Back

Tips bagi Mahasiswa Muslim yang Kuliah di Korea Selatan

Mahasiswa Muslim

Korea Selatan semakin menjadi tujuan populer bagi mahasiswa internasional, termasuk mahasiswa Muslim yang ingin menempuh pendidikan di universitas-universitas ternama disana. Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah mahasiswa Muslim yang kuliah di Korea Selatan mengalami peningkatan signifikan, menandakan bahwa negeri ginseng ini semakin terbuka dan menarik bagi pelajar dari latar belakang agama Islam. Dengan sistem pendidikan yang berkualitas, teknologi canggih, serta budaya yang unik, Korea Selatan menawarkan pengalaman belajar yang menarik. Namun, sebagai mahasiswa Muslim, ada beberapa tantangan yang mungkin dihadapi, seperti ketersediaan makanan halal, tempat ibadah, serta lingkungan sosial yang berbeda. Tantangan-tantangan ini tidak boleh dianggap remeh karena dapat mempengaruhi kenyamanan selama menempuh pendidikan. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa Muslim yang ingin kuliah di Korea Selatan untuk mempersiapkan diri dengan baik. Persiapan yang matang akan membantu meminimalisir kendala dan memaksimalkan pengalaman berharga selama studi di negeri yang dikenal dengan kemajuan teknologi dan budayanya ini.

Berikut adalah beberapa tips yang bisa membantu mahasiswa Muslim dalam menjalani kehidupan akademik dan sosial di Korea Selatan. Tips-tips ini dikumpulkan dari pengalaman nyata mahasiswa Muslim yang telah lebih dulu menempuh pendidikan di Korea, serta informasi terbaru mengenai fasilitas dan layanan yang tersedia bagi komunitas Muslim di sana. Dengan mengikuti panduan praktis ini, diharapkan mahasiswa Muslim dapat menjalani kehidupan sebagai pelajar di Korea Selatan dengan lebih mudah dan menyenangkan, sambil tetap menjaga identitas dan keyakinan agama mereka.

Baca juga: Reading Test pada TOEFL ITP Bikin Ngantuk?Ini Tipsnya!

1. Menjaga Ketersediaan Makanan Halal

Salah satu tantangan utama bagi mahasiswa Muslim di Korea Selatan adalah menemukan makanan halal. Mayoritas penduduk Korea tidak beragama Islam, sehingga konsep makanan halal belum sepopuler di negara-negara dengan populasi Muslim yang lebih besar. Namun, bukan berarti sulit untuk mendapatkan makanan halal. Seiring dengan meningkatnya jumlah wisatawan dan mahasiswa Muslim di Korea, kesadaran akan makanan halal juga semakin berkembang. Banyak restoran dan toko yang mulai menyadari pentingnya menyediakan pilihan halal untuk memenuhi kebutuhan komunitas Muslim yang terus bertumbuh. Berikut adalah beberapa tips untuk memastikan ketersediaan makanan halal:

