Belajar Efektif Saat Puasa: Setelah Sahur atau Tarawih?

Ramadan bisa menjadi tantangan bagi pelajar dan mahasiswa karena perubahan pola makan dan tidur yang memengaruhi fokus belajar. Namun, banyak yang tetap ingin produktif dan mencari waktu belajar paling efektif saat Ramadan.
Dua pilihan utama adalah belajar setelah sahur atau setelah tarawih. Mana yang lebih efektif? Yuk, kita bahas keunggulan dan kekurangannya!
Baca juga: Ngafalin Kosakata Inggris Bikin Bosan? Coba Cara Seru Ini!
Battle 1: Belajar Setelah Sahur
✅ Keunggulan:
Otak Masih Segar:
- Setelah tidur malam yang cukup dan makan sahur, otak masih dalam kondisi prima dan segar. Hal ini membuat kemampuan untuk menyerap informasi dan fokus lebih tinggi. Kondisi otak yang belum lelah dari aktivitas sehari-hari membuat proses belajar lebih efisien.
Minim Gangguan:
- Di pagi hari, terutama setelah sahur, suasana sekitar sangat tenang dan sepi. Tidak banyak gangguan seperti suara bising atau aktivitas orang lain, yang memungkinkan konsentrasi lebih maksimal. Ini sangat menguntungkan bagi mereka yang mudah terdistraksi.
Cahaya Matahari Pagi Meningkatkan Konsentrasi:
- Paparan sinar matahari pagi memiliki banyak manfaat, termasuk meningkatkan konsentrasi dan mood positif. Sinar matahari pagi dapat membantu tubuh memproduksi hormon serotonin yang memengaruhi suasana hati dan kewaspadaan, yang sangat bermanfaat dalam proses belajar.
Bisa Sekalian Salat Subuh & Olahraga Ringan:
- Setelah belajar, kamu bisa melanjutkan dengan salat Subuh, yang memberikan ketenangan batin. Setelah itu, olahraga ringan seperti jalan santai atau stretching bisa meningkatkan energi tubuh untuk sepanjang hari. Ini adalah rutinitas yang bermanfaat bagi tubuh secara fisik dan mental.
❌ Kekurangan:
Waktu Terbatas:
- Jika sahur dilakukan mendekati waktu Subuh, waktu untuk belajar menjadi terbatas. Setelah sahur, sesi belajar bisa sangat singkat sebelum waktu salat Subuh tiba. Hal ini bisa menjadi kendala, terutama bagi mereka yang membutuhkan waktu belajar lebih lama.
Rasa Kantuk Bisa Mengganggu:
- Setelah sahur, beberapa orang mungkin masih merasa mengantuk, terutama jika tidur malamnya tidak cukup atau berkualitas. Rasa kantuk ini bisa mengurangi efektivitas belajar, terutama bagi mereka yang tidak terbiasa bangun pagi.
Cocok untuk siapa?
- Orang yang terbiasa bangun pagi dan memiliki kemampuan untuk fokus dalam waktu singkat. Mereka yang ingin belajar dengan suasana yang tenang dan minim gangguan akan merasa sangat diuntungkan dengan kondisi pagi hari yang sepi.
Grammar penting nggak sih di Speaking Test? Jangan sampai salah kaprah! Baca artikel ini untuk tahu jawabannya dan tips biar ngomong makin lancar!
Battle 2: Belajar Setelah Tarawih
✅ Keunggulan:
Lebih Fleksibel:
- Setelah tarawih, kamu tidak terikat oleh waktu tertentu seperti saat sahur. Kamu bisa belajar lebih lama tanpa terburu-buru, yang memberi ruang lebih banyak untuk memahami materi dengan lebih mendalam. Tidak ada tekanan waktu untuk segera berhenti belajar karena salat atau waktu tidur yang semakin dekat.
Sudah Makan dan Berenergi Kembali:
- Setelah berbuka puasa dan istirahat sebentar, tubuh kembali mendapatkan energi. Makan sahur dan berbuka puasa memberikan asupan kalori dan gizi yang dibutuhkan tubuh untuk kembali bertenaga. Hal ini membuat kamu bisa fokus belajar tanpa merasa lemas atau lapar, berbeda dengan kondisi saat sahur.
Bisa Belajar dalam Kelompok:
- Banyak orang yang lebih aktif pada malam hari. Jika kamu ingin belajar kelompok atau berdiskusi secara online, malam setelah Tarawih adalah waktu yang ideal karena banyak teman yang juga terjaga. Ini juga membuka peluang untuk kolaborasi lebih produktif dengan teman-teman atau rekan sekelas.
