Coba Terapkan 6 Filosofi Jepang Ini Biar Gak Malas Belajar Lagi!

Filosofi Jepang

Belajar sering kali terasa membosankan, melelahkan, bahkan membuat frustrasi. Banyak orang mengalami kesulitan untuk mempertahankan konsistensi dan semangat dalam belajar, terutama di tengah gangguan teknologi, tuntutan hidup, dan minimnya motivasi.

Namun tahukah kamu? Jepang, sebagai negara yang terkenal dengan budaya disiplin dan semangat belajarnya, memiliki sejumlah filosofi hidup yang bisa membantu kita keluar dari rasa malas dan kembali menemukan semangat belajar yang tulus dan produktif.

Berikut ini adalah enam ajaran dari Jepang yang bisa kamu terapkan agar tidak malas belajar lagi. Filosofi-filosofi ini bukan hanya cocok untuk pelajar atau mahasiswa, tapi juga sangat relevan untuk siapa saja yang ingin meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup.

Baca juga: Rumus Ambis ala Anak Harvard! Kunci Sukses Kuliah di Luar Negeri

1. Ikigai – Menemukan Alasan untuk Bangun Setiap Pagi

Ikigai” adalah konsep Jepang yang berarti “alasan untuk hidup” atau “alasan untuk bangun di pagi hari.

Ini adalah perpaduan dari apa yang kamu cintai, apa yang kamu kuasai, apa yang dibutuhkan dunia, dan apa yang bisa memberimu penghasilan. Dalam konteks belajar, ikigai dapat menjadi fondasi yang kuat untuk mempertahankan semangat.

Coba tanyakan pada dirimu: Mengapa aku ingin belajar? Apakah untuk mencapai cita-cita tertentu? Untuk membantu keluarga? Untuk menjadi lebih bermanfaat bagi lingkungan sekitar?

Dengan menemukan alasan yang benar-benar berarti secara pribadi, kamu tidak hanya akan belajar dengan lebih rajin, tapi juga lebih bahagia dan bersemangat. Ikigai mendorong kita untuk melihat belajar bukan sebagai kewajiban, tapi sebagai bagian penting dari misi hidup.

2. Kaizen – Perbaikan Kecil yang Konsisten

Kaizen secara harfiah berarti “perbaikan terus-menerus.” Dalam dunia kerja dan bisnis di Jepang, Kaizen digunakan sebagai prinsip dasar untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas secara bertahap.

Namun prinsip ini juga sangat bermanfaat jika diterapkan dalam proses belajar. Alih-alih memaksakan diri belajar 8 jam dalam sehari dan kehabisan tenaga, Kaizen mengajarkan kita untuk membuat kemajuan kecil tapi konsisten.

Misalnya, belajar 30 menit setiap hari tapi dengan fokus penuh. Dalam jangka panjang, kebiasaan kecil ini akan membawa perubahan besar.

Selain itu, Kaizen juga mengajarkan evaluasi diri secara berkala. Apakah metode belajarmu sudah efektif? Apakah ada yang bisa diperbaiki dari jadwal atau teknik yang digunakan? Dengan semangat Kaizen, kita terus bergerak maju, sekecil apa pun langkahnya.

3. Pomodoro – Manajemen Waktu yang Sederhana tapi Ampuh

Teknik Pomodoro berasal dari Italia, tapi sangat cocok dengan gaya hidup Jepang yang mengutamakan efisiensi.

Teknik ini melibatkan sesi kerja selama 25 menit yang diselingi dengan istirahat selama 5 menit. Setelah empat sesi (atau “Pomodoro”), kamu boleh istirahat lebih lama, misalnya 15–30 menit.

Dalam belajar, teknik ini sangat efektif untuk mengatasi rasa bosan dan kelelahan. Dengan batasan waktu yang jelas, otak lebih mudah untuk fokus, karena tahu bahwa waktu belajar akan segera diikuti oleh waktu istirahat.

Baca juga: 6 Alasan Mengapa Kamu Gak Bakal Nyesel untuk Kerja di Prancis!

Kamu bisa menggunakan timer atau aplikasi Pomodoro untuk mulai membangun kebiasaan ini. Yang penting adalah menjaga disiplin untuk tidak tergoda membuka media sosial atau menunda waktu istirahat hingga sesi belajar benar-benar selesai.

4. Hara Hachi Bu – Menjaga Keseimbangan dan Energi Tubuh

Hara hachi bu” adalah prinsip dari Okinawa yang artinya “makan sampai 80% kenyang.” Orang Jepang percaya bahwa makan tidak perlu sampai benar-benar kenyang, karena itu justru membuat tubuh lesu dan tidak produktif.