  • Cari restoran halal
    Beberapa kota besar seperti Seoul, Busan, dan Incheon memiliki restoran halal, terutama di sekitar kawasan yang sering dikunjungi wisatawan Muslim, seperti Itaewon di Seoul. Kamu bisa mencari rekomendasi melalui aplikasi seperti Google Maps, Halal Korea, atau Zomato. Selain itu, beberapa universitas juga mulai menyediakan kantin dengan menu halal, terutama di kampus-kampus yang memiliki populasi mahasiswa Muslim signifikan. Jangan ragu untuk bertanya kepada senior atau teman sekampus tentang rekomendasi tempat makan halal di sekitar kawasan kampus.
  • Belanja di toko bahan makanan halal
    Beberapa supermarket besar di Korea seperti E-Mart dan Lotte Mart, sudah mulai menyediakan produk bersertifikat halal. Selain itu, ada beberapa toko bahan makanan halal yang menjual daging dan produk lain yang sesuai dengan standar Islam. Untuk daging halal, kamu dapat mengunjungi toko khusus seperti “Halal Market” atau “Seoul Halal” yang menyediakan berbagai kebutuhan daging yang sudah disertifikasi. Beberapa toko online juga menawarkan pengiriman bahan makanan halal hingga ke depan pintu kamarmu.
  • Masak sendiri
    Memasak sendiri adalah solusi terbaik untuk memastikan makanan yang dikonsumsi tetap halal. Kamu bisa membeli bahan makanan dari toko halal dan memasak sesuai selera. Selain lebih aman, memasak sendiri juga lebih hemat dibandingkan makan di luar setiap hari. Banyak akomodasi mahasiswa di Korea menyediakan fasilitas dapur bersama yang dapat dimanfaatkan untuk memasak. Dengan memasak sendiri, kamu juga bisa menyesuaikan rasa makanan dengan preferensi pribadi dan tetap menjaga nilai gizi yang diperlukan untuk mendukung aktivitas akademik.
  • Cek label makanan
    Jika terpaksa membeli makanan kemasan, pastikan untuk memeriksa bahan-bahannya terlebih dahulu. Hindari produk yang mengandung babi, alkohol, atau bahan non-halal lainnya. Perhatikan juga logo halal pada kemasan, meskipun perlu diingat bahwa tidak semua produk halal di Korea memiliki sertifikasi resmi. Belajar membaca label makanan dalam bahasa Korea akan sangat membantu, terutama untuk mengenali kata-kata seperti “돼지” (dwej-i) yang berarti babi, atau “알코올” (alkohol) yang berarti alkohol. Aplikasi penerjemah dapat menjadi alat bantu yang berguna dalam situasi seperti ini.

Selain tips di atas, penting juga untuk memahami bahwa budaya makanan Korea sangat kental dengan penggunaan produk turunan babi dan alkohol dalam masakan mereka. Oleh karena itu, selalu tanyakan dengan jelas tentang bahan yang digunakan ketika makan di restoran non-halal. Banyak restoran Korea yang sebenarnya dapat mengakomodasi kebutuhan dietary khusus jika diminta dengan sopan. Komunikasi yang baik dan pengetahuan dasar tentang bahan makanan Korea akan sangat membantu mahasiswa Muslim dalam menjaga konsumsi makanan halal selama tinggal di Korea Selatan.

2. Mencari Informasi tentang Fasilitas Keagamaan

Sebagai seorang Muslim, menjalankan ibadah dengan baik adalah hal yang penting. Oleh karena itu, sebelum berangkat ke Korea Selatan, sebaiknya cari tahu terlebih dahulu mengenai fasilitas keagamaan di sekitar kampus ataupun tempat tinggal kamu. Persiapan ini akan membantumu beradaptasi lebih cepat dan tidak kebingungan ketika tiba di Korea. Meskipun Korea Selatan bukan negara Muslim, perkembangan Islam di sana cukup signifikan dalam beberapa dekade terakhir, terutama di kota-kota besar. Berikut adalah beberapa fasilitas keagamaan yang perlu diketahui:

  • Masjid dan Mushola
    Masjid utama di Korea Selatan adalah Masjid Sentral Seoul yang terletak di Itaewon. Selain itu, ada beberapa masjid dan mushola kecil di berbagai kota yang dapat digunakan untuk shalat berjamaah. Masjid Sentral Seoul tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat komunitas Muslim di Korea. Di sini, kamu dapat menemukan berbagai aktivitas keislaman, termasuk kelas mengaji, kajian agama, dan kegiatan sosial lainnya. Untuk kota-kota di luar Seoul, seperti Busan, Daegu, dan Gwangju, juga terdapat masjid yang dapat diakses oleh mahasiswa Muslim. Sebelum memilih tempat tinggal, pertimbangkan jarak dan akses menuju masjid terdekat.
  • Ruang salat di kampus
    Beberapa universitas di Korea juga mulai menyediakan ruang shalat bagi mahasiswa Muslim. Jika tidak tersedia, kamu bisa mencari tempat yang memungkinkan untuk salat, seperti perpustakaan atau ruang kosong di kampus. Universitas-universitas ternama seperti Korea University, Yonsei University, dan Sungkyunkwan University sudah menyediakan fasilitas ini. Jika kampusmu belum memiliki ruang shalat, jangan ragu untuk mengajukan permohonan melalui organisasi mahasiswa Muslim atau langsung kepada pihak kampus. Seringkali, universitas akan merespons positif kebutuhan religious mahasiswa internasional mereka.
  • Aplikasi penunjang ibadah
    Gunakan aplikasi seperti Muslim Pro atau Qibla Finder untuk mengetahui arah kiblat dan jadwal salat di Korea Selatan. Aplikasi-aplikasi ini sangat membantu, terutama ketika kamu berada di lokasi yang tidak familiar. Selain itu, beberapa aplikasi juga menyediakan fitur pencarian masjid terdekat, sehingga kamu dapat dengan mudah menemukan tempat ibadah dimanapun berada. Untuk penentuan jadwal shalat yang lebih akurat, pastikan aplikasi yang kamu gunakan sudah disetel untuk lokasi Korea Selatan, karena waktu shalat dapat berbeda-beda tergantung letak geografis dan musim.

Selain fasilitas fisik, penting juga untuk memahami bagaimana menjalankan ibadah dalam konteks budaya Korea. Misalnya, saat bulan Ramadan, jam belajar dan aktivitas kampus mungkin tidak berubah, sehingga diperlukan perencanaan yang matang untuk tetap dapat berpuasa sambil menjaga performa akademik. Komunikasi dengan dosen dan teman sekelas tentang ibadah yang sedang dijalankan dapat membantu mereka memahami jika ada perubahan dalam partisipasi atau jadwal kuliah. Pengalaman mahasiswa Muslim yang kuliah di Korea Selatan menunjukkan bahwa masyarakat Korea umumnya menghormati praktik keagamaan asalkan dijelaskan dengan baik dan sopan.

3. Bergabung dengan Komunitas Muslim

Merantau ke negeri orang bisa menjadi pengalaman yang menantang, terutama jika kamu berasal dari negara dengan komunitas Muslim yang besar. Perasaan homesick dan cultural shock adalah hal yang wajar dialami oleh mahasiswa internasional, termasuk mahasiswa Muslim yang kuliah di Korea Selatan. Untuk itu, bergabung dengan komunitas Muslim di Korea Selatan bisa menjadi solusi untuk mendapatkan dukungan moral dan spiritual. Komunitas tidak hanya memberikan dukungan religious, tetapi juga menjadi jaringan sosial yang dapat membantu dalam banyak aspek kehidupan sehari-hari.

Baca juga: 7 Negara yang Menggratiskan Uang Kuliah Tanpa Dipungut Biaya

  • Organisasi mahasiswa Muslim
    Beberapa universitas memiliki organisasi mahasiswa Muslim yang bisa menjadi tempat untuk bertemu teman seiman dan berbagi pengalaman. Kamu bisa mencari informasi mengenai komunitas ini melalui media sosial atau situs resmi kampus. Organisasi semacam ini biasanya mengadakan pertemuan rutin, buka puasa bersama selama Ramadan, dan acara-acara keislaman lainnya. Bergabung dengan organisasi mahasiswa Muslim akan membantumu membangun persahabatan dengan orang-orang yang memiliki nilai dan keyakinan yang sama, sehingga mengurangi rasa kesepian dan keterasingan di lingkungan baru.
  • Komunitas Muslim di Korea
    Selain komunitas kampus, ada juga komunitas Muslim yang lebih luas di Korea Selatan, seperti Korea Muslim Federation (KMF). Komunitas ini sering mengadakan acara keislaman seperti kajian, buka puasa bersama saat Ramadan, dan perayaan Idul Fitri serta Idul Adha. KMF juga menjadi wadah bagi Muslim dari berbagai negara untuk saling berkenalan dan berjejaring. Keanggotaan dalam komunitas seperti ini dapat memberikan rasa memiliki dan dukungan yang lebih luas, tidak terbatas hanya pada lingkungan kampus saja.
  • Media sosial dan grup WhatsApp
    Banyak komunitas Muslim di Korea yang aktif di media sosial seperti Facebook, Telegram, dan WhatsApp. Bergabung dengan grup ini bisa membantu kamu untuk mendapatkan informasi penting, mulai dari rekomendasi makanan halal hingga acara keagamaan. Grup-grup media sosial juga sering menjadi platform untuk bertukar barang, mencari informasi akomodasi, atau sekadar berbagi pengalaman sehari-hari. Bagi mahasiswa Muslim yang baru tiba di Korea, grup-grup ini dapat menjadi sumber informasi yang sangat berharga dan membantu proses adaptasi menjadi lebih lancar.

