Back

8 Cara Mengatur Keuangan Pribadi Selama Kuliah di Luar Negeri

Hai, temen-temen! Kuliah di luar negeri merupakan impian banyak pelajar, tapi biaya hidup dan kuliah yang tinggi bisa banget bikin dompet menjerit kalau nggak dikelola dengan baik.

Dari Sydney sampai London, mengatur keuangan pribadi adalah kunci buat tetap fokus belajar tanpa stres soal uang. Yuk, kita bongkar 8 cara efektif mengatur keuangan selama kuliah di luar negeri, plus tips hemat biar kamu tetap bisa jalan-jalan dan enjoy!

Oh iya, kalau butuh jago Bahasa Inggris buat komunikasi atau nyiapin IELTS/TOEFL, cek solusi kece di Ultimate Education ya!

Baca juga: Menilik Preposisi Waktu dalam Bahasa Inggris! Perbedaan dan Penggunaannya

Mengapa Mengatur Keuangan Penting?

Kuliah di luar negeri bisa mahal banget—biaya kuliah, akomodasi, makan, dan transportasi bisa cepat bikin tabungan habis. Tanpa perencanaan matang, kamu bisa kehabisan dana di tengah semester atau terpaksa pinjam sana-sini.

Dengan pengelolaan keuangan cerdas, kamu bisa fokus pada studi dan menikmati pengalaman internasional tanpa rasa khawatir.

Fakta Seru: Menurut Study International, 70% pelajar internasional mengaku kesulitan keuangan karena kurang perencanaan, tapi yang punya budget plan terbukti jauh lebih hemat!

8 Cara Mengatur Keuangan Pribadi Selama Kuliah di Luar Negeri

1. Buat Anggaran Bulanan yang Realistis

Anggaran adalah pondasi keuangan yang sehat.

Cara Terapkan: Catat seluruh pengeluaran (sewa, makan, transportasi, hiburan) dan pemasukan (tabungan, part-time).

Contoh: Di Australia, budget AUD 1,500 (~Rp15 juta) bisa dibagi: sewa AUD 800, makan AUD 400, transportasi AUD 150, lainnya AUD 150.

Sumber Gratis: Gunakan app seperti YNAB (free version terbatas) atau Google Sheets buat lacak pengeluaran.

Tips: Sisihkan 10% buat dana darurat, misalnya AUD 150/bulan.

2. Pilih Akomodasi yang Hemat

Akomodasi biasanya memakan porsi terbesar dari budget.

Cara Terapkan: Pilih share house (AUD 600-1,000/bulan di Australia, GBP 500-800/bulan di Inggris) dibanding apartemen pribadi. Homestay (~AUD 800/bulan termasuk makan) juga opsi hemat.

Sumber: Flatmates.com.au, Rightmove (Inggris), atau Student.com buat opsi murah.

Tips: Cari tempat dekat kampus agar hemat transportasi dan pastikan utilitas (listrik, air) include dalam sewa.

3. Manfaatkan Kerja Paruh Waktu

Banyak negara izinkan pelajar internasional kerja part-time (misal, 48 jam/2 minggu di Australia).

Cara Terapkan: Cari kerja di kafe, retail, atau tutor (gaji AUD 20-30/jam, ~Rp200-300 ribu/jam). Contoh: Kerja 20 jam/minggu di Sydney bisa hasilkan AUD 1,600/bulan buat biaya hidup dasar.

Sumber: Seek, Gumtree, atau papan lowongan kampus.

Tips: Latih Bahasa Inggris buat wawancara pakai ELSA Speak atau Business English di Ultimate Education.

4. Gunakan Diskon Pelajar

Diskon pelajar bikin pengeluaran makin ringan.

Cara Terapkan: Miliki ISIC atau pakai ID kampus buat diskon transportasi (misal, Opal Card di Sydney), makan, bioskop.

Contoh: Diskon 50% tiket bus di London.

Sumber: Student Beans, UNiDAYS, atau situs transportasi lokal.

Tips: Beli barang bekas (buku, furnitur) di Gumtree atau Facebook Marketplace buat lebih hemat.