Prinsip ini bisa diterapkan secara lebih luas dalam kehidupan belajar. Jangan memaksakan diri sampai kehabisan energi.

Belajarlah dengan bijak, jaga pola makan, dan pastikan tubuh tetap fit. Belajar dengan tubuh dan pikiran yang sehat jauh lebih efektif daripada memaksakan diri belajar saat lelah atau stres.

Disiplin dalam menjaga gaya hidup sehat akan membantu otak berfungsi lebih optimal. Jika ingin belajar lebih giat, maka mulailah dari menjaga asupan makanan, tidur yang cukup, dan olahraga ringan secara rutin.

5. Shoshin – Sikap Pemula yang Selalu Ingin Tahu

Shoshin berarti “pikiran pemula”, yaitu sebuah konsep Zen yang mengajarkan kita untuk selalu belajar dengan semangat seperti orang yang baru pertama kali belajar. Sering kali, seiring bertambahnya pengetahuan, kita justru menjadi sombong atau merasa sudah tahu segalanya.

Padahal, semangat pemula sangat penting untuk terus tumbuh. Sikap ini membuka diri terhadap hal-hal baru, menjaga rasa ingin tahu, dan mendorong kita untuk terus bertanya dan mencari tahu, tanpa takut salah.

Dalam dunia yang terus berkembang, mereka yang mau belajar dengan rendah hati akan jauh lebih cepat berkembang dibanding mereka yang merasa sudah cukup pintar. Shoshin mengajarkan bahwa belajar adalah perjalanan seumur hidup, bukan hanya fase tertentu.

6. Wabi Sabi – Menemukan Keindahan dalam Ketidaksempurnaan

Wabi sabi adalah filosofi Jepang yang mengajarkan kita untuk menerima ketidaksempurnaan dan ketidakkekalan.

Dalam konteks belajar, ini berarti tidak apa-apa jika kita tidak langsung paham, tidak mendapatkan nilai sempurna, atau membuat kesalahan dalam proses.

Baca juga: Culture Shock yang Dialami Orang Indonesia saat di Korea Selatan

Kesalahan adalah bagian dari proses belajar. Kegagalan bukanlah akhir, melainkan peluang untuk belajar lebih banyak. Dengan menerima ketidaksempurnaan, kita mengurangi beban mental, lebih sabar terhadap diri sendiri, dan tidak cepat menyerah.

Wabi sabi mengingatkan bahwa proses belajar tidak selalu lurus dan mulus. Kadang penuh lika liku, lambat, atau membingungkan. Tapi justru di sanalah letak keindahan dan makna sejati dari belajar.

Terapkan Filosofi Jepang Ini dalam Rutinitas Belajarmu

Menerapkan enam filosofi Jepang ini tidak harus sekaligus. Kamu bisa mulai dari satu, lalu perlahan tambahkan lainnya ke dalam rutinitasmu. Yang penting adalah konsistensi dan kesadaran bahwa perubahan kecil hari ini bisa berdampak besar di masa depan.

Kamu juga bisa membuat jurnal atau catatan harian untuk mencatat progres, motivasi, dan perasaan selama proses belajar. Dengan begitu, kamu bisa merefleksikan apa yang sudah dicapai dan mengevaluasi apa yang bisa ditingkatkan.

Ingin Lebih Terarah dalam Belajar Bahasa Jepang dan JLPT?

Kalau kamu ingin belajar bahasa Jepang dengan lebih terstruktur dan memahami budaya Jepang secara lebih mendalam, Ultimate Education adalah pilihan yang tepat.

Ultimate Education menyediakan kursus dan bimbingan JLPT (Japanese Language Proficiency Test) dari level N5 hingga N1, dengan metode pembelajaran yang interaktif, pengajar berpengalaman, serta materi yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa.

Tidak hanya itu, kamu juga akan dibekali pemahaman budaya dan filosofi Jepang yang bisa memotivasi belajar seperti Ikigai dan Kaizen.

Dengan bimbingan yang tepat, kamu tidak hanya akan lebih cepat memahami bahasa Jepang, tapi juga lebih semangat, lebih terarah, dan tidak mudah menyerah. Ultimate Education siap menjadi partner terbaikmu dalam perjalanan belajar bahasa Jepang!

Yuk, mulai perjalanan belajarmu sekarang dan temukan ikigai-mu bersama Ultimate Education!