Manfaat bergabung dengan komunitas Muslim tidak hanya terbatas pada dukungan spiritual dan sosial. Komunitas juga dapat menjadi sumber bantuan praktis, seperti informasi tentang pekerjaan paruh waktu yang halal, tempat tinggal yang dekat dengan fasilitas ibadah, atau bahkan bantuan dalam memahami sistem pendidikan Korea. Banyak mahasiswa Muslim yang telah menyelesaikan studi mereka di Korea bersedia membagikan pengalaman dan pengetahuan mereka kepada juniornya melalui komunitas ini. Jadi, jangan ragu untuk aktif mencari dan bergabung dengan komunitas Muslim sejak awal kedatanganmu di Korea Selatan.

4. Menjaga Waktu Ibadah

Menjalankan ibadah di negara dengan mayoritas non-Muslim bisa menjadi tantangan tersendiri. Jadwal kuliah yang padat, lingkungan yang kurang mendukung, serta keterbatasan fasilitas bisa menjadi kendala. Namun, dengan perencanaan dan strategi yang tepat, mahasiswa Muslim yang kuliah di Korea Selatan dapat tetap konsisten dalam menjalankan ibadah tanpa mengorbankan tanggung jawab akademik. Kunci utamanya adalah menciptakan keseimbangan antara kewajiban sebagai mahasiswa dan kewajiban sebagai Muslim. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat membantu:

  • Manajemen waktu yang baik
    Pastikan untuk menyusun jadwal kuliah dan aktivitas sehari-hari agar tidak mengganggu waktu ibadah. Gunakan aplikasi pengingat shalat agar tidak terlewat. Buat perencanaan mingguan yang memasukkan waktu shalat, kuliah, belajar, dan aktivitas lainnya. Jika memungkinkan, pilih jadwal kuliah yang tidak bentrok dengan waktu shalat wajib, terutama shalat Jumat bagi mahasiswa laki-laki. Manajemen waktu yang efektif akan membantumu tetap produktif secara akademik tanpa mengabaikan kewajiban religious.
  • Gunakan waktu luang dengan bijak
    Jika tidak memungkinkan untuk shalat tepat waktu, manfaatkan waktu jeda di antara kelas untuk menunaikan ibadah. Cari tempat yang nyaman dan tidak mengganggu orang lain. Banyak mahasiswa Muslim yang memanfaatkan ruang belajar di perpustakaan, ruang kosong di gedung kampus, atau bahkan mobil pribadi untuk melaksanakan shalat ketika tidak ada fasilitas khusus. Yang penting adalah niat dan usaha untuk tetap menjalankan kewajiban meskipun dalam kondisi yang kurang ideal.
  • Jelaskan kepada teman dan dosen
    Jika perlu, kamu bisa menjelaskan kepada teman sekelas atau dosen tentang kebutuhan ibadahmu. Banyak masyarakat Korea yang terbuka terhadap perbedaan budaya dan agama, sehingga mereka bisa memahami jika kamu harus meluangkan waktu untuk shalat. Penjelasan yang sopan dan edukatif tentang pentingnya shalat dalam Islam dapat membantu mereka memahami mengapa kamu perlu meninggalkan kelas sebentar atau mengatur ulang jadwal presentasi. Pengalaman banyak mahasiswa Muslim menunjukkan bahwa dosen dan staf kampus di Korea umumnya menghormati praktik keagamaan mahasiswa internasional.