Baca juga: 7 Bahasa Asing Paling Dibutuhkan di Dunia Kerja Tahun 2025

5. Masak Sendiri untuk Hemat Makan

Makan di luar bisa bikin kantong bolong (AUD 15-20/meal di Australia).

Cara Terapkan: Masak makanan simpel seperti nasi, sayur, pasta di rumah. Beli bahan di supermarket murah seperti Aldi atau Lidl.

Contoh: Budget makan AUD 400/bulan kalau masak vs AUD 800 makan luar.

Sumber: Resep Tasty atau YouTube Budget Bytes.

Tips: Patungan beli grosir bareng temen.

6. Kelola Biaya Transportasi

Transportasi bisa mahal terutama di kota besar.

Cara Terapkan: Pakai transportasi umum dengan kartu pelajar (misal, Oyster Card di London, ~GBP 35/minggu). Jalan kaki atau sepeda kalau kampus dekat (<5 km).

Sumber: Transport for London, TransLink (Australia), MRT Singapore.

Tips: Hindari taksi atau rideshare (Uber) kecuali perlu banget.

7. Hindari Utang dan Kelola Keuangan Digital

Kartu kredit atau pinjaman bisa jadi jebakan bahaya.

Cara Terapkan: Gunakan kartu debit/e-wallet seperti Wise buat transaksi internasional dengan biaya rendah. Cek tagihan bulanan untuk hindari pengeluaran tak jelas.

Sumber: Revolut atau Wise buat transfer murah.

Tips: Bayar tagihan tepat waktu, dan cek kurs (misal Rp10.000/AUD) sebelum transfer.

8. Cari Sumber Pendanaan Tambahan

Kalau tabungan menipis, cari opsi ekstra.

Cara Terapkan: Ajukan beasiswa parsial (misal, University of Melbourne Scholarship ~AUD 5,000/tahun). Alternatif, kerja freelance online (misal, desain grafis di Upwork).

Sumber: Scholarships.com atau konsultan seperti IDP.

Tips: Siapkan dokumen aplikasi dengan jasa translate Ultimate Education buat hasil profesional.

Tantangan dan Solusi

  • Biaya Hidup Tinggi: Pilih kota kecil (Adelaide vs Sydney, Leicester vs London) dan rajin masak.
  • Bahasa Inggris Kurang: Latih frasa praktis seperti “Can you confirm the payment?” via kursus Business English Ultimate Education.
  • Pengeluaran Tak Terduga: Sisihkan dana darurat (AUD 500-1,000) buat kondisi seperti sakit atau laptop rusak.
  • Homesick Bikin Boros: Hindari jajan berlebihan, gabung komunitas seperti PPI Australia untuk dukungan emosional.

Baca juga: Japanglish! Cara Pengucapan Bahasa Inggris ala Orang Jepang

Estimasi Biaya Hidup di Negara Populer

Ketika merencanakan studi atau bekerja di luar negeri, salah satu hal terpenting yang harus diperhitungkan adalah biaya hidup bulanan. Setiap negara memiliki standar biaya yang berbeda tergantung pada kota, gaya hidup, dan kebutuhan pribadi. Dengan memahami estimasi biaya hidup sejak awal, kamu bisa menyusun perencanaan keuangan yang lebih matang dan menghindari kendala finansial di kemudian hari.

Berikut ini adalah perkiraan rata-rata biaya hidup per bulan di beberapa negara populer tujuan studi dan migrasi, yang bisa menjadi acuan untuk menyiapkan anggaran sebelum keberangkatan.

  • Australia (Sydney/Melbourne): AUD 1,500–2,500/bulan (~Rp15–25 juta).
  • Australia dikenal memiliki kualitas pendidikan dan standar hidup yang tinggi. Di kota besar seperti Sydney atau Melbourne, pengeluaran utama biasanya berasal dari sewa tempat tinggal, yang bisa mencapai 40–50% dari total biaya bulanan. Mahasiswa umumnya menghemat dengan tinggal di shared apartment atau homestay. Selain itu, biaya transportasi publik, bahan makanan, dan hiburan juga cukup tinggi, sehingga penting untuk mengatur anggaran dengan cermat. Kelebihannya, Australia memperbolehkan mahasiswa bekerja paruh waktu hingga 24 jam per minggu, yang bisa membantu menutupi sebagian biaya hidup.