❌ Kekurangan:
Potensi Rasa Lelah:
- Setelah berpuasa seharian, tubuh sudah merasa lelah, dan kadang sulit untuk fokus dalam waktu lama. Walaupun sudah berbuka dan beristirahat, rasa kelelahan tetap bisa mengganggu konsentrasi. Hal ini membuat proses belajar di malam hari bisa lebih menantang bagi sebagian orang.
Risiko Tidur Terlalu Larut:
- Salah satu risiko belajar setelah Tarawih adalah tidur yang bisa menjadi terlalu larut. Jika belajar sampai larut malam, tidur bisa terganggu, yang berpengaruh pada kualitas tidur dan energi untuk keesokan harinya. Kurang tidur pada malam hari bisa menyebabkan tubuh lebih lelah dan kurang produktif keesokan harinya.
Cocok untuk siapa?
- Orang yang lebih produktif di malam hari (night owl) atau mereka yang merasa lebih fokus dan terjaga di malam hari. Selain itu, ini juga cocok untuk mereka yang membutuhkan waktu lebih lama untuk mempelajari materi secara mendalam atau berdiskusi dalam kelompok.
Baca juga: 4 Hal yang Wajib Dicari Informasinya Sebelum Study Abroad
Pendapat Studi dan Pengalaman Orang-orang

Penelitian dari Harvard Medical School
- Waktu terbaik untuk belajar berbeda bagi setiap orang, tergantung pada jam biologis (body clock).
- Di pagi hari, beberapa orang lebih fokus, sementara yang lain lebih produktif di malam hari.
- Penting untuk mengenali pola tidur dan ritme tubuh sendiri agar belajar lebih efektif.
Pengalaman Mahasiswa yang Berpuasa
- Banyak mahasiswa merasa lebih fokus setelah sahur karena otak masih segar.
- Tubuh mendapat asupan energi dan nutrisi, sehingga daya ingat lebih optimal.
- Suasana pagi yang tenang membantu meningkatkan konsentrasi.
Pengalaman Pelajar Setelah Tarawih
- Beberapa pelajar lebih produktif setelah Tarawih karena sudah beristirahat dan makan.
- Waktu malam yang lebih tenang membantu mereka fokus belajar lebih lama.
- Ideal untuk belajar mandiri maupun berdiskusi dengan teman.
Pada intinya, waktu terbaik untuk belajar sangat subjektif dan bergantung pada kebiasaan, kondisi fisik, serta rutinitas individu. Setiap orang perlu memahami kapan tubuh dan pikiran mereka dalam kondisi paling optimal untuk menyerap informasi.
Mau taklukkan IELTS dengan skor impian? Jangan sampai terjebak di kesalahan yang sering dilakukan! Baca artikel ini untuk tahu jebakan umumnya dan cara menghindarinya.
Waktu terbaik untuk belajar sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik dan kebiasaan setiap individu, yang bisa bervariasi tergantung pada ritme biologis masing-masing orang. Penelitian dari Harvard Medical School menunjukkan bahwa tubuh memiliki pola atau body clock yang mempengaruhi tingkat kewaspadaan dan konsentrasi seseorang. Oleh karena itu, ada yang lebih produktif belajar di pagi hari, sementara yang lain merasa lebih fokus pada malam hari, tergantung pada kapan tubuh berada dalam kondisi terbaik. Selain faktor biologis, pengalaman pribadi juga berperan dalam menentukan waktu belajar yang optimal. Misalnya, banyak mahasiswa yang berpuasa di bulan Ramadan merasa lebih fokus belajar setelah sahur, karena otak mereka masih segar setelah mendapat asupan makanan dan minuman yang cukup. Sebaliknya, ada juga yang lebih produktif setelah salat tarawih, karena tubuh sudah mendapatkan waktu istirahat yang cukup dan suasana malam lebih tenang untuk berkonsentrasi.
Dari berbagai penelitian dan pengalaman tersebut, dapat disimpulkan bahwa tidak ada satu waktu belajar yang paling tepat untuk semua orang. Setiap individu perlu mengenali pola tidur, kebiasaan, dan kondisi fisiknya sendiri agar proses belajar berlangsung secara efektif dan efisien. Memahami ritme tubuh dan menyesuaikan waktu belajar dengan kondisi terbaik masing-masing dapat membantu seseorang meningkatkan produktivitas dan kualitas belajarnya secara optimal.