Selain shalat wajib, ibadah lain seperti puasa Ramadan juga memerlukan penyesuaian ketika menjadi mahasiswa Muslim di Korea Selatan. Pada musim panas, hari di Korea bisa sangat panjang, yang berarti waktu puasa juga lebih lama. Penting untuk mempersiapkan kondisi fisik dengan baik, mengatur pola makan yang sehat saat sahur dan berbuka, serta memodifikasi jadwal aktivitas untuk menghemat energi. Komunikasi dengan dosen tentang kondisi selama puasa juga dapat membantu jika ada penyesuaian yang perlu dilakukan dalam partisipasi kelas atau jadwal ujian. Pengalaman unik berpuasa di Korea justru dapat menjadi kesempatan untuk berdakwah secara tidak langsung dengan menunjukkan ketekunan dan disiplin sebagai Muslim.

5. Memahami Kebijakan Kampus terhadap Mahasiswa Muslim

Setiap universitas memiliki kebijakan yang berbeda terhadap mahasiswa internasional, termasuk mahasiswa Muslim. Sebelum memulai kuliah, ada baiknya kamu mencari tahu terlebih dahulu apakah kampus tersebut memiliki kebijakan yang mendukung kebutuhan mahasiswa Muslim. Pengetahuan ini akan membantumu memilih kampus yang tepat dan mempersiapkan diri untuk potensi kendala yang mungkin dihadapi. Beberapa universitas di Korea sudah memiliki pengalaman yang cukup dalam menangani mahasiswa Muslim, sementara yang lain mungkin masih baru dalam hal ini. Berikut adalah aspek-aspek kebijakan kampus yang perlu diperhatikan:

Baca juga: Benefit yang Akan Kamu Dapatkan jika Kuliah di New Zealand

  • Penyediaan makanan halal di kantin
    Beberapa universitas mulai menyediakan menu halal di kantin mereka. Pastikan untuk mengecek apakah kampus kamu memiliki opsi ini. Jika belum, kamu bisa mengajukan permohonan melalui organisasi mahasiswa Muslim atau perwakilan mahasiswa internasional. Beberapa kampus bahkan menyediakan dapur khusus dimana mahasiswa dapat menyiapkan makanan mereka sendiri. Informasi tentang fasilitas ini biasanya dapat ditemukan di website kampus atau dengan menghubungi office of international affairs di universitas tujuan.
  • Fasilitas ibadah
    Ada kampus yang menyediakan ruang khusus untuk shalat atau setidaknya memiliki tempat yang bisa digunakan untuk ibadah. Sebelum mendaftar, tanyakan tentang ketersediaan fasilitas ini. Jika kampus tidak menyediakan ruang shalat khusus, tanyakan apakah ada kebijakan yang mengizinkan mahasiswa menggunakan ruang tertentu untuk keperluan ibadah. Beberapa universitas mengalokasikan ruang multiguna yang dapat digunakan untuk berbagai aktivitas, termasuk ibadah.
  • Kebijakan berpakaian
    Meskipun Korea Selatan memiliki budaya yang lebih bebas dalam berpakaian, umumnya tidak ada larangan bagi mahasiswa Muslimah untuk mengenakan hijab di kampus. Namun, dalam konteks tertentu seperti laboratorium atau kegiatan praktikum tertentu, mungkin ada peraturan keselamatan yang mengharuskan penyesuaian dalam berpakaian. Penting untuk menanyakan kebijakan spesifik mengenai hal ini kepada pihak kampus sebelum memulai studi.
  • Hari libur keagamaan
    Beberapa universitas memberikan kelonggaran bagi mahasiswa Muslim untuk tidak mengikuti kegiatan akademik pada hari-hari besar Islam seperti Idul Fitri dan Idul Adha. Jika kamu berencana untuk mengambil cuti saat hari raya, diskusikan dengan dosen atau pihak akademik terlebih dahulu. Beberapa kampus memungkinkan mahasiswa untuk membuat perjanjian khusus untuk menyesuaikan tenggat waktu tugas atau jadwal ujian yang bertepatan dengan hari raya keagamaan. Komunikasi awal dan dokumentasi resmi tentang permintaan ini sangat penting untuk menghindari misunderstanding.