  • Inggris (London): GBP 1,200–2,000/bulan (~Rp24–40 juta).
  • London merupakan salah satu kota termahal di dunia, tetapi juga menjadi pusat pendidikan dan bisnis yang menarik banyak mahasiswa internasional. Pengeluaran terbesar biasanya adalah akomodasi, diikuti oleh transportasi dan makanan. Jika kamu tinggal di luar pusat kota atau berbagi tempat tinggal dengan teman, biayanya bisa jauh lebih rendah. Selain itu, banyak universitas di Inggris menawarkan kartu mahasiswa yang memberi potongan harga untuk transportasi dan aktivitas sosial, sehingga kamu bisa lebih hemat tanpa mengurangi kenyamanan hidup.

  • Amerika (New York): USD 1,500–2,500/bulan (~Rp22–37 juta).
  • New York City menawarkan gaya hidup yang dinamis dengan banyak peluang kerja dan hiburan. Namun, biaya hidup di kota ini juga sangat tinggi, terutama untuk sewa tempat tinggal dan makanan. Mahasiswa biasanya memilih tinggal di luar Manhattan untuk mendapatkan harga sewa yang lebih terjangkau. Selain itu, biaya transportasi menggunakan subway relatif terjangkau, dan banyak tempat makan yang menyediakan pilihan ramah di kantong. Jika kamu merencanakan studi di Amerika, pastikan untuk menyiapkan dana darurat karena fluktuasi harga di sana bisa cukup signifikan.

  • Singapura: SGD 1,200–2,000/bulan (~Rp13–22 juta).
  • Singapura menjadi destinasi populer bagi mahasiswa Indonesia karena lokasinya yang dekat, kualitas pendidikan yang tinggi, serta lingkungan yang aman dan modern. Biaya hidup di Singapura relatif tinggi untuk ukuran Asia Tenggara, terutama dalam hal tempat tinggal. Namun, transportasi umum di negara ini sangat efisien dan murah, serta banyak pilihan makanan di hawker center dengan harga terjangkau. Untuk menghemat, banyak mahasiswa memilih tinggal di dormitory kampus atau flat bersama teman. Selain itu, Singapura juga menyediakan banyak scholarship dan program bantuan keuangan untuk mahasiswa internasional.

Perlu diingat bahwa angka-angka di atas merupakan estimasi dan dapat berubah tergantung pada gaya hidup pribadi, lokasi tempat tinggal, serta inflasi. Oleh karena itu, sebelum berangkat ke luar negeri, sebaiknya kamu juga melakukan riset lebih lanjut melalui situs resmi universitas, forum mahasiswa, atau blog pengalaman pelajar Indonesia di negara tujuan.

Dengan perencanaan yang matang dan strategi pengelolaan keuangan yang baik, biaya hidup di luar negeri bisa dikelola secara efisien tanpa mengurangi kualitas pengalaman belajar maupun gaya hidup sehari-hari.

Butuh Bantuan untuk Kuliah di Luar Negeri?

Komunikasi dengan landlord atau pihak universitas butuh Bahasa Inggris lancar (IELTS 6.5/TOEFL iBT 80). Ultimate Education punya kursus IELTS, TOEFL, les privat, English course, dan jasa translate buat bantu komunikasi atau aplikasi kuliah.

Butuh interpreter buat wawancara visa? Mereka siap! Cek www.ultimateducation.co.id untuk info lengkap.

Yuk, Atur Keuangan dan Nikmati Kuliah di Luar Negeri!

Dengan anggaran jelas, kerja part-time, dan kebiasaan hemat, kamu bisa kuliah di luar negeri tanpa stres finansial. Mulai dari masak sendiri sampai manfaatkan diskon pelajar, setiap langkah bikin dompetmu aman.

Yuk, gaspol wujudkan studi impianmu bareng kursus bahasa dari Ultimate Education!