banyak universitas top dunia. Dengan persiapan yang matang, strategi yang tepat, dan mental yang kuat, Anda bisa meraih skor GRE yang membanggakan. Jangan lupa untuk memulai persiapan sejak dini dan gunakan semua sumber daya yang tersedia. Sukses selalu dalam perjalanan akademik Anda!