Selain kebijakan formal, penting juga untuk memahami budaya akademik di kampus Korea. Misalnya, banyak kegiatan kampus yang melibatkan makanan dan minuman, dan seringkali alkohol menjadi bagian dari acara sosial akademik. Sebagai mahasiswa Muslim, kamu perlu mempersiapkan strategi untuk menghadapi situasi seperti ini tanpa merasa tertekan untuk melanggar prinsip agama. Komunikasi yang jelas dan sopan tentang batasanmu biasanya akan dihormati oleh staf dan teman sekampus. Pengalaman mahasiswa Muslim yang telah kuliah di Korea Selatan menunjukkan bahwa dengan pendekatan yang tepat, adalah mungkin untuk berintegrasi dalam komunitas kampus tanpa mengkompromikan keyakinan agama.

Ingin jadi Mahasiswa di Korea Selatan?

Kuliah di Korea Selatan sebagai mahasiswa Muslim memang memiliki tantangan tersendiri, tetapi dengan persiapan yang baik, tantangan tersebut dapat diatasi. Menjaga ketersediaan makanan halal, mencari informasi tentang fasilitas keagamaan, bergabung dengan komunitas Muslim, menjaga waktu ibadah, dan memahami kebijakan kampus adalah langkah-langkah penting yang bisa membantu mahasiswa Muslim menjalani kehidupan di Korea Selatan dengan lebih nyaman. Selain aspek-aspek praktis tersebut, yang tak kalah penting adalah menjaga niat dan motivasi belajar, serta memandang setiap tantangan sebagai bagian dari proses pembelajaran yang memperkaya pengalaman hidup.

Jika kamu memiliki rencana untuk kuliah di Korea Selatan dan ingin mempersiapkan diri dengan lebih baik, salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan adalah kemampuan bahasa Korea. Kemampuan bahasa yang baik tidak hanya membantu dalam kehidupan sehari-hari tetapi juga dalam memahami kebijakan kampus dan berkomunikasi dengan masyarakat sekitar. Penguasaan bahasa Korea akan membuka banyak kesempatan, mulai dari memahami materi kuliah dengan lebih baik, berinteraksi dengan dosen dan teman sekelas, hingga mengakses informasi penting tentang kehidupan di Korea.

Sebagai solusi terbaik, Ultimate Education menyediakan kursus bahasa Korea dan bimbingan tes TOPIK bagi calon mahasiswa yang ingin berkuliah di Korea Selatan. Dengan metode pembelajaran yang interaktif, materi yang disesuaikan dengan kebutuhan akademik, serta pengajar profesional, Ultimate Education siap membantu kamu dalam meraih impian kuliah di Korea Selatan dengan lebih percaya diri. Program persiapan yang komprehensif tidak hanya fokus pada kemampuan bahasa, tetapi juga memberikan wawasan tentang budaya akademik Korea dan tips adaptasi bagi mahasiswa internasional.

Jangan ragu untuk bergabung dengan Ultimate Education dan siapkan masa depan akademikmu dengan lebih matang! Dengan persiapan yang tepat, pengalaman menjadi mahasiswa Muslim yang kuliah di Korea Selatan tidak hanya akan membuka pintu kesempatan akademik dan profesional, tetapi juga memperkaya pemahaman antarbudaya dan memperkuat identitas keislaman dalam konteks global. Selamat mempersiapkan diri untuk petualangan akademik yang menantang dan berharga di Korea Selatan!